Lama tidak terdengar namanya, mantan Wakil
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto rupanya tengah
disibukkan dengan kegiatan di Bogor, Jawa Barat. Pria yang lahir pada 18
Oktober 1959 itu kini aktif sebagai akademisi di Universitas Djuanda (Unida)
Bogor.
DI sela kesibukannya, ia menyempatkan diri
meny?ambangi redaksi Harian Met?ropolitan, Gedung Graha Pena, Jalan KH Abdullah
bin Muh Nuh, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Rabu (8/3). Me?mang mengajar
bukan lagi dunia yang asing baginya. Sebab, sejak 2006, ia tercatat sebagai
dosen di salah satu perguruan tinggi di DKI Jakarta.
?Pasca dari KPK, sejak tahun lalu saya
memindahkan No?mor Induk Dosen Indonesia (NIDN) saya ke salah satu perguruan
tinggi di Bogor, yakni Unida. Saya juga men?jadi pimpinan yayasan yang
membawahi kampus, sekali?gus mengajar di pascasarjana,? katanya kepada
Metropolitan. id, Rabu (8/3) malam.
Buatnya, ada hal menarik dari Unida. Salah
satunya jargon ?Kampus Bertauhid?, yang disebutkan tidak ada lagi kampus dengan
slogan yang sama. Selain itu, Unida dinilai punya prestasi akade?mik yang
bagus.
?Universitas ada tiga tipe, ada teaching
university, re?search university, dan entre?preneurship university. Se?karang
kami sedang berada di yang kedua dan sedang meloncat ke yang ketiga. Ca?ranya
bagaimana? Kami ingin maksimalkan program khusus, dimana kami punya international
writing center institute. Ada kajian hingga jurnal di sana,? jelasnya.
Ia juga punya tekad menja?dikan Unida sebagai
virtual smart university. Sebab, suka tidak suka, dewasa ini tekno?logi
informasi sangat ber?kembang. Termasuk meny?ediakan infrastruktur yang
berkaitan dengan proses transformasi lebih adaptif terhadap teknologi informasi.
Selain itu, pihaknya juga ingin menguatkan
karakter ?Kampus Bertauhid? dalam beberapa aspek. Salah satunya terkait
memperkuat karakter kebersihan di lingkungan kampus.
?Kita sedang biasakan datang dan pulang menjaga
keber?sihan. Mudah-mudahan tidak ada lagi ada sampah di kam?pus. Karena
kebersihan sang?at erat kaitan dengan keseha?tan,? tandas pria yang sempat
menjadi ketua Tim Kuasa Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo- Sandi
pada sengketa hasil pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Dalam konteks ?Kampus Bertauhid? lainnya,
pihaknya ingin menguatkan kebijakan salat berjamaah dan on time. Untuk
membangun karakter bertauhid. Sebab, mahasiswa yang dicetak diharapkan tidak
cuma pintar, tapi juga beradab sehingga ilmu dan karakternya jadi maslahat.
?Orang boleh pintar, tapi kalau pintar nggak beradab, tidak akan maslahat. Jadi ka?lau pintar, beradab itu akan maslahat. Itu yang akan kita bangun di kampus Unida ke depan,? tuntas BW, sapaan karibnya. (ryn/run)