Universitas Djuanda (UNIDA) mewisuda 210 mahasiswa dalam Sidang Senat Akademik Wisuda Sarjana dan Sekolah Pascasarjana Semester Genap Tahun Akademik 2022/2023, Selasa (21/03/2023) di BYC Hall, Lantai 5 Gedung EF, Kampus UNIDA. Pada prosesi Wisuda ke-47 yang bertepatan dengan Milad ke-36 UNIDA ini, Dosen Fakultas Pertanian UNIDA yang juga merupakan Ketua Senat Akademik Prof. Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si menyampaikan Orasi Ilmiah berjudul “Model Bisnis Sapi Umbaran Sepanjang Tepi Pantai Selatan Jawa Barat”.

Prof. Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si menuturkan, upaya untuk meningkatkan skala usaha peternakan rakyat melalui pengelolaan intensif kurang berhasil karena pengelolaan intensif mensyaratkan padat modal, membutuhkan curahan waktu yang tinggi, dan usaha peternakan rakyat masih berstatus usaha sampingan bagi peternak.

Kemampuan peternak dalam memelihara sapi potong dapat ditingkatkan jika ternak dipelihara secara ekstensif atau sistem umbar. Sistem umbar dapat mengoptimalkan lahan perkebunan, lahan di daerah tepi pesisir atau pantai, lahan persawahan pascapanen, dan curahan waktu peternak untuk mengelola ternaknya hanya sekitar 1 – 2 jam per hari sehingga masih leluasa untuk mengerjakan kegiatan pertanian atau kegiatan lainnya.

Walaupun demikian, karena pengelolaan umbar hanya mengandalkan pakan hijauan maka produktivitas ternaknya menjadi rendah. Solusinya adalah dengan cara mempertahankan sistem pengelolaan ekstensif atau umbar yang dipadukan dengan pemberian diet ekstra bergizi tinggi pada waktu tertentu saat ternak berada pada kondisi fisiologis kritis, yakni pada saat menjelang perkawinan (alam atau kawin suntik), kelahiran, pertumbuhan prasapih, dan pascasapih,” tuturnya.

Prof. Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si mengemukakan, dengan cara pengelolaan umbaran yang dipadukan dengan pemberian diet ekstra tersebut diharapkan skala usaha peternakan rakyat dan produktivitas ternaknya dapat meningkat yang pada gilirannya dapat mengatasi permasalahan ketahanan pangan hewani nasional melalui pasokan daging sapi potong hasil usaha peternakan rakyat Indonesia.

Di kalangan peternak rakyat, sistem umbar ini mengalahkan popularitas sistem intensif (feedlotting). Sebagian besar peternak (89%) lebih memilih sistem umbar (ekstensiif dan semi intensif) dibanding sistem intensif (11%). Sistem umbar sekarang sudah banyak yang dilengkapi dengan sejenis kandang koloni yang fungsi sebenarnya hanya untuk tempat pemberian makanan tambahan dan tempat berteduh bagi sapi umbaran.

Prof. Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si juga menjelaskan, berdasarkan hasil penelitian kita di sepanjang wilayah yang berbatasan dengan tepi pantai selatan Jawa Barat sepanjang 200 km yang terbentang dari Cijulang Kabupaten Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Cianjur, sampai ke Ujung Genteng Kabupaten Sukabumi terungkap beberapa karakteristik peternak, potensi daya dukung pakan, populasi sapi potong, dan system pemeliharaan sapi potong. Dengan data ini kita dapat mengembangkan model bisnis sapi potong yang sesuai dengan karakteristik peternak.

“Untuk mencapai perubahan nilai terintegrasi yang diinginkan diperlukan upaya yang terintegrasi mencakup peningkatan mutu SDM melalui program pembinaan dan penyuluhan yang tepat, penguatan kelompok usaha bersama didukung oleh lembaga pendukung peternakan setempat. Kawin suntik (IB) banyak diadopsi peternak, perlu peningkatan pelayanan melalui peningkatan keterampilan inseminator dan penyediaan straw yang sesuai dengan keinginan peternak dan kebijakan pemerintah,” jelasnya.