Fakultas Agama Islam dan
Pendidikan Guru (FAIPG) Universitas Djuanda (UNIDA) menyelenggarakan kegiatan Kuliah
Umum Bimbingan Konseling bertemakan “Peran Bimbingan Konseling dalam
Mewujudkan Generasi Unggul dengan Kecerdasan Adversity dan Kemampuan Resiliensi”,
Senin (18/4/2022). Kegiatan Kuliah Umum Bimbingan Konseling ini diisi oleh
Dosen Luar Biasa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dan Pembina
FAIPG UNIDA, Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd yang diikuti oleh para mahasiswa
FAIPG UNIDA, para guru dilingkungan Perguruan Amaliah, serta para guru Bimbingan
Konseling di Kabupaten Bogor secara virtual melalui platform Zoom
Cloud Meeting berjumlah lebih dari
252 orang peserta.
Dalam paparannya, Prof. Dr. Uman
Suherman AS, M.Pd mengatakan Bimbingan Konseling (BK) merupakan salah satu mata
kuliah wajib yang perlu ditempuh oleh para mahasiswa calon pendidik. Peranan
BK, dalam hal ini bertujuan untuk menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
melalui pendidikan.
“Ini menjadi hal yang sangat
berharga, saya sangat mengapresiasi kepada Dekan FAIPG, karena BK merupakan mata
kuliah yang wajib bagi siapapun calon pendidik. Walaupun dikasih tema peran
bimbingan konseling dalam mewujudkan generasi unggul dengan kecerdasan adversity
dan kemampuan resiliensi, saya melihat materi ini harus dari bawah terlebih
dahulu agar memiliki pemahaman yang kuat. Semoga kuliah umum ini bisa berseri,
sehingga pada pertemuan terakhir merupakan kombinasi dari hasil penjelasan,” ujarnya
mengawali pemaparan.
Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd menjelaskan,
BK harus dapat memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan individu menuju
perwujudan diri manusia dewasa. Tugas dan tuntutan sebagai seorang pendidik,
tidak bisa tidak dengan tiga prinsip yang disampaikan Ki Hadjar Dewantara,
yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri
Handayani.
“Kenapa pendidikan menjadi
penting? Karena pendidikan itu harus membawa individu yang apa adanya kepada
seharusnya. Ki Hadjar Dewantara sedikit banyak dapat memberikan inspirasi bagi
kita selaku pendidik, tunjukkan bagaimana diri kita versi yang terbaik.
Sehingga aktualisasi diri itu menjadi penting, tetapi aktualisasi diri yang
positif tentunya. Perwujudan diri tidak hanya terlihat tapi juga dirasakan, dengan
memberikan kasih sayang, perhatian, yang ujungnya yaitu dapat menjadi contoh.
Bagaimana diri kita sebagai seorang pendidik dapat menjadi role model
bagi peserta didik kita sendiri,” terangnya.
Posisi dan peran BK dalam
pendidikan disesuaikan dengan program pendidikan sekolah, melalui kurikulum dan
pembelajaran, manajemen dan supervisi, serta layanan individual. Dengan
demikian BK memiliki peran untuk dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah,
yaitu sukses belajar, sukses pendidikan, sukses karir, sukses pribadi, dan sukses
sosial.
“Pendidikan merupakan upaya
pemahaman terhadap manusia dengan segala karakteristik dan potensinya menuju ke
arah kedewasaan yang seharusnya. Bimbingan merupakan proses bantuan yang
diberikan guru BK untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Maka
bimbingan itu merupakan proses, bantuan, berkesinambungan, bukan paksaan, ini
harus dilakukan oleh tenaga ahli. BK itu harus memiliki fungsi pencegahan,
pengarahan, penyembuhan, pengembangan dan pendidikan,” paparnya.
“Tujuan layanan BK itu pertama
harus melihat dari tujuan BK itu sendiri dengan memperhatikan beberapa hal. Pertama,
pendataan peserta didik, karena bagaimana kita akan membantu peserta didik
ketika kita tidak memahami kondisi peserta didik kita tersebut. Kedua,
orientasi lingkungan, artinya bagaimana peran lingkungan mempengaruhi
perkembangan diri untuk membantu pencapaian peserta didik. Ketiga, berikan
informasi, macam-macam, karena guru yang terbaik itu tidak hanya ilmu tetapi
juga value, tidak hanya menyampaikan masa lalu tapi juga masa depan.
Keempat Konsultasi, kemudian terakhir yaitu konseling,” ungkap Prof. Dr. Uman
Suherman AS, M.Pd menambahkan.