Mahasiswa Fakultas Pertanian (FAPERTA) yang tergabung dalam kelompok 3 Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) di Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, adakan pelatihan dan pendampingan pembuatan hidroponik dengan memanfaatkan limbah plastik.

 

Saat ini, banyak cara untuk dapat bercocok tanam. Salah satu teknik yang dapat diterapkan ialah dengan cara hidroponik, yakni menggunakan media tumbuh yang bukan berupa tanah. Hal inilah yang kemudian mendasari mahasiswa Kelompok 3 KKN-T FAPERTA UNIDA untuk berbagi pengetahuan mengenai bagaimana cara sistem hidroponik.

 

Muhamad Saman Rizal selaku perwakilan Kelompok 3 KKN-T FAPERTA UNIDA menuturkan, sistem hidroponik ini memiliki beragam keunggulan, diantaranya tidak perlu menggunakan lahan pertanian yang luas untuk bercocok tanam. Selain itu, jika menggunakan hidroponik dengan sistem pompa, air yang dialirkan sebagai media tanam tidak terbuang sia-sia karena akan mengalir kembali ke dalam wadah penampungan. Adapun tanaman hidroponik seperti tanaman sayuran, kangkung, selada, sawi, melon, tomat, kentang, cabai, atau timun.

 

Dalam kesempatan ini Muhamad Saman Rizal juga menjelaskan, ada banyak sekali teknik hidroponik yang diketahui, namun menurutnya ada dua cara termudah yang bisa diadaptasi. Antara lain dengan sistem sumbu (wick) dan sistem apung (floating system).

 

Sistem sumbu (wick) ialah sistem yang menggunakan kemampuan kapilaritas sumbu untuk membawa larutan nutrisi ke akar tanaman. Bahan-bahan yang perlu disiapkan seperti sebuah botol plastik yang dipotong menjadi 2 bagian, atau 2 gelas plastik bekas. Kemudian, sumbu, media tanam, serta larutan nutrisi,” terangnya.

 

“Tentu hidroponik dengan cara ini tergolong relatif sederhana dan mudah, cocok dipraktekkan bagi pemula. Tanaman yang dihasilkan dengan metode ini pada jaringan akar dan batang tanamannya tidak akan rusak dan tentu saja metode ini dapat menghemat lahan untuk bercocok tanam. Semoga apa yang kami sampaikan ini dapat bermanfaat bagi warga,” pungkas Muhamad Saman Rizal.