Badan
Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) Universitas Djuanda (UNIDA)
Bogor menggelar Seminar Keperempuanan. Kegiatan yang mengusung tema “Peran
Perempuan di Era Disrupsi” ini dilaksanakan di Aula Gedung C Kampus UNIDA Bogor
pada Rabu (16/2/2022) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Hadir
dalam seminar tersebut, narasumber yakni Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) UNIDA Bogor Dr. Hj. Lilis Fauziah Balqis, SH.I., MA.Ek dan
Penggagas Kampus Ramah Perempuan Diah Puspitasari, S.Sos, serta moderator
Fitria Anggraeni dengan diikuti oleh para mahasiswa dari berbagai program
studi.
Ketua
BEM-KM UNIDA Bogor Abdul Mughni mengatakan, sesuai dengan tema yang diangkat,
peran perempuan menjadi pembahasan yang sangat menarik. Perempuan sejatinya
memiliki peran yang tidak dapat dipandang sebelah mata, khususnya dalam era
disrupsi saat ini.
“Terima
kasih kepada seluruh panitia yang dapat menjalankan acara ini, sehingga
terlaksana dengan cukup baik, audiens
hadir cukup banyak dan antusias. Terkait dengan hal ini, yang paling penting
adalah ketika kita bisa menerjemahkan peran perempuan di era disrupsi saat ini.
Peran perempuan itu tidak bisa disempitkan, perempuan tidak bisa disibukkan
hanya berkutat pada tugas ibu rumah tangga. Peran perempuan bisa lebih dari itu,
khususnya di ranah publik. Perempuan menjadi salah satu elemen penting untuk Indonesia
berjaya di tengah perkembangan zaman,” ungkapnya pada saat memberikan sambutan.
Sementara
itu hadir mewakili Direktorat Kemahasiswaan UNIDA Bogor, Asep Ubaidillah, S.Sos
menyampaikan bahwasanya seminar yang terselenggara atas inisiasi para mahasiswa
ini patut diberikan apresiasi. Mahasiswa perlu menjadi corong dan agen
perubahan untuk menegakkan keadilan serta menyuarakan kebaikan di tengah masyarakat.
“Tadi
disampaikan juga oleh Ketua BEM-KM bahwa peran perempuan harus bisa lebih dari
itu, perempuan memiliki peran yang sangat luas. Diharapkan melalui seminar
keperempuanan ini dapat menjadi pemantik bagi para perempuan-perempuan untuk
dapat lebih mengeluarkan potensi diri dan berperan dalam setiap bidang yang
ditekuni,” ujarnya.
Dalam
sesi paparan materi, Dr. Hj. Lilis Fauziah Balqis, SH.I., MA.Ek menyampaikan
terkait dengan mewujudkan perempuan berdikari melalui pendidikan.
Dr. Hj.
Lilis Fauziah Balqis, SH.I., MA.Ek menyebutkan, antara perempuan dan laki-laki
sesungguhnya memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam hal pendidikan. Namun,
pada kenyataannya saat ini di Indonesia masih terdapat stigma bahwa perempuan
tidak perlu memiliki dan mendapatkan hak pendidikan hingga jenjang yang tinggi.
“Hebatnya
perempuan banyak dikisahkan dalam Al-Quran, diantaranya mengenai keshalehan
Maryam dan kesabarannya. Kesetiaan Hawa dalam menemani Nabi Adam baik suka
maupun duka. Hingga Ummu Umarroh sebagai pejuang pertama yang ikut dalam
perang,” tuturnya.
Lebih
lanjut, Dr. Hj. Lilis Fauziah Balqis, SH.I., MA.Ek berpesan agar perempuan
harus dapat menghadapi berbagai macam tantangan untuk berdikari di tengah
stereotip masyarakat.
“Perempuan
berdikari, yaitu perempuan yang bertanggung jawab, berprinsip, dapat berdiri
sendiri. Memperjuangkan hak-hak perempuan untuk mendapatkan kesetaraan.
Berpendidikan setinggi-tingginya, serta memberikan pemahaman bahwa dengan
perempuan memiliki pendidikan tinggi dapat dikorelasikan dengan agama, sosial,
pengasuhan, pendidikan dan kesehatan,” pungkasnya mengakhiri paparan.