Rektor Universitas Djuanda
(UNIDA) Bogor, Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si diamanahi
menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Seminar Merajut Nusantara yang
mengangkat tema bertajuk ?Pemanfaatan TIK sebagai Media Edukasi E-Learning?,
Jum?at (24/9/2021). Kegiatan yang diselenggarakan secara daring melalui platform
Zoom Cloud Meeting tersebut merupakan kerja sama Kementerian Komunikasi dan
Informatika (Kominfo) Republik Indonesia melalui Program Bakti Kominfo dengan
Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia.
Selain Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si, narasumber lainnya yang dihadirkan
yaitu Anggota DPR RI Dr. Fadli Zon, M.Sc, serta Pakar Kehumasan Prof. Dr.
Widodo Muktiyo. Kegiatan seminar merajut nusantara ini di ikuti oleh para peserta dari berbagai kalangan, baik itu pelajar, mahasiswa, guru, dosen, maupun penggiat literasi digital.
Dalam paparannya, Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si menyampaikan bahwasanya TIK
memiliki peranan yang sangat penting dalam segala sektor kehidupan, khususnya
pada sektor pendidikan. Institusi pendidikan dituntut untuk dapat memaksimalkan
peran TIK tersebut ke dalam aspek pembelajaran sehingga dapat menghasilkan
sumber daya manusia yang unggul dan rahmatan lil?alamin.
Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si mengatakan, saat ini revolusi industri 4.0
merupakan batu loncatan disruptif teknologi yang diiringi dengan perkembangan
era super smart society 5.0. Selain itu, pandemi COVID-19 juga memaksa
dan mendorong untuk dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Dalam sektor
pendidikan, TIK dimanfaatkan sebagai media edukasi yang diselenggarakan melalui
proses pembelajaran yang dikenal dengan istilah e-learning.
?Pengertian e-learning bisa bermacam-macam, tapi intinya adalah pembelajaran
yang berbasis elektronik yang bisa dilakukan dalam ruang tak terbatas atau
istilahnya distance learning, prosesnya juga dengan menggunakan
jaringan, yang dalam arti lain juga disebut sebagai online learning,?
ujarnya.
Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si menyebutkan, ada manfaat dan juga tantangan
dalam proses e-learning. Manfaat pembelajaran daring selain lebih
efisien, fleksibel waktu maupun tempat, hal lainnya adalah mempercepat
terciptanya kemandirian pelajar. Sementara itu, tantangannya terdapat pada
kapasitas literasi digital, seperti laptop maupun gagdet. Kemudian diharuskan
memelihara interaksi sistem pembelajaran, baik itu pengajar, pembelajar, bahan
ajar, dan juga media pembelajaran. Lalu sarana internet yang belum tersedia di
setiap tempat, serta terakhir keterbatasan kapasitas alat maupun media
pembelajaran.
?Maka dapat dilihat bahwa kuncinya ialah dengan perencanaan yang baik,
seluruh materi pembelajaran sudah disiapkan sebelumnya, serta dosen dan
mahasiswa menguasai literasi digital yang perlu dimiliki,? ungkap Dr. Ir. Dede
Kardaya, M.Si.
Sementara itu pada paparan lainnya, Dr. Fadli
Zon, M.Sc menyampaikan, literasi digital menjadi kata kunci untuk perkembangan TIK di berbagai sektor, termasuk di
sektor pendidikan. Disrupsi ini merupakan akselerasi, untuk semakin memahami digital
sehingga dapat terbiasa beradaptasi dengan teknologi dalam berbagai sektor di
kehidupan.
?Jelas sekali bahwa kemajuan TIK ini sebuah tonggak yang luar biasa dalam
sejarah peradaban manusia, dalam waktu 20-30 tahun terjadi sebuah lompatan luar
biasa. Kita saat ini berada di era digital yang merubah semua sektor
kehidupan,? ujarnya.
Dr. Fadli Zon, M.Sc menambahkan, setidaknya ada dua faktor
utama yang mendorong pentingnya literasi digital saat ini. Pertama, Indonesia
pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, tetapi di sisi lain daya saing
ekonomi digital di Indonesia cukup rendah. Kedua, adalah karena pandemi COVID-19
yang menyebabkan sebuah disrupsi bagi seluruh sektor kehidupan tersebut.
?Saya kira e-learning tidak dapat berdiri sendiri, tidak sekedar
sekolah, orang tua dan platform, akan tetapi perlu adanya integrasi dan dukungan
kebijakan dari seluruh aspek pemerintahan. Kita tidak mungkin kembali ke era
sebelumnya, kita harus beradaptasi dengan e-learning yang akan semakin banyak berinovasi ke depan,
sehingga kita betul-betul bisa memanfaatkan untuk kemajuan peradaban kita,?
tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. Widodo Muktiyo menjelaskan
tentang bagaimana
pembelajaran di era digital. Jika dibandingkan,
perkembangan TIK relatif lebih cepat dibanding dengan bidang lain sehingga
perlu adanya perhatian lebih untuk dapat memahami dan memanfaatkan peranan
kemajuan TIK.
?Dengan adanya pandemi, kita dipaksa masuk ke dalam disrupsi teknolgi. Kita
perlu melahirkan SDM yang tidak hanya memiliki skill, namun juga
perlunya softskill lain yang sangat dibutuhkan saat ini, seperti
berpikir kritis, kerja sama dan kolaborasi, komunikasi yang baik, rasa ingin tahu,
kreatif dan inovatif, berjiwa kepemimpinan tinggi, kemampuan beradaptasi,
public speaking, kemampuan mengakses, menganalisis, mensintesiskan informasi,
manajemen waktu, dan juga networking. Ini lah yang menjadi pekerjaan rumah kita
bersama,? jelasnya.