Mahasiswa Fakultas Ekonomi Islam (FEI) Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor, Luthfi Lathifa Rizki berhasil meraih gelar juara 1 dalam perlombaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) kategori putri pada helaran U-FIQSI (UPTQ-Festival Qur'ani dan Seni Islami) Tahun 2021 UIN Bandung - Virtual Tingkat Nasional.

Perlombaan yang mengusung tema “Spirit Fastabiqul Khairat Menuju Generasi Qurani yang produktif dan inovatif” ini merupakan ajang perlombaan Qur’ani dan Seni Tingkat Nasional yang diikuti oleh siswa SMA/ Sederajat, Mahasiswa dan Umum. Pada tahun ini, COVID-19 yang masih mewabah di Indonesia mengharuskan penyelenggaraan dilaksanakan secara virtual, terhitung sejak tanggal 2-23 Januari 2021.

Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cabang perlombaan yang diselenggarakan. Diantaranya, Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ), Kaligrafi, Qasidah, Marawis, Hadroh dan Bintang Vokalis.

Dalam sesi wawancara, Luthfi Lathifa Rizki mengatakan, gelar juara yang diraihnya tersebut merupakan doa serta ridho dan restu dari guru dan juga orang tua. Tak hanya itu, dukungan dari teman-teman dan pihak kampus yang ikut mendorong sehingga pada akhirnya memperoleh hasil yang membanggakan.

“Alhamdulillah, sangat-sangat bersyukur sudah diberi kesempatan untuk mengikuti dan dapat menjuarai lomba MTQ di event ini. Kuncinya adalah yang pasti selalu berdoa kepada Allah, minta doa dan ridho dari guru, orang tua, serta teman teman semua. Lalu tentunya diiringi dengan usaha. Usahanya yaitu dengan latihan rutin tiap hari untuk menggali potensi lebih dalam lagi agar hasilnya juga maksimal,” ungkapnya, pada Senin (25/1/2021).

Menilik lebih jauh, Teh Luthfi, sapaan akrab Luthfi Lathifa Rizki menuturkan, apa yang diraihnya tersebut merupakan sebuah proses panjang dengan berbagai macam rintangan. Tak heran, jika dalam perjalanannya sebagai pelantun ayat suci Al-Qur’an mengalami banyak ujian dan cobaan. Ia mengaku telah belajar melantunkan ayat Al-Qur’an sejak masih duduk di tingkat Sekolah Dasar. Hal ini didasari oleh cita-citanya yang ingin menjadi Qari’ah internasional.

“Saya belajar seni baca Al-Qur’an sejak kecil, tepatnya waktu saya masih SD. Dalam belajar tilawah ini tentunya banyak proses yang dilewati, dari mulai melatih nafas, suara, belum lagi pantangan-pantangan yang harus diikuti kalau mengikuti event seperti ini. Dukanya itu pas suara serak ngga keluar biasanya,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, mahasiswi yang lahir di Jambi, 2 Januari 2001 tersebut berbagi pesan untuk para generasi muda agar selalu tetap semangat untuk meraih apa yang dicita-citakan.

“Selalu sempatkanlah membaca Al-Qur’an setiap hari, kemudian pantang menyerah atas apa yang ingin diraih,” pungkasnya.