Universitas Djuanda (UNIDA) melalui Biro Pendidikan dan Pembelajaran (DIKJAR) selenggarakan Workshop Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) berbasis PJBL dan Case Method untuk Dosen Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) pada Jum’at (15/09/2023) di Ruang Serbaguna UNIDA. Kegiatan ini diisi oleh Chancellor UNIDA, Prof. Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H sebagai Keynote Speaker, Rektor UNIDA Prof. Mohamad Ali Fulazzaky, Ph.D, Kepala Divisi Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan UPI Dr. Ahmad Yani, M.Si, kemudian WR I UNIDA, Aal Lukmanul Hakim, S.H., M.H sebagai Speaker, Kepala Biro DIKJAR UNIDA, Dr. Laode Amril, M.Pd serta diikuti oleh para Kaprodi dan Dosen MKDU UNIDA.
Rektor UNIDA, Prof. Mohamad Ali Fulazzaky, Ph.D dalam sambutannya menyampaikan bahwasanya dengan adanya kegiatan workshop ini diharapkan bisa memanfaatkan ilmu yang disampaikan serta muncul ide-ide cemerlang yang bisa diterapkan.
“Workshop ini menjadi sangat penting bagi para dosen MKDU UNIDA berbasis proyek agar para dosen bisa memanfaatkan ilmu yang disampaikan tentang bagaimana Rancangan Pembelajaran Semester (RPS) berbasis Project Based Learning (PjBL) dan Case Method kurikulum berbasis projek, serta mata kuliah yang dirancang dengan berbasis problem solving. Saya sangat mengapresiasi kegiatan workshop yang diadakan oleh DIKJAR ini, untuk itu selamat mengikuti workshop. Saya berharap muncul ide-ide terbaru yang dibagikan dari pengetahuan dan pengalaman pemateri untuk para dosen,” tuturnya.
Pada sesi penyampaian materi pertama, Kepala Divisi Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan UPI Dr. Ahmad Yani, M.Si menjelaskan bahwasanya di dalam teori kognitif, teori-teori pembelajaran yang dilakukan ini memiliki keunggulan salah satunya untuk membentuk karakter, kemudian bagaimana bisa memberi komunikasi dan membangkitkan motivasi serta menciptakan lingkungan yang kondusif.
“Dalam teori kognitif, proses seperti ini memiliki informasi langsung yang terkoneksi dengan baik dan tidak mengubah konsep awal yang disebut asimilasi, tetapi apabila ada informasi baru dan ternyata itu mengubah konsep awal yang sudah kita miliki, itu artinya ada proses akomodasi. Pembelajaran dalam konteks ini akan diturunkan kepada mereka agar bagaimana mereka memberi komunikasi serta membangkitkan motivasinya, kemudian dari sisi lain harus menciptakan lingkungan yang kondusif. Usaha kita adalah bagaimana pengetahuan yang telah disampaikan itu menjadi bermakna karena terkoneksi dengan menambah wawasannya dan itu perlu diperluas salah satunya dengan diskusi atau tanya jawab agar bisa memahami serta memantapkan apa yang sudah diperoleh diawal,” jelasnya.
“Teori-teori inilah yang masih terus kita perlihara karena salah satu keunggulannya yaitu bisa membentuk karakter, kemudian pengembangan berikutnya adalah dengan cara kita bertanya atau mencari solusi bagaimana supaya inquery itu bisa berjalan dan ini akan menjadikan modal bagi kita ketika akan menggunakan case method,” tambahnya.
Sementara itu pada sesi pemaparan materi kedua, Chancellor UNIDA, Prof. Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H memberikan materi mengenai internalisasi 21 Nilai Karakter Tauhid dalam implementasi MKDU berbasis Project Based Learning dan Case Base Method kepada Dosen MKDU UNIDA.
“Hari ini saya akan memberi masukan terkait bagaimana menerapkan internalisasi ke dalam MKDU, kemudian bagaimana cara menginternalisasi pengetahuan tersebut ke dalam sikap prilaku dan itu yang paling penting. Nanti kita buat batch-nya, tidak hanya pada Dosen MKDU tetapi kepada semua dosen ini perlu disampaikan, karena pesan tauhid ini sudah merupakan bagian integral dan integratif dengan UNIDA,” ujarnya.
