Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor selenggarakan
Focus Group Discussion (FGD) Uji Coba
dan Diseminasi Inovasi Pembelajaran Model Hybrid Webinar Bagi Mahasiswa
Berkebutuhan Khusus Tuna Daksa (Webidaksa) yang merupakan penelitian Dr.
Widyasari, M.Pd. selaku Ketua Tim Peneliti, dan anggotanya diantaranya Dr.
Helmi Tastiadri, M.Pd.Si, Hanrezi Dhania Hasnin, S.Pd., M.Si, dan Awaludin
Abdul Gafar, Lc., MA. FGD ini dilaksanakan secara daring menggunakan aplikasi
Zoom Cloud Meetings pada tanggal 13 Oktober 2021 dan turut dihadiri oleh Dosen
Pelaksana, Ani Yumarni, S.H.I., MH.
Dr. Widyasari, M.Pd. dalam pemaparan materinya
menyatakan bahwa yang melatarbelakangi penelitian ini adalah setiap warga
negara memiliki hak untuk mendapat perlindungan yang adil dan setara bagi
semua, termasuk warga Negara yang memiliki kelainan ataupun kekhususan.
Universitas Djuanda Bogor sendiri memiliki 4 orang Mahasiswa Berkebutuhan
Khusus (MBK) tuna daksa yang diantaranya 1 orang menggunakan alat penyangga
kaki dan 3 lainnya memiliki kelainan pada pertumbuhan tulang kaki tapi masih
bisa berjalan tanpa alat bantu. Pada pertengahan semester Gasal 2021/2022 UNIDA
Bogor berencana akan melalukan modifikasi proses perkuliahan luring dan daring
(hybrid) secara bersamaan baik secara sinkronus maupun asinkronus pada masa
Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Pandemi Covid 19. Berdasarkan modifikasi proses
perkuliahan tersebut, maka inovasi pembelajaran yang dikembangkan adalah Model Hybrid
WebiDaksa yaitu Inovasi Model Pembelajaran Moda Webinar Bauran bagi mahasiswa
berkebutuhan khusus tuna daksa.
“Pembelajaran Model Hybrid WebiDaksa ini merupakan inovasi model pembelajaran moda
webinar bagi mahasiswa berkebutuhan khusus tunadaksa. Proses pembelajarannya
dilakukan secara bauran (hybrid)
antara tatap muka dan tatap maya, secara sinkronus maupun asinkronus dengan
memanfaatkan Learning Management System (LMS) sebagai sumber belajar
yang didapat diakses dimana saja dan kapan saja. Inovasi pembelajaran ini
dilakukan untuk memberikan layanan pembelajaran bagi mahasiswa tuna daksa
belajar di kampus tanpa harus masuk ke ruang kelas dan disediakan tempat khusus
untuk mengikuti pembelajaran secara tatap maya dengan moda webinar serta dosen
pengampu merancang tugas perkuliahan dengan melakukan project (project based learning) atau studi kasus
(case study),” ungkap Dr. Widyasari,
M.Pd.
“Adapun manfaat dari pengembangan model
pembelajaran ini yaitu untuk meningkatkan kompetensi dan capaian pembelajaran
MBK Tuna Daksa, memberikan layanan Pendidikan khususnya pada proses dan
penilaian pada MBK Tuna Daksa sesuai dengan
kekhususannya, memberikan alternatif model pembelajaran inovatif pada MBK tunda
daksa di semua prodi dan Meningkatkan angka penerimaan MBK Tuna Daksa di
Universitas Djuanda,” tutur Dr. Widyasari, M.Pd.
Dosen Pelaksana, Ani Yumarni, S.H.I., MH. dalam
paparannya menyampaikan apresiasi karena mata kuliah yang diampu yaitu hukum
waris terpilih menjadi mata kuliah uji coba untuk program tersebut. Sebelum pelaksanaan uji coba program model
pembelajaran ini, tim peneliti mendampingi dosen pelaksana dalam mengembangkan
materi ajar dan alat tes nya. Ani
Yumarni, S.H.I., MH merasa termotivasi untuk mengembangkan materi ajar lainnya
secara kreatif agar tidak monoton dan disesuaikan dengan mahasiswa berkebutuhan khusus.
“Nantinya pasti akan ada ukuran apakah tercapai
atau tidak program ini dan masalahnya saat ini pembelajaran masih daring dan belum
ada informasi mengenai pembelajaran luring atau tatap muka khususnya di FH
UNIDA Bogor, sementara ujicoba program dilaksanakan secara luring dan daring
sehingga perlu penyesuaian kembali,” tutur Dr. Ani Yumarni, SH., MH.
Dari hasil pembahasan ini akan dilaksanakan uji
coba terbatas dan revisi pada hari selasa, tanggal 19 Oktober 2021 lalu
dilanjutkan dengan ujicoba skala besar serta revisinya di hari selasa, 26
Oktober 2021.