(Sebuah catatan dalam rangka Hari Keluarga Internasional 15 Mei 2022)
Oleh: Muhamad Aminulloh, SS., MH (Dosen Fakultas Hukum Universitas Djuanda)
Never sacrifice these three things; your family, your heart, or your dignity.
Keluarga
menurut perspektif Islam merupakan kumpulan kecil masyarakat yang mana
masyarakat-masyarakat yang lebih besar terbentuk dari kumpulan – kumpulan ini.
Kumpulan yang kecil ini terdiri dari seorang perempuan dan laki-laki, dan
dengan melahirkan anak – anak menjadi luas. Diantara anggota keluarga terjalin
hubungan yang sempurna dan memiliki tujuan – tujuan dan manfaat. Kebahagiaan
setiap anggota bergantung kepada kesejahteraan semua anggota. Perempuan dan
laki – laki setelah menikah harus memikirkan semua anggota dan tidak boleh
memikirkan diri sendiri. Hubungan antara istri dan suami bukan seperti dua
orang rekan atau dua orang tetangga atau dua orang teman tetapi sangat lebih
tinggi dan dalam batas penyatuan. Hal ini sebagaimana dalam surah ar-Rum ayat
21 yang berbunyi :
“Dan
diantara tanda – tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
Keluarga dalam
pandangan Islam memiliki nilai yang tidak kecil. Bahkan Islam menaruh perhatian
besar terhadap kehidupan keluarga dengan meletakkan kaidah-kaidah yang arif
guna memelihara kehidupan keluarga dari ketidakharmonisan dan kehancuran.
Kenapa demikian besar perhatian Islam? Karena tidak dapat dipungkiri
bahwa keluarga adalah batu bata pertama untuk membangun istana masyarakat
muslim dan merupakan madrasah iman yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi
muslim yang mampu meninggikan kalimat Allah I di muka bumi.
Bila pondasi ini kuat, lurus agama dan akhlak
anggotanya, maka akan kuat pula masyarakatnya dan terwujud pula keamanan yang
didambakan. Sebaliknya, bila ikatan keluarga tercerai-berai dan kerusakan
meracuni anggota-anggotanya maka dampaknya terlihat pada masyarakat, bagaimana
kegoncangan melanda dan rapuhnya kekuatan, sehingga tidak diperoleh rasa aman.
Menurut UU. No. 10 Tahun 1992, keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Sementara Konsep Keluarga menurut Friedman, merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya danperilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya
Dalam perkembangannya, masyarakat
di seluruh dunia menghadapi rintangan yang membahayakan stabilitas keluarga.
PBB mulai menyadari hal ini pada 1980-an ketika Sekretaris Jenderal
mempromosikan kesadaran di antara para pembuat keputusan dan publik. PBB
kemudian menetapkan hari peringatan ini dan, setiap tahun, memilih tema fokus
keluarga yang berbeda untuk mengatasi tantangan di seluruh dunia seputar
pendidikan, kemiskinan, kesehatan, dan keseimbangan pekerjaan/keluarga, hanya
untuk beberapa nama
Unit keluarga dimulai dengan manusia pertama. Sementara keluarga hari ini mungkin terlihat berbeda dari yang mereka lakukan ribuan tahun yang lalu, mereka sama pentingnya sekarang seperti dulu. PBB percaya keluarga cukup penting untuk mengenali mereka melalui hari pengamatan dari serangkaian tujuan yang memiliki tujuan untuk menghilangkan kemiskinan, pelecahan, diskriminasi serta pelecahan bisa dicegah. Kebijakan dan program yang berorientasi pada keluargalah yang berperan penting terhadap pencapaian serta tujuan yang dinginkan. Dan, pada tahun 1994, memilih 15 Mei sebagai Hari Keluarga Internasional.
Sebagai
orang tua, kita ingin memberikan anak-anak kita awal terbaik dalam hidup yang kita bisa. Fondasi yang dibuat dalam sebuah
keluarga telah ditunjukkan dalam banyak penelitian untuk secara dramatis
memengaruhi kesuksesan seorang anak. Semakin stabil lingkungan keluarga bagi
seorang anak, semakin besar kemungkinan mereka akan lebih sehat – baik secara
mental maupun fisik. Tahun ini di Hari Keluarga Sedunia, pelajari tentang beberapa faktor
sosial, ekonomi, dan demografi yang memengaruhi keluarga di seluruh dunia dan
lihat bagaimana kita dapat memulainya dengan memperkuat keluarga kita sendiri.
Pada Hari Keluarga Internasional tahun ini, yang mengusung tema “Keluarga dan Urbanisasi” untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebijakan perkotaan yang berkelanjutan dan ramah keluarga. Setiap keluarga adalah unik, dan ada banyak cerita, kenangan, dan petualangan yang kita semua bagikan dengan keluarga kita yang hanya penting bagi kita. Tradisi yang dijalankan dalam keluarga semuanya dihidupkan kembali hari ini. Juga sangat mudah untuk menerima keluarga kita begitu saja, jadi gunakan hari ini sebagai kesempatan untuk berbagi dengan keluarga kita bagaimana perasaan kita tentang mereka dan betapa bersyukurnya kita kepada orang tua, saudara kandung, dan bahkan keluarga besar kita karena telah menyediakan kebutuhan dalam kehidupan yang kita jalani. Pilih tempat tempat yang disukai keluarga kita atau, lebih baik lagi, tempat yang kita semua kunjungi saat kita tumbuh dewasa, dan nikmati malam yang menyenangkan mengobrol dengan keluarga kita dan mengejar kehidupan satu sama lain.
Selamat Hari Keluarga Internasional.