Lebih lanjut Prof. Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H menyampaikan bahwasanya kampus UNIDA adalah Kampus Bertauhid yang memiliki figur tokoh pencetus Deklarasi Djuanda yaitu Ir. Djuanda Kartawidjaja. UNIDA didirikan oleh Letjen TNI Purn. H. Alamsjah Ratu Perwiranegara dan sudah menjadi kesepakatan bahwa UNIDA ini ada sebuah universitas yang ide dasarnya berlandaskan ketauhidan.
“Kemarin saya sampaikan kepada anak-anak muda bahwa kalian adalah pengajar, seorang pendidik, seorang profesional pendidik yang berada di kampus ini di UNIDA, kampus bertauhid yang memiliki figur Ir. Djuanda Kartawidjaja dan didirikan oleh Letjen TNI Purn. H. Alamsjah Ratu Perwiranegara. Ini sudah menjadi kesepakatan bahwa perguruan tinggi yang bernama UNIDA ini adalah Universitas yang menyatu dalam tauhid yang diwariskan oleh beliau, ide dasar mengembangkan tauhid disini akan terus dipertahankan. Maka dari itu dinamakan Nilai Karakter Tauhid, karakter tertinggi itu bernama akhlakul karimah,” pungkasnya.
“Tugas kita disini adalah masuk kampus bertauhid untuk mendidik anak didik kita, mengikuti rules yang ada serta menjadikan anak didik kita agar menjadi manusia yang berguna bagi bangsa, agama dan negara, itu yang akan diinternalisasikan sekarang kepada para dosen dan itu perlu disampaikan kembali kepada anak didik kita,” sambungnya.
Prof. Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H juga memaparkan terkait urgensi internalisasi nilai tauhid bahwa kebutuhan internalisasi diperlukan untuk mengembalikan ilmu pengetahuan pada sumber kebenaran yaitu Al-Quran dan Sunnah, mengejawantahkan Dalil Naqli dan Dalil Aqli sebagai Grand Teory pada setiap cabang ilmu pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi.
“Ini yang perlu disampaikan oleh dosen, maka saya mengatakan wajib Grand Teory-nya adalah filsafat umum Pancasila berbasis Ketuhanan yang Maha Esa, akan lebih bagus sekali setiap mata kuliah yang kita kuliahkan itu adalah hasil penelitian apalagi sudah dimasukkan ke dalam jurnal. Maka pada waktu menyusun RPS-nya, tauhidnya itu masuk semua. Jadi, bagaimana kita artikulasikan pada mata kuliah yang mau kita ajarkan dan memasukkan nilai dengan cara yang sederhana serta memulai cerita dengan konteks dengan mencari figur-figur ternama,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor I UNIDA Aal Lukmanul Hakim, S.H., M.H menyampaikan, PJBL dan Case Base Method merupakan hal penting karena ketika sudah aktif dan efektif, tugas akhir skripsi sudah tidak perlu lagi. Artinya, semua mata kuliah itu sudah dipenuhi dengan pembelajaran berbasis Project dan Case Base Method. Selain itu juga karena sudah menjadi bagian dari IKU yang dinilai dan dimonitor oleh DIKTI.
“Hari ini pemerintah sedang gencar mengkampanyekan, menginternalisasi PJBL dan Case Base Method walaupun sebenarnya banyak pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa tidak hanya itu saja. Kenapa PJBL itu menjadi penting karena terkait dengan pilihan tugas akhir, maka ketika PJBL ini sudah aktif dan efektif berlaku di semua mata kuliah, tugas akhir skripsi sudah tidak perlu lagi karena dinilai kompetensi semua mata kuliah itu sudah dipenuhi dengan pembelajaran berbasis Project dan Case Base Method disetiap mata kuliah. Kedua, kenapa PJBL dan Case Base Method ini menjadi penting karena dia menjadi bagian dari IKU yang dinilai dan dimonitor oleh DIKTI dan kenapa hibah ini diluncurkan karena untuk menaikan IKU khususnya untuk PTN dan PTS,” pungkasnya.
Kegiatan Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi lebih dalam, sesi tanya jawab dan diakhiri dengan sesi foto bersama.