Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor selenggarakan Djuanda Management Competition (DMC) 2020 yang bertemakan "Sustainable Development Goals (SDG's) Menuju Indonesia Maju" secara daring pada tanggal 14 sampai dengan 15 Desember 2020. Kegiatan DMC 2020 ini dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama pada tanggal 14 Desember 2020 digelar webinar yang diisi oleh Dekan Fakultas Hukum UNIDA Bogor, Dr. Hj. Endeh Suhartini, SH., MH. selaku Keynote Speaker dan 3 narasumber diantaranya Ekonom Senior, Faisal H. Basri, MA, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Dr. Ir. H. Suharso Monoarja, Ketua Pengembangan Organisasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Feby Yonesta, SH. Dan tanggal 15 Desember 2020 dilaksanakan kompetisi Solution Maker 2020.

Rektor UNIDA Bogor, Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si. dalam sambutannya menyatakan bahwa turut bangga kegiatan kemahasiswaan Fakultas ekonomi yaitu DMC 2020 berjalan walaupun dalam suasana pandemi seperti ini. Diharapkan mahasiswa UNIDA Bogor selalu aktif dan selalu berprestasi dan perbanyak menggelar acara kreatif dan bermanfaat seperti ini.  Dalam masa pandemi seperti sekarang ini banyak sekali perubahan yang terjadi di masyarakat. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dalam SDG's dimana saat ini dilarang tatap muka dan sekarang semuanya dilakukan secara daring banyak sekali kendala dan masalah oleh karena itu acara DMC ini menjadi sangat penting.

“Semoga dengan pandemi kali ini semoga kita bisa lebih kreatif dalam hal apapun khususnya dalam pendidikan karena proses pendidikan harus tetap berjalan walaupun pandemi masih terjadi. Mudah-mudahan tujuan dari acara ini tercapai. Semoga program DMC 2020 berjalan dengan lancar dan semoga memberikan banyak manfaat bagi negara dan masyarakat terutama dalam hal tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDG’s,” ungkap Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si.

Dekan FE UNIDA Bogor, Dr. Lucky Hikmat Maulana, M.Si. dalam sambutannya menyampaikan selamat datang pada para peserta dan narasumber  di acara DMC 2020. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan di HMM dan sudah menjadi acara HMI Jawa Barat.

“Atas nama keluarga besar FE UNIDA Bogor mengucapkan terima kasih kepada narasumber yang sudah bersedia sharing ilmu dan terima kasih juga kepada panitia dan peserta yang mengikuti DMC ini. Acara ini merupakan acara yang sangat penting dan sudah rutin dilaksanakan sehingga menjadi agenda tahunan,” tutur  Dr. Lucky Hikmat Maulana, M.Si.

Ketua Pelaksana DMC 2020, Fahri menyatakan sebagai mahasiswa tentu harus menjadi roh negeri dalam pembangunan berkelanjutan, tidak selamanya mahasiswa menyampaikan aspirasi melalui aksi unjuk rasa saja melainkan harus juga melalui kegiatan-kegiatan positif dalam membangun negeri seperti DMC 2020 ini.

“Dibutuhkan mahasiswa yang bersungguh-sungguh dalam ikut berpartisipasi untuk membangun negeri maka dari itu HMM UNIDA Bogor meyelenggarakan kegiatan ini yang membahas tujuan pembangunan berkelanjutan atau yang biasa kita sebut SDG’s. Output dari kegiatan ini yaitu diharapkan mahasiswa dapat memberikan manfaat untuk pembangunan Indonesia yang berkelanjutan untuk Indonesia yang lebih maju, " ungkap Fahri.

