Bogor – Tim dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Djuanda (UNIDA) melakukan pengabdian masyarakat berbasis penyuluhan dan pelatihan guna mengembangkan eduwisata cagar budaya, pada Kamis, (21/9/2023) di Aula Pertemuan Kantor Kecamatan tenjolaya.

Mengusung tema “Peningkatan Kapasitas Kelompok Sadar Wisata dalam Pengembangan Eduwisata Cagar Budaya di Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor, acara ini dihadiri oleh organisasi Karang Taruna Tenjolaya dan Perwakilan Kelompok Sadar Wisata selaku sasaran utama terbentuknya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kecamatan Tenjolaya.

 

Sebagaimana diketahui, pengabdian masyarakat ini merupakan bagian dari skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat tahun 2023 yang didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang melibatkan empat dosen yakni Afmi Apriliani, S.Sos., M.AP, selaku ketua, Maria Fitriah, S.Sos., M.Si, Faisal Tri Ramdhani S.Sos., M.AP dan Cecep Wahyudin , S.AP., M.AP, selaku anggota serta keempat anggota mahasiswa terdiri dari Euis Munawaroh, Siti Aryati, Muhammad Jalaludin Syuyuti dan Agra Alfin Zulfa. 

 

Afmi Apriliani, S.Sos., M.AP, selaku ketua tim pengabdian dalam sambutannya menyebutkan, banyaknya potensi wisata yang terdapat di Kecamatan Tenjolaya masih kurang dalam segi pengelolaan wisata. Karenanya, lewat kegiatan ini mengajak masyarakat khususnya pokdarwis untuk mengelola cagar budaya agar lebih di kenal oleh masyarakat luar. 

 

“Maka melalui kegiatan ini, kita ingin sama-sama mengajak masyarakat yang terhimpun dalam pokdarwis untuk melakukan pengelolaan Eduwisata Cagar Budaya, juga menggali potensi wisata yang terdapat di masing-masing desa yang ada di Kecamatan Tenjolaya untuk kemudian dikenalkan kepada masyarakat luar, yang hari ini kami lakukan penyuluhan digital marketing untuk promosi Pariwisata,” tuturnya.

 

Kegiatan FGD dan Pelatihan Tata Kelola Eduwisata menghadirkan beberapa narasumber yang membahas tentang Tata Kelola Eduwisata, Innovative Governance dan Hospitality, Pelatihan Collaborative Governance, Pelatihan Digital Marketing, dan Pendampingan Pengelolaan Website.

 

Faisal Tri Ramdani, S.Sos., M.AP, sebagai salah satu pemateri menjelaskan bahwa tata Kelola pariwisata yang baik membutuhkan keterlibatan masyarakat, kelompok pengelola wisata selain Pemerintah dan Pihak Swasta, lebih lanjut ia menjelaskan bahwa  supaya pariwisata berkebang secara berkelanjutan maka perlu adanya Inovasi.

 

“Dalam hal ini, bagaimana kita menciptakan suata hal yang baru salah satunya membenahi tata kelola  wisata cagar budaya untuk lebih dikenal masyarakat luas. Misalnya, kita mengajak UMKM untuk sama-sama menjajakan produknya di sekitaran wisata sebagai oleh-oleh wisatawan, hal tersebut tentunya mendorong peningkatan ekonomi Masyarakat disekitar lokasi wisata,” tuturnya.

 

"Kami ucapkan terima kasih kepada Kemendikbudristek dikti Republik Indonesia yang telah mendanai kegiatan ini secara penuh dan kami juga ucapkan terima kasih kepada pimpinan Universitas Djuanda yang telah mendukung jalannya kegiatan ini," tambahnya.

 

Sementara itu Maria Fitriah, S.Sos., M.Si, menjelaskan pentingnya digital marketing untuk branding wisata salah satunya aktif memposting konten menarik di platform media sosial seperti instagram, youtube dan tiktok. Selain itu, sambungnya, pembuatan konten bisa dikemas dalam siaran langsung atau vlog, menyematkan hastag dan melalui website pokdarwis. 

 

“Untuk mendukung pengembanga desa wisata, kita juga membutuhkan pemasaran. Digital marketing ini bisa digunakan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, melalui promosi yang dilakukan tentunya akan banyak menarik jumlah pengunjung yang akan singgah,” jelasnya. 

 

Tak kalah menarik, kegiatan ini juga mengajak peserta cara mengelola website pokdarwis melalui pelatihan pengelolaan website yang disampaikan oleh Rafael Nuansa. 

 

Sony Arwan, ketua Karang Taruna Tenjolaya mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada tim pengabdian yang telah memfasilitasi pengembangan edu wisata dan mengajak masyarakat untuk menggali potensi wisata di masing-masing desa untuk turut serta mengenalkannya pada khalayak luar. 

 

“Semoga setelah ini, kita bisa lebih sadar dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Kecamatan Tenjolaya, jadi sebagai tuan rumah kita jangan hanya menjadi penonton saja dan membiarkan investor-investor asing yang mengelola potensi wisata daerah kita,” pungkasnya.