Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor melalui
Direktorat Pendidikan dan Pembelajaran (DIKJAR) selenggarakan Sosialisasi
Penyusunan Kurikulum Pendukung Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MBKM) Tahun 2022-2026 Universitas Djuanda Bogor yang diselenggarakan secara
daring menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meetings pada Selasa, 25 Januari 2022.
Sosialisasi ini diisi oleh Penasehat Ahli Yayasan Pusat Studi Pengembangan
Islam Amaliyah Indonesia (YPSPIAI) Bidang Pendidikan Tinggi, Prof. Dr. Uman
Suherman, AS., M.Pd. selaku Keynote Speaker dan sebagai narasumber
diantaranya Wakil Rektor I UNIDA Bogor, Dr. Ir. Ristika Handarini, MP, Kepala
Lembaga Penjamin Mutu UNIDA Bogor, Arti Yoesdiarti, MP dan Direktur DIKJAR
UNIDA Bogor, Dr. La Ode Amril, M.Pd serta turut dihadiri oleh Chancellor UNIDA
Bogor, Dr. H. Martin Roestamy, SH., MH dan Rektor UNIDA Bogor, Dr. Ir. Dede
Kardaya, M.Si. beserta jajaran.
Direktur Dikjar, Dr. La Ode Amril, M.Pd. dalam
sambutannya menyatakan bahwa kegiatan sosisalisasi ini merupakan amanat hasil
dari rapat pimpinan UNIDA Bogor dan jika meninjau kembali bahwa kurikulum sudah
4-5 tahun oleh karena itu butuh revitalisasi dan rekonstruksi pada kurikulum. Kegiatan
ini diharapkan dapat menjadi pijakan Kepala Prodi (Kaprodi) untuk menyusun
kurikulum di masing-masing prodinya. Target dan sasaran sosialisasi ini adalah
diperolehnya kurikum hasil revitalisasi dan peserta yang menjadi sasaran yaitu Dekan,
Wakil Dekan 1, dan Kaprodi di setiap fakultas yang ada di UNIDA Bogor.
Rektor UNIDA Bogor dalam sambutannya menyatakan
bahwa kurikulum pada tahun ini sudah mencapai usia 4 tahun sehingga sesuai
dengan yang disyaraktan oleh BAN-PT untuk pembaharuan kurikulum yang dilakukan
secara menyeluruh yang terkait dengan kebijakan MBKM dimana memberikan
kesempatan kepada mahasiswa selama 3 semester belajar diluar prodi baik untuk
di dalam universitas maupun diluar universitas dan ini harus disesuaikan dengan
kurikulum yang ada pada saat ini karena untuk mengubah kurikulum secara masive
harus disusun dengan cermat dan dengan waktu yang cukup sehingga dapat
mengakomodasi kurikulum MBKM.
“Dalam kurikulum ini harus disiapkan mata
kuliahnya apa saja dan modelnya bagaimana. Perubahan istilah dari sistem kredit
ke sistem kegiatan ini harus disiapkan terutama dalam implementasinya. Dan yang
paling utama harus diperhatikan tentunya kualitas lulusan, kualitas kurikulum
dan kualitas dosen yang dimana kualitas kurikulum ini menjadi dasar bagaimana
mencetak kualitas lulusan dan dosen,” tutur Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si.
Selanjutnya Penasehat Ahli YPSPIAI Bidang
Pendidikan Tinggi, Prof. Dr. Uman Suherman, AS., M.Pd. dalam paparan materinya
menyatakan bahwa penyusunan kurikum yang mendukung MBKM ini ada 3 tahapan yang
diantaranya tahap perhatian yang berarti disini mengonsep bagaimana kurikum
yang akan diterapkan nantinya, setelah mengonsep lalu pada tahap menyikap yang
dimana masuk pada tahapan rancangan lalu di tahap tindakan yaitu bagaimana
implementasi dari kurikulum yang sudah dikonsep dan dirancang dan setelah
diimplementasikan tentu harus ada evaluasi tindak lanjut.
“Dalam penyusunan kurikulum ini tentu harus ada
pengembangan prodi yang diantaranya jika dianalisis maka harus memperhatikan
beberapa poin diantaranya kebutuhan pasar, daya serap lulusan, kondisi prodi
itu sendiri, kompetensi mahasiswa dan sarana penunjang dan pembenahan serta
pengembangan dari analisis tersebut diantaranya prodi harus melakukan penguatan
kapasitas dosen, sertifikasi kompetensi dosen, penguatan peran dosen Pembimbing
Akademik (PA), penguatan kerja sama dan penguatan promosi prodi,” ungkap Prof.
Dr. Uman Suherman, AS., M.Pd.
Wakil Rektor I UNIDA Bogor, Dr. Ir. Ristika
Handarini, MP dalam pemaparan materinya menyatakan bahwa kegiatan sosialisasi
ini merupakan bagian dari time line yang disusun untuk pemutakhiran kurikulum
yang nantinya akan ada lanjutan penyusunan kurikulum di tingkat prodi dan akan
diselenggarakan juga lokakarya di tingkat fakultas atau prodi lalu nantinya ada
roads show ke fakultas dan review dari tim Wakil Rektor I, Dikjar dan Review.
Adapun tindak lanjut perbaikan yaitu yang pertama tahap analisis, tahapan kedua
yaitu perancangan, tahapan ketiga yaitu pengembangan, tahapan keempat yaitu
pelaksanaan dan tahapan kelima dan yang terakhir yaitu tahapan evaluasi.
“Dokumen-dokumen kurikulum disusun minimal
terdiri dari bagian-bagian yang diantaranya yaitu identitas Prodi, evaluasi
kurikulum dan tracer study, landasan perancangan dan pengembangan
kurikulum, landasan perancangan dan pengembangan kurikulum, rumusan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang dinyatakan dalam Capaian Pembelajaran Lulusan
(CPL), penetapan bahan kajian, pembentukan mata kuliah dan penentuan bobot SKS,
matriks dan peta kurikulum, Rencana Pembelajaran Semester (RPS) serta manajemen
dan mekanisme pelaksanaan kurikulum,” Dr. Ir. Ristika Handarini, MP.
Kepala Lembaga Penjamin Mutu UNIDA Bogor, Arti
Yoesdiarti, MP. dalam paparan materinya mengenai struktur kurikulum bermutu
menyatakan bahwa penyusunan kurikulum ini dapat dikatakan karena adanya juga
transformasi pendidikan tinggi melalui 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
dimana ada 3 komponen utama yang diantaranya kualitas kurikulum, kualitas dosen
dan pengajar serta kualitas lulusan dan dimana dari 3 komponen tersebut ada 8
indikator yang dimana hampir kebanyakan indikator tersebut berkaitan dengan
kualitas kurikulum.
“Adapun struktur kurikulum merujuk kepada visi
dan misi keilmuan prodi, merujuk kepada pedoman pengembangan kurikulum universitas,
merujuk kepada hasil tracer study dan merujuk kepada analisis SWOT yang
dilakukan Prodi dan kurikulum tersebut dapat disosialisasikan melalui
sarasehan, ta’aruf, pedoman akademik UPPS dan buku saku. Dan UNIDA Bogor juga
mempersiapkan akreditasi internasional yang dimana persiapannya meliputi konten
kurikulum bahasa asing, bilingual teaching, dosen lulusan luar negeri,
pertukaran pelajar asing, visiting lecturer serta artikel dan luaran
yang diakui secara internasional,” tutur Arti Yoesdiarti, MP.