Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor menggelar Pentas Seni dan
Budaya dalam rangka Penutupan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM),
Selasa (11/1/2022). Kegiatan yang mengangkat tema bertajuk "Memperkuat Kebhinekaan Melalui Kebudayaan:
Dari UNIDA Untuk Nusantara" ini dilaksanakan di Aula Gedung C Kampus
UNIDA Bogor dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Person in Charge (PIC) program PMM UNIDA Bogor Dr. La Ode Amril,
M.Pd dalam laporannya menuturkan, program pertukaran mahasiswa antar perguruan
tinggi sebelumnya telah dilaksanakan sejak tahun 2014, namun dengan nama
program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (PERMATA).
Hadirnya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang
dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
(Kemendikbudristek) memunculkan program pertukaran mahasiswa dengan nama
program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM).
Pada program PMM angkatan pertama ini, UNIDA Bogor mengirimkan
112 mahasiswa ke berbagai perguruan tinggi lain dan juga menerima 114 mahasiswa
dari 23 perguruan tinggi di Indonesia. Selama proses pembelajaran, mahasiswa
diikutkan juga pada berbagai kegiatan seperti modul nusantara yang diharapkan
dapat memberikan wawasan dan meningkatkan kompetensi mahasiswa sesuai dengan
tujuan program PMM.
“Dalam pelaksanaan PMM di Universitas Djuanda Bogor, 94
mahasiswa yang inbound dibagi menjadi
6 kelompok, yang mana 1 kelompok terdiri dari 15-16 mahasiswa mengikuti
perkuliahan sebanyak 24 mata kuliah. Mahasiswa juga telah mengikuti berbagai
macam kegiatan, dari 14 kegiatan kebhinekaan, 7 kegiatan inspirasi, serta
dikhiri dengan kegiatan sosial yang dilakukan. Berdasarkan instruksi dari
Kemendikbudristek, seyogyanya program PMM berakhir di tanggal 20 Januari 2022
yang nantinya semua mahasiswa akan kembali ke daerah asal masing-masing,"
tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Dr. La Ode Amril, M.Pd menyampaikan
terima kasih dan penghargaan bagi seluruh pihak yang telah mendukung dan
menyukseskan program PMM UNIDA Bogor angkatan pertama. Dr. La Ode Amril, M.Pd
berharap, kegiatan program PMM ini dapat terus berlanjut dan dilaksanakan
dengan lebih baik ke depan.
"Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pimpinan YPSPIAI yang telah memberikan support. Begitu juga pak Rektor, para
Wakil Rektor, para Dekan, Direktur dan Ketua Lembaga, Kepala Biro, dan semua
pihak yang selalu mendukung serta para mahasiswa yang berbaur bersama dengan
mahasiswa program PMM, kami sampaikan terima kasih," tuturnya.
Sementara itu, Rektor UNIDA Bogor Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si
mengatakan, kebhinekaan dalam konteks Islam telah dijelaskan oleh Al-Qur’an
melalui ayat Al-Hujurat ayat 13. Untuk itu Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si berpesan
kepada para mahasiswa PMM agar selalu tetap menjaga keberagaman untuk
memperkuat persatuan dan kesatuan.
“Kebhinekaan itu adalah keberagaman, walaupun bebeda, tapi
tetap punya tujuan yang sama, satu. Jadi kebhinekaan ini yang harus dirajut,
dijalin dan disinergikan. Supaya kita bisa memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia, antara lain salah satunya melalui pertukaran ini, melalui
pertukaran budaya. Bukan masing-masing memperkuat diri yang malah ini akan
terpecah-pecah, tidak padu. Kebhinekaan ini kita jalin, rajut, kita serasikan untuk
sama-sama saling menguatkan," ujar Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si pada saat
memberikan sambutan.
Turut hadir, Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I selaku
Direktur Eksekutif Yayasan Pusat Studi Pengembangan Islam Amaliyah Indonesia
(YPSPIAI) memberikan arahan mewakili Chancellor UNIDA Bogor mengemukakan, program
PMM menyatukan para mahasiswa dari berbagai latar belakang budaya, agama, suku
maupun ras, sehingga terciptanya nilai-nilai kebhinekaan yang tumbuh seiring
kebersamaan yang disatukan. Para mahasiswa satu sama lain saling belajar,
bertukar pemikiran, membuka wawasan untuk dapat siap menjadi pemimpin yang
menghormati perbedaan.
