Revolusi industri dtandai dengan
teknologi manufaktur, trend otomatisasi, pertukaran data, mencakup penggunaan
teknologi internet dan komputasi atau dikenal dengan era revolusi 4.0. Kekurangan
era revolusi industri 4.0 yang terlalu menekankan pada teknologi mendorong
munculnya pemahaman society 5.0 yang
menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan nilai kemanusiaan dalam
menyelesaikanmasalah melalui sistem pengintegrasian antara dunia maya dan dunia
fisik. Perubahan ini menghadirkan tantangan bagi mahasiswa sebagai sumberdaya
manusia. Peluang pekerjaan, sumber informasi, cara berkomunikasi, dan kemampuan
atau keterampilan yang dituntut untuk memenuhi perubahan yang ada turut
berubah. Menilik hal ini, mahasiswa mata kuliah Event Organizer kelas karyawan di bawah bimbingan Dr. Agustina M.
Purnomo menyelenggarakan talkshow
bekerjasama dengan RRI Pro 2 FM.
Talkshow mengundang Dr. Irman Suherman, Dosen Fakultas Agama Islam
dan Pendidikan Guru Universitas Djuanda. Dr. Irman menyampaikan, kemampuan
komunikasi merupakan kemampuan yang diperlukan dalam menghadapi era society
5.0. Ia bersepakat dengan pernyataan mahasiswa Sains Komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial, Politik dan Komputer sebagai penyelenggara kegiatan. Mahasiswa Sains
Komunikasi menyampaikan, mahasiswa memerlukan kemampuan literasi media dalam
menjalani era society 5.0. Dr. Irman
menyampaikan bentuk literasi yang diperlukan diantaranya adalah numerasi sains dan informasi finansial.
Kemampuan literasi akan meningkatkan kemampuan komunikasi.
Selanjutnya, Dr. Irman
menyampaikan kreativitas mahasiswa sangat penting penting terutama di era yang menjelang akhir
pandemi ini. Pembelajaran online
memerlukan kreativitas. Hasil penelitian Dr. Irman menemukan bahwa 60% mahasiswa
kesulitan memahami materi dan 70% kemandirian belajar mahasiswa masih rendah.
Ini disebabkan karena ketidak-siapan mahasiswa dalam beradaptasi dengan situasi
pandemi dan mengoptimalkan media dalam pembelajaran. Teknologi digital dan
media internet menuntut perubahan pola adaptasi perilaku. Mahasiswa yang hidup
di era society 5.0 dituntut untuk
cerdas dalam memanfaatkan teknologi dengan senantiasa menyadari kehidupan di
dunia nyata. Mahasiswa tidak hanya harus belajar namun menyesuaikan dengan
perubahan di luar kampus. Pendidikan harus menyesuaikan dengan dunia industri
karena dunia industri berkembang lebih cepat.
Seorang penanya mengajukan
pertanyaan tentang kompetensi apa yang perlu dibutuhkan oleh mahasiswa di era society 5.0. Dr. Irman menyampaikan, bentuk kompetensi
utama di era society 5.0 adalah kompetensi leadership.
Jika kepemimpinan mahasiswa muncul maka dia akan berusaha memahami orang lain
dan membangun kompetensi yang lain seperti komunikasi, team work atau kolaborasi dan kreativitas. Kepemimpinan merupakan keahlian
dasar yang menentukan keahlian-keahlian yang lain. Mahasiswa yang rendah
kemandirian belajarnya dalam penelitian yang dilakukan narasumber kemungkinan
besar adalah mahasiswa yang tidak memiliki kepemimpinan yang baik. Tips untuk
meningkatkan kepemimpinan adalah berorganisasi. Jangan menjadi mahasiswa
kupu-kupu, kuliah pulang, kuliah pulang. Apalagi kuliahnya juga bengong. Mahasiswa harus mau
berorganisasi. Dosen juga jangan menjadi dosen yang anti organisasi. Menurut
Dr. Irman, jangan sia-siakan kesempatan untuk berorganisasi di masa kuliah S1. Masa
kuliah selanjutnya atau S2 atau S3 biasanya sudah sibuk dengan pekerjaan.
Seorang penelpon bertanya bagaimana
cara agar tidak malas belajar di masa pembelajaran online. Dr. Irman menyampaikan kesuksesan belajar diperoleh
dengan niat yang benar. Niat belajar
karena nilai rentan untuk berkurang. Niatkan lah belajar untuk meningkatkan
pengetahuan diri kita sendiri sehingga kemalasan belajar akan menghilang.
Talkshow yang diselenggarakan pukul 20.00-21.00, 13 April 2022 ini ditutup dengan simpulan era society 5.0 adalah era di mana manusia dan teknologi menjadi seimbang. Mahasiswa harus siap dengan perubahan yang ada, dan mau menyesuaikan dengan perubahan yang ada melalui proses belajar. Perubahan yang ada membutuhkan perubahan kebiasaan, pola belajar, kemampuan komunikasi, leadership, collaboration yang tepat dengan kriteria manusia masa depan, dan siap menjadi manusia yang berbeda dengan kemampuan yang menjawab kebutuhan masa depan.