Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor
mengadakan Talkshow Lingkungan bertajuk "Nasionalisme Lingkungan:
Merawat Bumi, Merawat Negeri", pada Rabu (24/11/2021) di Aula Gedung C
Kampus UNIDA Bogor dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Diikuti oleh para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, talkshow tersebut mengundang Senior
Forest Campaigner Greenpeace Southeast Asia Indonesia Asep
Komarudin, dan Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia (WALHI) Zenzi Suhadi, adapun pemantik ialah Ruben Bentiyan, mahasiswa
FISIP UNIDA Bogor yang juga merupakan Menteri Luar Kampus BEM-KM UNIDA Bogor.
Turut hadir memberikan sambutan,
Dekan FISIP UNIDA Bogor Drs. Denny Hernawan, MA menyampaikan apresiasi kepada
para mahasiswa, dalam hal ini BEM FISIP UNIDA Bogor yang menyelenggarakan
kegiatan talkshow lingkungan sebagai salah satu upaya menumbuhkan sifat nasionalisme melalui peningkatan kepedulian mahasiswa
terhadap kelestarian lingkungan.
Drs. Denny Hernawan, MA juga mengatakan, topik yang diangkat dalam talkshow sangat relevan
dengan apa yang sedang ramai diperbincangkan saat ini. Diharapkan para peserta
dapat lebih memahami dan menyadari betapa pentingnya menjaga kelestarian alam
dan lingkungan.
?Sesuai dengan yang terdapat dalam hymne UNIDA Bogor, yakni ada
lirik menyebutkan akrab lingkungan, ini menjadi harapan dan cita-cita kita
bersama. Bagaimana kita, khususnya para mahasiswa melihat lingkungan sekitar
untuk berbuat sesuatu yang mengedepankan kepentingan masyarakat luas.
Mudah-mudahan apa yang akan disampaikan oleh para pemateri dapat menjadi
motivasi sekaligus inspirasi, sehingga menjaga lingkungan perlu dimulai dari
saat ini, di mulai dari lingkungan terdekat,? ungkapnya.
Ruben bentiyan selaku pemantik
talkshow menyebutkan, nasionalisme dan lingkungan memiliki korelasi yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini berkaitan dengan kecintaan
terhadap negara serta kecintaan terhadap tanah air lingkungan itu sendiri.
Hal itu diamini oleh Asep
Komarudin yang dalam paparannya mengemukakan, banyak hal yang dapat dilakukan sebagai pembuktian mencintai negara,
salah satunya yakni ialah dengan menjaga kelestarian alam dan lingkungan
negara. Mencintai negara tanpa mencintai tanah air lingkungannya itu menjadi
cinta yang semu.
?Tadi sempat disinggung oleh
Pak Dekan di awal, bagaimana masyarakat lokal, masyarakat adat, berupaya untuk terus menjaga kelestarian alam lingkungan tanpa
mengharapkan pamrih dan keuntungan sementara. Menjaga
kelestarian alam lingkungan tersebut merupakan bukti nyata cinta masyarakat
terhadap negara,? paparnya.
Senada dengan hal tersebut, Zenzi
Suhadi mengatakan menumbuhkan nasionalisme atau cinta
terhadap negara bukan hanya diucapkan dalam bentuk perkataan, tetapi perlu
dibuktikan dengan perbuatan. Maka persoalan
terkait dengan lingkungan di negeri ini perlu lebih diperhatikan, mengingat
dampak yang akan diterima kelak. Lebih jauh dari itu, persoalan lingkungan
tidak hanya berdampak pada satu wilayah negara, tetapi dapat berdampak lebih
luas serta lintas batas dan lintas generasi.
?Lingkungan ini lintas batas, persoalan lingkungan muncul karena lingkungan disekat. Padahal
aktifitas seperti pembakaran lahan, pencemaran air itu tidak mengenal batas
wilayah. Contoh seperti krisis iklim, jadi persoalan ini tidak bisa kita batasi perwilayah, namun memang pertanggungjawabannya sesuai dengan wilayah tersebut. Untuk itu, tetap kita perlu
berupaya semaksimal mungkin dalam menjaga kelestarian lingkungan ini. Selain
itu pula perlu adanya kebijakan dari pemegang kewenangan yang dalam hal ini
pemerintah untuk dapat mengeluarkan kebijakan yang tidak merugikan dan tidak
mempengaruhi kerusakan alam,? ujarnya.