Dekan FH UNIDA Bogor dan Keynote Speaker DMC 2020, Dr. Hj. Endeh Suhartini, SH., MH. dalam pemaparan materinya yang berjudul “Suistainable Development Goals (SDG’s) dari Sudut Hukum Menuju Indonesia Maju” menyatakan bahwa tujuan pembangunan berkelanjutan ini memiliki 17 poin diantaranya menghapus kemiskinan, mengakhiri kelaparan, kesehatan yang baik dan kesejahteraan, pendidikan bermutu, kesetaraan gender, akses air bersih dan sanitasi, energy bersih dan terjangkau, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, infrastruktur, industri dan inovasi, mengurangi ketimpangan, kota dan komunitas yang berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, penanganan perubahan iklim, menjaga ekosistem laut, menjaga ekosistem darat, perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang kuat serta kemitraan untuk mencapai tujuan.

“Kita lihat perkembangan saat ini dalam pembangunan berkelanjutan itu belum optimal di Indonesia seperti dalam hal kemiskinan masih tinggi ditambah saat ini sedang terjadi pandemi Covid-19 yang semakin menambah tingkat kemiskinan di Indonesia. Pesatnya pertambahan penduduk di Indonesia dan semakin tingginya tingkat pengangguran di Indonesia. Tentu karena pandemi ini DGS’s terganggu dan harus tetap dioptimalkan walaupun banyak masalah yang dihadapi dalam tujuan pembangunan berkelanjutan menuju Indonesia maju,” ucap Dr. Hj. Endeh Suhartini, SH., MH.

Perwakilan dari Bappenas, Arifin Rudiyanto dalam pemaparan materinya yang berjudul “Perguruan Tinggi dan Akselerasi Pencapaian Tujuan Pembangunan Bekelanjutan/Suistainable Development Goals (TPB/SDG’s) menjelaskan bagaimana perguruan tinggi terlibat dalam SDG’s di Indonesia diantaranya dengan memberikan pengetahuan, inovasi dan solusi untuk tujuan pembangunan berkelanjutan, menciptakan pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan saat ini dan yang akan datang, mendemonstrasikan bagaimana mendukung, mengadopsi dan mengimplementasikan tujuan pembangunan berkelanjutan dalam tata kelola, operasionalisasi dan budaya serta mengembangkan kerja sama kepemimpinan antar sektor untuk memandu dalam merespon tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Sedangkan bagaimana SDG’s dalam membantu perguruan tinggi diantaranya dengan meningkatkan kebutuhan SDG’s terkait pendidikan, memberikan definisi yang komprehensif dan global bagi perguruan tinggi yang bertanggung jawab, menawarkan kerangka kerja untuk mencapai tujuan, menciptakan skema baru pendanaan serta mendukung kaloborasi dengan mitra internal dan eksternal yang baru,” jelas Arifin Rudiyanto.

Menurut Ekonom Senior, Faisal H. Basri, MA. dalam penyampaian materinya yang berjudul “Pandemi Covid-19 dan Suistainable Development Goals” menyatakan bahwa dibutuhkan kerjasama, bahu membahu seluruh warga dunia untuk mewujudkan SDG's, namun pada saat pandemi kali ini kerjasama berkurang antar negara dan semua warga dunia pasti merasakannya. Di dalam 17 poin SDG's ini jika dipersingkat menjadi 3 menjadi poin manusia, planet atau lingkungan dan ekonomi dan 3 itu disingkat lagi yaitu menjadi keadilan.

“Untuk krisis saat ini sangat berbeda, karena saat ini krisis ekonomi dan krisis kesehatan hadir bersamaan ketika dunia sudah dalam hyper-globazation, betapa tidak, Covid-19 telah menjelma menjadi pandemi dunia yang meluluhlantahkan segala hal dan sudah merambah disetiap negara di dunia tidak terkecuali Indonesia dan semua provinsi di Indonesia sudah terjangkit Covid-19. Dampak yang ditimbulkan oleh pandemi ini diantaranya guncangan dalam global supply chains yang dampaknya ke hampir seluruh aspek kehidupan, mengakibatkan terjadi supply shock dan demand shock secara bersamaan. Oleh karena itu seluruh negara dan warga dunia hendaknya bekerja sama dan bahu membahu dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini,” pungkas Faisal H. Basri, MA.