Bappedalitbang Kabupaten Bogor
bekerjasama dengan LPPM Universitas Djuanda menggelar Webinar Riset
Berkelanjutan untuk Pemulihan Ekonomi Kabupaten Bogor: Sosialisasi dan Diseminasi
Hasil-hasil Kelitbangan. Mengadirkan keynote
speech Ir. Dadang Sofyan Iskandar, M.Si. Sektretaris Bappedalitbang
Kabupaten Bogor narasumber Linda Al Amin, ST., MT. Kepala BP2D Provinsi Jawa
Barat dan Dr. Dra. Sri Harini, M.Si Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda.
Webinar diselenggarakan secara hybrid,
peserta hadir luring dan daring melalui flatform
zoom meeting pada Selasa, 21 Juni 2021.
Dr. Ir. Ristika Handarini, MP, Wakil
Rektor Bidang Riset, Pengabdian, Inovasi dan Hilirisasi Universitas Djuanda
menyampaikan.
“Undangan Bappedalitbang kepada Universitas
Djuanda untuk menghadirkan narasumber menunjukkan peran Universitas Djuanda
dalam membantu mengatasi permasalahan di Kabupaten Bogor dalam meningkatan
perekonomian pasca pandemi Covid 19. Sosialisasi
dan diseminasi hasil penelitian yang berdampak secara langsung kemanfaatannya
bagi masyarakat perlu untuk terus dilanjutkan dan dikembangkan melalui
kerjasama ini. Fokus Pemerintah Kabupaten Bogor dalam rangka recovery covid adalah pengembangan UMKM.
Dr. Dra. Sri Harini, M.Si telah memiliki trade
record penelitian dan pengembangan masyarakat di bidang UMKM ekonomi
kreatif sejak tahun 2012 dan telah menemukan model pengembangan UMKM. Pihak
Bappedalitbang Kabupaten Bogor menyambut baik model ini. Ke depannya diharapkan
kerjasama dapat dilakukan lebih lanjut untuk implementasi model,” tuturnya.
Kepala BP2D Provinsi Jawa Barat dalam
paparan materinya menyampaikan peluang dan tantangan riset dan pembangunan, BP2D
sebagai badan riset pemerintah provinsi, serta riset BP2D yang mendukung
keberlanjutan pembangunan. Sedangkan Dr. Dra. Sri Harini, M.Si menyampaikan
peran Universitas Djuanda dalam trade
record sepuluh tahun penelitian bersama dengan pemerintah daerah terutama
di bidang riset dan pengembangan UMKM ekonomi kreatif.
“Universitas Djuanda sebagai
perguruan tinggi di kluster 3 di Indonesia telah memiliki trade record panjang di bidang penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat di Kabupaten Bogor khususnya dan di Jawa Barat. Setiap dosen juga
merupakan peneliti yang melakukan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
sesuai dengan road map universitas
yang diturunkan ke dalam road map
fakultas dan Prodi. Rekam jejak penelitian dan peta jalan penelitian
Universitas Djuanda sejak tahun 2012 hingga 2022 menuju pada pembangunan UMKM
unggul, mandiri, dan berdaya saing di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0,” tutur Dra. Sri Harini,
M.Si.
Sesi diskusi berlangsung interaktif. Seorang
penanya, Imas Nurhayati dari Universitas Ibnu Khaldun Bogor tertarik dengan
paparan dari Dr. Sri Harini karena telah menghasilkan rekomendasi mengenai
pengembangan UMKM ekonomi kreatif di kota dan kabupaten Bogor. Penanya
menanyakan peluang pengembangan yang belum dikembangkan dalam penelitian
sebelumnya terkait dengan fashion.
Penanya lain menanyakan mengenai tampilan produk. Produk di Kabupaten Bogor
misalnya dodol Tenjo yang akan lebih menarik jika dikemas dengan lebih baik.
