Universitas Djuanda (UNIDA)
selenggarakan Milad ke-35 dengan tema "Mengkristalisasikan 21 Nilai
Karakter Kampus Bertauhid Sebagai Modal Manifestasi dan Aktualisasi Menggenggam
Dunia Meraih Akhirat" yang digelar secara hybrid yaitu luring
di Masjid Baitul Hamdi (MBH) UNIDA dengan menerapkan protokol kesehatan dan
secara daring menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meetings pada Senin, 21
Maret 2022. Kegiatan tersebut diisi dengan kegiatan bacaan Ratibul Haddad dan
Riyadhoh Dzikir, doa bersama, hadroh dan barjanji, amanat, nasehat dan ceramah
milad yang disampaikan oleh Chancellor UNIDA Bogor, Dr. H. Martin Roestamy,
SH., MH dilanjutkan dengan taaruf pimpinan universitas, pemotongan tumpeng
serta ramah tamah. Dalam kegiatan ini pula turut hadir Rektor UNIDA Bogor,
Prof. Dr. Suhaidi, SH., MH beserta jajaran serta insan UNIDA dan Yayasan Pusat
Studi Pengembangan Islam Amaliyah Indonesia (YPSPIAI).
Rektor UNIDA, Prof. Dr. Suhaidi,
SH., MH dalam sambutannya menyatakan bahwa memiliki visi menjadi universitas
riset yang menyatu dalam tauhid dan diakui dunia, hal ini bukanlah sebuah
pilihan yang mengikuti tren atau sensasi di tengah persaingan perguruan tinggi
yang semakin ketat. Visi ini dipilih melalui landasan fikir dengan menghidupkan
kembali islam yang rahmatan lil?alamin dalam konteks bernegara. Sejak
1987, UNIDA berdiri diprakarsai oleh Letjen TNI (Purn.) H. Alamsyah Ratu Perwiranegara yang pada waktu itu merupakan
Menteri Agama, pendirian ini dari pemikiran yang tidak terpisahkan antara agama
dan negara.
Prof. Dr. Suhaidi, SH., MH mengatakan,
Milad UNIDA ke-35 hari ini menjadi salah satu momen paling spesial, karena
bertepatan dengan pergantian atau suksesi kepemimpinan yang ditandai
berakhirnya masa jabatan Rektor pada periode 2018-2022 dan dilanjtukan dengan
kepemimpinan Rektor periode 2022-2026.
?Sebagai pergantian tongkat
estafet, kami tentu mengharapkan doa dan dukungan dari Bapak dan Ibu semua
khususnya insan akademik UNIDA, karena tantangan yang kita hadapi ini bisa kita
lewati hanya dengan bekerja sama, kerja berjamaah seperti yang selalu Pak Dr.
Dede Kardaya sampaikan. Kita akan
bergerak cepat dan tepat, agar UNIDA bisa menjadi universitas unggul. Guna
mewujudkan apa yang kita cita-citakan, kerja keras dan kerja berjamaah menjadi
kunci untuk mencapai itu. Sekali lagi, selamat milad ke-35 tahun UNIDA, kampus
kita tercinta, selamat untuk kita semua. Mari bersama-sama menjadikan UNIDA
sebagai benteng peradaban dalam membangun masyarakat. Dengan modal tauhid,
insan UNIDA inshaAllah akan menggenggam dunia meraih akhirat,? ungkap
Prof. Dr. Suhaidi, SH., MH.
Pada kesempatan yang sama, Ketua
YPSPIAI, Dr. H. Bambang Widjojanto, SH., M.Sc menyampaikan yaumil milad
yang diharapkan pada usia ke-35 tahun ini UNIDA senantiasa selalu dilimpahi
berkah tanpa jeda, mendapatkan ridho tak henti. Dr. H. Bambang Widjojanto, SH.,
M.Sc mengungkapkan, milad seyogyanya tidak hanya diwarnai sebagai pengurangan
dan penambahan tahun, bagi orang-orang yang berfikir, milad harus dimaknai
esensial dan substansial, karena milad harus ditandai dengan perubahan sifat serta
sikap.
?Milad harus dimanfaatkan sebagai
sarana untuk terus melakukan refleksi agar diri kita menjadi jauh lebih bermanfaat
dan lebih mampu menundukkan ego, kekuasaan dan intelektualitas. Milad harus
ditempatkan untuk menjadi titik tolak guna meningkatkan syukur sembari terus
bertafakkur untuk kelimpahan barokah dan ridho Allah sang pencipta. Dalam
islam, usia 35 tahun merupakan tengat yang sangat penting menuju usia 40 tahun
yang dianggap usia sangat istimewa. Dipandang sebagai langkah untuk menuju
tonggak awal jika menggunakan rujukan Rasulullah SAW yang diangkat sebagai Nabi
pada usia 40 tahun,? tutur Dr. H. Bambang Widjojanto, SH., M.Sc.
