Universitas
Djuanda (UNIDA) Bogor selenggarakan Sosialisasi dan Pendaftaran Hibah Matching
Fund Platform Kedaireka yang diselenggarakan di Gedung C UNIDA Bogor
pada Kamis, 14 April 2022 dengan menerapkan protokol kesehatan. Sosialisasi
tersebut mengundang narasumber Kepala Bidang Writing Center Unit, Badan Pengembangan Keilmuan UNIDA Bogor, Dr.
Rasmitadila, M.Pd dan Kepala Bidang Riset Klinik Badan Pengembangan Keilmuan
UNIDA Bogor, Aminullah, S.TP., M.Si. Kegiatan diikuti oleh perwakilan dari
setiap fakultas di UNIDA Bogor. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai tindak
lanjut atas dibukanya pendaftaran batch kedua dari hibah Kedaireka dari
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek)
yang dimulai pada tanggal 1 sampai dengan 30 April 2022. Program Matching Fund
dengan flatform Kedaireka itu sendiri
merupakan program pendanaan Kemendikbudristek yang merupakan program penguatan
kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia industri untuk
secara bersama-sama membentuk ekosistem Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Wakil Rektor III
UNIDA Bogor, Dr. Ir. Ristika Handarini, M.Si. dalam paparannya menyatakan bahwa
kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan dan mengajak dosen mendaftarkan
proposal hibah di Kedaireka serta memberikan bekal bagi dosen mengenai tips
and trick agar proposal bisa lolos hibah Kedaireka.
“Dalam hibah
tersebut satu dosen dapat mengajukan dua proposal yang pertama sebagai ketua
dan yang kedua sebagai anggota. Para Kepala Program Studi yang ada di UNIDA
Bogor diharapkan dapat berkoordinasi dengan para dosen dan kami sebagai unit
penunjang tentu akan selalu mendukung dan membantu,” tutur Dr. Ir. Ristika
Handarini, MP.
Selanjutnya Dr.
Rasmitadila, M.Pd. dalam paparan materinya menyatakan bahwa matching fund adalah jenis hibahnya dan
Kedaireka itu merupakan aplikasinya. Dalam Kedaireka itu UNIDA selaku perguruan
tinggi mencari pihak dunia industri dan ketika penelitian itu cocok maka akan matching antara penelitian dari dosen
UNIDA dengan dunia industri. Setelah proposal dibuat maka dosen yang akan
mendaftar hendaknya mengisi template
yang sudah disediakan oleh aplikasi Kedaireka.
“Ini bukan riset atau pengabdian, ini lebih ke
inovasi yang telah kita buat untuk dikomersialisasikan dan menggandeng dunia
usaha dan dunia industri. Keanggotaan dalam hibah tersebut boleh lebih dari empat
anggota dan disarankan multidisiplin ilmu dan diusahakan mahasiswa yang
terlibat lebih dari empat mahasiswa dan boleh juga anggotanya dosen dari
sekolah vokasi,” ungkapnya.
“Sebagai reviewer, saya akan mematok nilai
maksimal dalam hibah tersebut. Oleh karena itu tim reviewer akan me-review
terlebih dahulu proposal dari dosen sehingga sebelum mendaftar di aplikasi
Kedaireka akan di-review layak atau
tidaknya proposal tersebut,” lengkap Dr. Rasmitadila, M.Pd.
Di kesempatan
yang sama, Aminullah, S.TP., M.Si dalam pemaparan materinya menyampai
pengalaman mendaftar di Kedaireka bahwa ini bukan riset tapi lebih ke purwarupa atau produk yang telah dimiliki. Dari
pengalaman narasumber, bahwa sangat fatal untuk sedikit melibatkan mahasiswa
dalan hibah yang diajukan dan kesalahan lainnya adalah pemaparan kontribusi
harus jelas. Kontribusi pihak yang mengajukan tidak boleh tidak jelas dan harus
dapat menjelaskan dibagian mana berkontribusinya.
“Kita sebagai
pendaftar hibah harus menjelaskan masalah dan tentu solusi inovasi yang ditawarkan
untuk permasalahan tersebut khususnya permasalahan di dunia usaha dan dunia
industri serta bagaimana keunggulan dan keunikan produk yang kita miliki. Kita
sebagai pengusul juga perlu menjelaskan keterlibatan mahasiswa dalam hibah
tersebut sehingga dapat mendukung delapan program Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka (MBKM),” tutur Aminullah, S.TP., M.Si.