Kabid Litbang Bapelitbangda Kabupaten
Cimahi tertarik menyoroti cara yang efektif untuk mengidentifikasi permasalahan
dan kebutuhan daerah yang dapat dipenuhi oleh penelitian. Pak Lutfi, Inovator
pemenang lomba inovasi Kabupaten Bogor menanyakan portal situs hasil riset
publikasi khusus jabar dalam bentuk e-book
yang bisa di download gratis.
Linda Al Amin, ST., MT. membahas
beragam pertanyaan tersebut.
“Kiat untuk menyelesaikan masalah
tersebut adalah pertama optimalisasi SDM. Terdapat jabatan peneliti dan analis
kebijakan di internal Bappelitdang. Jika SDM internal tidak memadai, dapat
bekerjasama dengan perguruan tinggi. Optimalisasi website BP2D juga dapat dilakukan sebagai sarana komunikasi antara
kabupaten/kota dengan BP2D,” tuturnya.
Dr. Sri Harini menjawab penelitian
yang dilakukan merupakan trade record
penelitian selama 10 tahun.
“Awalnya penelitian mengenai UMKM
secara umum. Tahun 2012 juga telah dilakukan penelitian mengenai dodol Tenjo.
Penelitian ke depan berpeluang untuk membangun model yang unik untuk
pengembangan produk-produk UMKM industri kreatif sesuai dengan kebijakan
pembagian fokus peneliti di setiap lembaga. Untuk pengembangan daerah-daerah
tidak perlu seluruh potensi dikembangkan, namun bisa fokus pada satu bidang.
Kita mengenal istilah One Village One
Product. Paling penting adalah fokus, sehingga hasilnya menjadi baik.
Sesuaikan antara keahlian dengan apa yang dilakukan. Peningkatan kompetensi
usaha dalam penampilan dan rasa, bisa dilakukan dengan study banding ke daerah yang sudah berhasil mengembangkan produk
yang sama,” ungkapnya.
Penanya sesi kedua menanyakan
mengenai pembagian penelitian antara Bappelitbangda dan dinas teknis. Kabid IPW
Bappelitdangda Kabupaten Bogor menanyakan mengenai fenomena adanya penyatuan
antara Bappelitbangda dan Bappeda serta apa yang harus dilakukan oleh
pemerintah daerah dalam menyikapi beragam kebutuhan dan permasalahan
masyarakat.
Linda Al Amin, ST., MT. menanggap, “kajian-kajian
lintas sektor harus difahami di Bappelitbangda, namun kajian sektoral bisa
dilakukan di masing-masih dinas teknis. Respon dari masyarakat dapat menjadi
masukan agar hasil kajian semakin komprehensif. Setiap bagian dalam pemerintahan
mendukung pencapaian tujuan pembangunan dan solusi permasalahan masyarakat
sesui lingkup tupoksi nya. Bentuk ke-Litbang-an merupakan hasil kajian dan
rekomendasi yang solutif dan menyakinkan baik dalam bentuk inovasi maupun
aplikasi secara teknisnya. Saya setuju dengan apa yang disampaikan penanya,
pada dasarnya kehadiran suatu OPD tergantung dari kebutuhan. Namun, membuat
kita dibutuhkan adalah kewajiban kita.”
Di akhir sesi, Dr. Riny Kusumawati
selaku moderator menyimpulkan riset berkelanjutkan perlu dilakukan agar dapat
terintegrasi, adanya kolaborasi dan kerjasama perlu diperluas untuk riset yang
implementatif, UMKM kreatif prospektif untuk dikembangkan, serta kompetensi
yang dibangun memiliki ciri kreatif, produktif, dan inovatif. Kajian dan telaahan
dari Bappedalitbang dan perguruan tinggi menghasilkan ajuan kebijakan implementatif
dan menjawab permasalahan pembangunan daerah.
Gambar 2. Rekam Jejak dan Peta Jalan Penelitian Universitas Djuanda dalam Pengembangan UMKM Industri Kreatif