Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor selenggarakan Guest Lecture yang bertema "Digital Awareness through blended learning: Readiness for Facing Industry 4.0 challanges". Acara ini dilaksanakan di Ruang Kelas FKIP UNIDA Bogor (22/10). Acara tersebut diisi oleh Dr. Phil Gerard Wicht dari Zurich University Switzerland dan dihadiri oleh Dekan FKIP, Zahra Khusnul Khatimah, M.Pd.I. beserta jajaran.

Acara tersebut bertujuan untuk membangun kesadaran kita untuk memanfaatkan teknologi dalam berinovasi dalam hal pembelajaran sehingga proses belajar dan mengajar menjadi lebih fleksibilitas dan efisien. Seperti yang diutarakan oleh Rektor Universitas Djuanda Bogor, Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si. dalam sesi wawancara.

“Dengan adanya Guest Lecture di FKIP UNIDA yang membahas tentang bagaimana kesadaran kita untuk memanfaatkan era digital melalui blended learning dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 diharapkan seluruh mahasiswa dapat lebih mudah mendapatkan ilmu pengetahuan di kampus, karena dengan blended learning terjadi percampuran metode pembelajaran antara pembelajaran online dengan pembelajaran formal (face to face). Manfaat lain dari penggunaan e-learning dan juga blended learning saat ini dapat memberikan fleksibilitas waktu serta tempat untuk dapat mengakses materi kuliah,” tutur Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si.

Acara ini berbentuk kuliah umum dan diharapkan mampu membangun mindset mahasiswa dan juga dosen terkait dengan blended learning dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan agar mahasiswa mampu berdaptasi dengan perkembangan zaman. Seperti yang disampaikan oleh Zahra Khusnul Latifah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dalam sesi wawancara.

“Kegiatan ini bertujuan untuk membangun mindset baik mahasiswa maupun dosen tentang blended learning dalam perkembangan zaman ini yang biasa kita sebut Revolusi Industri 4.0 serta mahasiswa dan dosen mampu memilah mana yang bermanfaat dalam Revolusi Industri 4.0 ini terutama dalam tekhnologi baik pelajaran maupun pengajaran. Kegiatan ini juga diharapkan mampu membangun pemikiran bahwa dalam perkembangan zaman yang dimana semakin berkembang mahasiswa ataupun dosen dapat mengeksplorasi teknologi tanpa kehilangan jati diri sehingga teknologi dapat dimanfaatkan kepada hal positif seperti dimanfaatkan dalam media pembelajaran sehingga kegiatan belajar dan mengajar lebih efisien,” tuturnya.

Dalam materinya Dr. Phil Gerard Wicht menjelaskan bahwa belajar adalah presisi yang sangat individual karena setiap individu berbeda cara belajarnya.

“Belajar adalah presisi yang sangat individual karena setiap indiviu membangun cara belajar dan pengetahuannya sendiri tentunya dengan berbagai macam cara belajar. Jenis pembelajaran ada melalui visual, suara, praktek dan analisis dan semakin seseorang menggabungkan berbagai macam cara pembelajaran maka pembelajaran akan semakin efisien dan tentunya blended learning merupakan penggabungan dan jika dimanfaatkan dengan baik akan membawa banyak kemudahan dan manfaat dalam pembelajaran,” tutur Dr. Phil Gerard Wicht dalam penyampaian materinya.

Acara ini tentunya banyak manfaatnya, acara ini membangun pemikiran bahwa beradaptasi dengan perkembangan zaman itu perlu terutama yang saat ini sedang berlangsung yaitu revolusi industry 4.0 yang segalanya menggunakan teknologi. Seperti yang disampaikan Wanda Fauziah Zamie dalam sesi wawancara.

“Tentunya banyak manfaat yang bisa diambil dalam kegiatan ini, acara ini membangun pemikiran saya bahwa sudah seharusnya untuk beradaptasi terhadap perkembangan zaman terutama yang sedang kita hadapi sekarang yaitu 4.0 yang segalanya serba teknologi dan tentunya teknologi tersebut harus dimanfaatkan pada kegiatan positif seperti dimanfaatkan untuk berinovasi dalam kegiatan pembelajaran,” tuturnya. _FAI_