“Kenapa harus ada pertukaran budaya? Kenapa harus orang timur
ke Bogor, orang Bogor harus ke Bengkulu, kenapa orang Aceh jauh diujung sana
mesti kemari? Karena kalian adalah calon pemimpin bangsa, kalian adalah agen-agen
perubahan untuk negeri ini. Jadi harus terbiasa menghadapi perbedaan, karena
perbedaan itu sesungguhnya merupakan kekuatan untuk kita agar bisa saling
melengkapi. Seperti di dalam agama dikatakan, sesungguhnya di dalam perbedaan
itu membangun kekuatan, maka saling bersilaturahmilah diantara kalian. Calon
pemimpin bangsa harus bisa menerima perbedaan, harus bisa menjadikan perbedaan
itu menjadi kekuatan untuk membangun bangsa,” ungkapnya.
Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I menambahkan, di tengah
perbedaan tersebut menjadikan para mahasiswa
mengedepankan nilai toleransi, saling berbagi, dan mengutamakan
kebhinekaan.
“Mudah-mudahan apa yang kalian dapatkan disini menjadi bekal yang
sangat berharga, sampaikan salam bagi orang tua, keluarga. Mohon maaf yang
sebesar-besarnya apabila dalam hal penerimaan terdapat berbagai hal yang kurang
berkenan, tentunya tidak sempurna, tidak ada gading yang retak. Tetapi
inshaAllah kita semua akan memiliki semboyan dan semangat yang sama, yaitu bertukar
sementara bermakna selamanya," tambah Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I.
Pagelaran pentas seni dan budaya ini menampilkan sendratari
yang menggabungkan tari adat berbagai daerah sesuai dengan asal mahasiswa PMM,
diantaranya tari Ratoh Jaro Aceh, tari Rentak Bulian Riau, tari Kencet Lasan Kalimantan,
tari Ofalangga NTT, tari 4 etnis Sulawesi, tari Merak Jawa Barat, dan tari
Tortor Sumatera Utara. Kemudian, ditampilkan juga peragaan pencak silat serta
vocal grup UNIDA Bogor dan angklung gabungan mahasiswa PMM.
Reno, salah satu mahasiswa PMM dari Universitas Asahan
Sumatera Utara bersyukur bahwasanya dapat ikut serta menjadi bagian dari
program PMM yang ditempatkan di UNIDA Bogor. Menurutnya, hal ini menjadi proses
pembelajaran yang berkesan dan pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan.
"Saya mewakili teman-teman mahasiswa PMM mengucapkan
terima kasih kepada para pimpinan Universitas Djuanda Bogor yang telah
menyambut kami dengan hangat. Saya sangat senang berada disini karena bisa
berjumpa dengan mahasiswa yang berbeda latar belakang budaya, agama, ras. Tetap
semangat untuk kita semua, walaupun kita akan berpisah. Kita akan tetap menjadi
saudara walau jarak terbentang jauh," ungkapnya.
Diakhir, Wakil Rektor I UNIDA Bogor Dr. Ir. Ristika Handarini,
MP mengutarakan rasa bahagia, sekaligus sedih dan haru. Pertemuan penjemputan
pertama para mahasiswa PMM di bandara yang dilaksanakan pada sekitar bulan
Oktober lalu tidak terasa hingga sampai saat ini kegiatan penutupan dan
perpisahan. Dr. Ir. Ristika Handarini, MP berharap apa yang sudah dijalani
dalam rentang waktu tersebut dapat memberikan kesan yang baik bagi para
mahasiswa PMM.
“Tentu
para mahasiswa merasakan, kami sendiri sebagai orang tua, menerima semua
mahasiswa sebagai layaknya anak kami sendiri, maka ada rasa sedih dan bahagia
bersamaan. Rasa bahagianya hari ini kita bersama-sama dengan kebersamaan yang
kita lalui selama kurang lebih 3 bulan, kemudian dengan kulturisasi dari lintas
budaya kita bisa sampaikan pada hari ini. Saya yakin hari ini kalau tanpa kerja
sama, tanpa ada niat yang tulus dari para mahasiswa tidak akan berjalan baik sebagaimana
mestinya. Oleh karena itu, sesuai dengan tema PMM, bertukar sementara bermakna
selamanya, maka apa yang ditampilkan hari ini betul-betul memberikan kesan dan
makna yang mendalam akan dibawa pulang,” pungkasnya.