Sementara itu Ketua Senat UNIDA,
Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si. dalam sambutannya menyatakan bahwa pada hari ini
usia UNIDA sudah mencapai 35 tahun yang mana dalam usia manusia ini sudah masuk
ke dalam fase dewasa. Diharapkan, target atau tujuan UNIDA untuk menjadi universitas
unggul dapat tercapai dengan persiapan yang matang. Dalam kesempatan ini juga
Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si menyampaikan, momen milad sangat baik untuk
muhasabah dan mengevaluasi diri, sudah sejauh mana visi dicapai. Sebagaimana
diketahui visi UNIDA menjadi universitas riset yang menyatu dalam tauhid dan
diakui dunia, lalu selanjutnya dalam pencapaian misi pancadarma.
?Berdasarkan laporan
pertanggungjawaban Rektor periode 2018-2022 yang disampaikan beberapa waktu
lalu, ada sekitar 17 indikator yang belum kita capai, mudah-mudahan pada
kepengurusan Pak Prof Suhadi, yang belum mencapai indikator, InshaAllah
bisa tercapai. Maka dari itu kita harus senantiasa siaga dan adaptif dalam
berbagai perubahan. Dengan konsep moda berjamaah, atau sekarang bersama kita
bisa, itu akan lebih mudah dicapai,? ungkap Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si.
Dekan Fakultas Pertanian (FAPERTA)
UNIDA sekaligus Ketua Panitia Milad ke-35 UNIDA, Dr. Yudi Wahyudin, S.Pi., M.Si
dalam sambutannya menyampaikan bahwasanya hari ini berkumpul untuk melakukan
konsolidasi awal dari apa yang akan UNIDA lakukan ke depan. Tidak ada kata lain
selain menyatukan hati, menyatukan langkah dimulai dengan hari ini.
?Kuncinya, yaitu sabar dan berserah
diri, ini yang akan menjadi dasar. Kampus UNIDA adalah kampus bertauhid, yang
kemudian bagaimana UNIDA bisa mengkristalisasikan, ini menjadi bagian
terpenting untuk mencetak Djuanda-djuanda muda yang bisa mengharumkan UNIDA di
mata nasional maupun internasional. UNIDA punya bekal 21 nilai karakter tauhid
untuk bisa menggenggam dunia meraih akhirat,? ungkapnya.
Sebagai puncak acara, di akhir
kegiatan tersebut Chancellor UNIDA Bogor, Dr. H. Martin Roestamy, SH., MH memberikan
tausiyah dan arahannya menyampaikan bahwa dalam proses pengkristalan 21 nilai
karakter tauhid perlu melalui beberapa tahapan. Tahapan pertama, yakni harus
mengetahui terlebih dahulu. Kedua, memahami. Ketiga, menghayati. Lalu keempat mengamalkan
yang kemudian diakhiri dengan mengkristalkan.
?Dalam setiap langkah kita, harus
kita hayati, setelah kita hayati, kita amalkan. Meski kita tahu tidak mudah
mengamalkannya. Maka dari itu sesuai indikator Spiritual Wisdom yang
terakhir, istiqomah. Mengkristalkan 21
nilai karakter tauhid yaitu innasshalati wanusuki wamahyaya wa mamati
lillahi rabbil?alamin. Artinya segala sesuatu itu karena Allah. Hidup dan
mati kembali kepada Allah SWT,? terang Dr. H. Martin Roestamy, SH., MH.
Ada 4 dimensi yang masing-masing
terdapat 5 indikator yang terdiri dari beberapa sub-indikator, ujungnya ialah Akhlakul
Karimah. Dalam kesempatan ini, Dr. H. Martin Roestamy, SH., MH memaparkan salah
satu dimensi dalam 21 nilai karakter tauhid, yakni dimensi Local Wisdom
yang indikatornya antara lain Cageur, Bageur, Bener, Pinter dan Singer.
?Cageur antara lain sehat jasmani,
sehat rohani, sehat fisik, sehat jiwa dan sehat raga. Bagaimana menyehatkan
jiwa raga, banyak mengaji, memiliki pola hidup sehat, mengatur pola makan yang
sesuai dengan kebutuhan gizi, mampu mengendalikan stress. Kemudian, Bageur,
yaitu mudah membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan. Bagaimana
implementasinya? Patuh pada aturan meski
sedang tidak diawasi, sikap hormat terhadap orang tua, guru bahkan terhadap
teman. Selanjutnya Bener, memahami suatu konsep aturan serta menjalankannya.
Contohnya, tidak melakukan plagiarism, baik itu dosen, mahasiswa. Menjalankan
kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan sesuai normanya. Pinter, menguasai keilmuan
sesuai dengan bidangnya, mampu menganalisis situasi atau keadaan dengan tepat.
Harus cekatan dalam berfikir. Paham dalam keadaan. Terakhir Singer,
berhati-hati dalam melakukan apapun agar tidak menyinggung orang lain,
mampu melaksanakan tugas dengan baik dan
benar,? papar Dr. H. Martin Roestamy, SH., MH.
Kegiatan dilanjutkan dengan
pemotongan tumpeng sebagai simbolis Milad ke-35 UNIDA lalu ramah tamah.