Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor  percepat pencapaian menuju Entrepreneurial University melalui Forum Group Discussion (FGD) dengan tema “UNIDA Tumbuhkan Pasar Bermartabat” bersama pakar sekaligus praktisi Internasional, Herman Alick Meerzorg yang berasal dari Belanda dan berlangsung di ruang Senat Gedung Rektorat UNIDA Bogor (10/2). Dalam kesempatan ini dihasiri langsung Rektor beserta jajarannya, Para Pimpinan Fakultas, Direktorat Pengembangan Usaha dan Inovasi Bisnis, Direktorat Sumber Belajar, Direktur Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri, serta Kepala Bidang Pengembangan Usaha.

Rektor UNIDA Bogor, Dr. Ir. Dede Kardaya, M.Si menyampaikan dalam sambutannya bahwa melalui kegiatan FGD ini diharapkan akan menjadi sebuah tahapan yang dilakukan UNIDA Bogor dalam upaya terwujudnya UNIDA Bogor menjadi Entrepreneurial University di tahun 2035.

Pertemuan Ini merupakan salah satu percepatan pencapaian UNIDA Bogor menuju Entrepreunerial University, dengan menumbuhkan pasar bermartabat yang Halalan Thayyiban bagi kita semua”. Ungkap Rektor dalam sambutan.

 Prof. Dr. Ir. Winugroho, M.Sc selaku peserta FGD melihat UNIDA Bogor sebagai potensi yang dapat maju pesat serta dapat mengejar cita-cita universitas dengan melihat Semangat serta berusaha memanfaatkan sumber sumber yang ada untuk membangun inovasi dan bisnis, sehingga bisa bersinergis dengan program pencapaian menuju kearah Entrepreunerial University.

“Dengan adanya Herman Alick Meerzorg yang sudah berpengalaman ditengah-tengah kita tentu pastinya dapat ikut mendorong percepatan pencapaian UNIDA Bogor melalui keahliannya.  Herman memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun dalam bidang pemasaran, dan beliau telah tinggal selama 25 tahun di Indonesia dengan membangun system pasar modern seperti hero dan Matahari swalayan store.

Herman Alick Meerzorg selaku narasumber menjelaskan tujuan beliau tinggal di Indonesia, dan selalu melakukan riset pasar khususnya dampak pasar modern yang sering kali berimbas pada pasar tradisional yang minim peminat.

“Tujuan saya di indonesia adalah dapat berkontribusi serta fokus terhadap apa yang saya bisa lakukan untuk meningkatkan produktivitas. Dengan pengalaman di Hypermart dan matahari yang ternyata berdampak besar yaitu banyaknya pasar tradisional dan pasar-pasar kecil yang tutup dan kondisi ini tidak benar. Pasar tradisional sekarang tidak bisa menguasai pasar, karena faktor efisiensi, kebersihan dan infrastruktur yang minim dibanding pasar modern yang fokus berfokus pada pelayanan prima dan kepuasan pembeli.

Hal yang disampaikan oleh Herman diatas merupakan Faktor kegagalan pasar tradisional yang berasal dari kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia yang mencakup pendidikan, kualitas pelayanan, kompetensi, manajemen, sistem kinerja dan struktur kerja.

“Kita harus tahu pendidikan dan pelatihan untuk saat ini dan 50 tahun kedepan adalah faktor utama dibarengi dengan keterampilan penggunaan teknologi yang akan mendorong efiseinsi, kualitas dan produktivitas kemajuan bersama. Jika UNIDA Bogor mau melaksanakan peran paling fundamental seperti menjadi pusat penyedia bahan baku yang berasal dari agribisnis, maka harus melalui proses pendidikan dan penelitian, karena faktor pendidikan serta penelitian merupakan faktor yang dibutuhkan dan paling berarti, karena jangan hanya mengembangan bisnis untuk bisnis saja, namun juga harus melakukan penelitian sebagai pengembangan yang berkelanjutan”. Tambahnya.

Modal inti yang harus diterapkan dalam program dan proyek adalah Fokus. Fokus berkaitan dengan bagaimana mengembangkan ilmu serta meningkatkan pengetahuan keterampilan dari mahasiswa, pedagang kecil, manager pasar swalayan, bagaimana kita bisa meningkatkan produksi dan produktivitas yang bagus dan halal untuk mahasiswa serta petani, dan fokus bagaimana sebagai Universitas bisa memanfaatkan investasi yang kita buat dalam membuat produk yang bisa diterima dan dipasarkan secara mendunia. _FTR_