Dalam rangkaian kegiatan Djuanda Management Competition (DMC)
2021, Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) Fakultas Ekonomi (FE) Universitas
Djuanda (UNIDA) Bogor menggelar talkshow bertemakan "Optimalisasi Strategi Siapkan Langkah Pandemi Menuju Endemi"
secara daring melalui platform Zoom Cloud
Meetings, pada Senin (20/12/2021).
Talkshow ini menghadirkan Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I
(Direktur Eksekutif Yayasan Pusat Studi Pengembangan Islam Amaliyah Indonesia),
Sudarijati, SE., M.Si (Wakil Dekan I FE UNIDA Bogor), Adang Mulyana, SKM.,
M.EPID (Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor), serta Rachmat Gunawan, SE., M.Si
(INDEF/Dosen FE UNIDA Bogor) sebagai narasumber, sedangkan moderator ialah Musa
Mulyadi, SM (Alumni FE UNIDA Bogor).
Hadir memberikan sambutan dan membuka jalannya talkshow secara
resmi, Wakil Dekan III FE UNIDA Bogor Erni Yuningsih, SE., MM mengatakan, kondisi
pandemi yang saat ini menginjak 2 tahun telah membawa banyak perubahan, tidak
terkecuali dalam proses kegiatan belajar mengajar baik itu di sekolah maupun di
perguruan tinggi. Perubahan tersebut juga membawa banyak hambatan dan tantangan
yang harus diatasi, guna tetap dapat melakukan segala kegiatan berjalan secara
baik.
?Tentu apresiasi kepada panitia yang dalam hal ini Himpunan
Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UNIDA Bogor yang telah menyelenggarakan
kegiatan ini walaupun dalam masa pandemi Covid-19. Terkait dengan tema,
diharapkan dapat memberikan edukasi serta mendapatkan pencerahan yang kemudian
bisa ditularkan kepada lingkungan dan masyarakat sekitar. Ini sebagai fungsi
mahasiswa sebagai social of change, jadi
bukan hanya sebagai pelaku tapi menjadi mahasiswa harus bermanfaat bagi lingkungan
sosial melalui sharing knowledge,?
tuturnya.
Saat ini, seiring dengan melandainya angka kasus Covid-19 di
beberapa daerah di Indonesia, pemerintah melalui Kemendikbudristek mulai
memberlakukan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas dengan aturan dan
ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini menjadi pembahasan oleh
Sudarijati, SE., M.Si sebagai pemateri pertama. Dalam paparannya, Sudarijati,
SE., M.Si menjelaskan proses persiapan pelaksanaan PTM di perguruan tinggi.
?Perguruan tinggi di wilayah level 2 dan 3 dapat
menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas dengan melaporkan kepada
satuan tugas daerah setempat yang dalam hal ini perguruan tinggi wajib lapor
kepada Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) sesuai dengan wilayah domisili
perguruan tinggi,? ungkapnya.
Lebih jauh Sudarijati, SE., M.Si mencontohkan persiapan
pelaksanaan PTM di FE UNIDA Bogor dimulai pada semester ganjil tahun akademik
2021/2022 dilaksanakan dengan sistem blended
learning, yakni secara luring dan daring. Pelaksanaan proses belajar
mengajar luring, jadwalnya diatur oleh prodi dengan memperhatikan kapasitas
ruangan dan protokol kesehatan yang ketat serta pemenuhan sarana dan prasarana
pendukung lainnya.
Sementara itu pada pemaparan materi kedua, Dr. Hj. R. Siti
Pupu Fauziah, M.Pd.I menyampaikan paparan mengenai strategi pembelajaran dan
pendidikan di era kenormalan baru. Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I
mengatakan, kapabilitas guru ataupun dosen di era kenormalan baru menjadi hal
yang menarik. Penggunaan teknologi sebagai media belajar menjadi keharusan,
karenanya keterampilan guru atau dosen menggunakan teknologi menjadi sebuah
kebutuhan mendasar.
Pendidikan sangat berkaitan dengan revolusi industri 4.0, hal
ini ditandai dengan kehadiran robot, artificial
intelligent, machine learning
biotechnology, maupun internet of
thing (IoT). Ahli teori pendidikan sering menyebut pendidikan era revolusi
industri 4.0 untuk menggambarkan berbagai cara mengintegrasikan teknologi cyber baik secara fisik maupun non fisik
dalam pembelajaran.
?Pendidikan era revolusi industri 4.0 adalah fenomena yang
merespons kebutuhan revolusi industri dengan penyesuaian kurikulum baru sesuai
situasi saat ini. Kurikulum tersebut mampu membuka jendela dunia melalui
genggaman contohnya memanfaatkan IoT. Di sisi lain pengajar juga memperoleh
lebih banyak referensi dan metode pembelajaran. Guru atau dosen memang tidak
bisa digantikan oleh teknologi, namun guru dan dosen diharuskan memahami
teknologi agar dapat menyesuaikan diri dalam proses pembelajaran dan
pendidikan,? ungkapnya.
?Saat ini yang menjadi tujuan bersama Pendidikan ialah menciptakan
SDM unggul. Kampus Merdeka menjadi tagline
yang menarik, jadi bagaimana institusi pendidikan dalam hal ini perguruan
tinggi dapat menciptakan lulusan yang siap mengaplikasikan ilmunya di
masyarakat. Sehingga ke depan tidak hanya pengetahuan, namun pembangunan karakter
menjadi suatu yang sangat penting, karena perkembangan teknologi yang sangat
pesat jika tidak dibarengi dengan pendidikan karakter maka dikhawatirkan akan hilangnya
generasi bangsa yang peduli terhadap sesama,? paparnya.
Sebagai
informasi, rangkaian DMC 2021 ini akan dilanjutkan dengan Debate Competition yang diikuti oleh para mahasiswa dari berbagai
perguruan tinggi di Indonesia dengan mengangkat tema bertajuk ?Sengkarut Covid Membuat Indonesia Kalut?
pada Selasa, 21 Desember 2021.