Tulisan oleh:

Dr. Ananingtyas Septia Darmarini, S.Pi., M.P (Dosen Fakultas Pertanian Universitas Djuanda)

Dalam rangka Memperingati Hari Keanekaragaman Hayati internasional

22 Mei 2024

 

Hari Keanekaragaman Hayati Internasional atau International Day for Biodiversity diperingati pada tanggal 22 Mei. Tanggal ini dipilih mengadopsi dari Convention on Biodiversity Diversity (CBD) tahun 1992. Penetapan hari Keanekaragaman Hayati Internasional merupakan upaya secara global dalam pelestarian keanekaragaman hayati dunia.

 

Keanekaragaman hayati dapat ditinjau beradasarkan jenis, jumlah, kelimpahan dan tipe fungsionalnya dalam ekosistem. Keanekragaman hayati di alam kita memiliki banyak fungsi di antaranya yang sangat penting adalah fungsi ekologis.  Fungsi ekologis kenanekaragaman hayati berkaitan dengan proses keanekaragaman hayati dan keberadaannya yang dapat memberikan dampak terhadap kestabilan ekologi baik di darat ataupun di perairan.

 

Keanekragaman hayati dapat menyediakan ketersediaan oksigen, air bersih, penyerbukan, pengolahan limbah dan sebagainya. Selain fungsi tersebut keanekaragaman hayati juga memberikan fungsi ekonomi dan sosial. Fungsi ekonomi  dilihat bahwa ketersediaan keanekaragaman flora fauna dapat memberikan dukungan terhadap kesejahteraan masyarakat, sedangkan fungsi sosial kenaekaragaman hayati dapat memberikan peluang kepada manusia untuk berusaha sehingga menjadi bagian dari budaya dan identitas masyarakat pada wilayah tertentu. 

 

Peringatan International Day for Biodiversity tahun ini bertepatan dengan hari Rabu, 22 Mei 2024. Dirilis dari  https://www.cbd.int/biodiversity-day hari Keanekaragaman Hayati Internasional tahun ini mengangkat tema “Be part of the Plan”. Tema ini merupakan seruan kepada semua pemangku kepentingan untuk menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati dengan menerapkan Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework yaitu The Biodiversity Plan. Biodiversity Plan membuka peluang semua pihak saling bergandengan tangan untuk kelestarian keanekaragaman hayati. Pemerintah, masyarakat adat, komunitas lokal, organisasi, dunia usaha, dan inividu didorong untuk implementasi Biodiversity Plan. Kita sebagai individu juga memiliki peran untuk berkontribusi sehingga kita menjadi bagian dari rencana.

 

“Be part of the Plan”. Kita semua harus menjadi bagian dari rencana kenapa? I n d o n e s i a dikenal sebagai salah satu negara megabiodiversitas (megabiodiversity) kedua terbesar di dunia, sudah selayaknya mengambil bagian dari seruan ini.  Kekayaan hayati  di indonesia beragam yang berasal dari wilayah darat ataupun laut. Khusus keanakaragaman hayati di perairan (laut) Indonesia yang dikutip dari berbagai sumber bahwa Indonesia memiliki setidaknya 8500 spesies ikan dan 950 spesies terumbu karang. Kelompok alga Indonesia memiliki sekitar 971 jenis, lamun 13 jenis dan mangrove sejati terdapat 55 jenis dari 74 jenis yang ada di dunia. Bahkan di Indonesia juga terdapat biota (horseshoe crab) yang hanya terdapat empat spesies di dunia dan tiga yang lain memiliki sebaran di wilayah Indonesia.

 

Sebaran keanekaragaman hayati di seluruh wilayah Indonesia bahkan dunia sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim dan tingkat ketergangguan yang terjadi saat ini. Kondisi tersebut akan mempengaruhi ketersediaan sumberdaya alam yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap jasa ekosistem yang akan diterima oleh  manusia ataupun biota yang ada pada ekosistem. Informasi dari https://www.cbd.int/countries/profile?country=id Indonesia memiliki 140 spesies burung, 63 spesies mamalia, dan 21 spesies reptil yang terancam punah. Indonesia juga memiliki 728 spesies yang dilindungi yang terdiri dari 130 mamalia, 390 burung, 48 reptil, 8 ikan 20 kupu-kupu, 12 moluska dan 9 krustasea. Maka menjadi suatu keharusan kita sebagai warga negara Indonesia ikut menjadi bagian yang menjaga kelestarian keanekragaman hayati ini.

 

Berita terbaru yang dirilis oleh The IUCN red List of Treatened Species tahun 2023, salah satu keanekaragaman biota laut kita yaitu ikan pari jawa atau Java Stingaree, Urolophus javanicus  dilaporkan telah punah. Dalam naskah ICUN (https://www.iucnredlist.org/species/60095/229337053) sebab kepunahannya diperkirakan  karena eksploitasi dan pemanfaatan secara berlebihan serta kondisi habitat yang kurang mendukung (ekosistem mengalami degradasi).

 

Berita tersebut menimbulkan keprihatinan bagi kita semua, sehingga harus ada upaya agar kejadian serupa tidak terjadi kembali di catatan keanekaragaman hayati di lingkungan kita. Kita sebagai individu,  memiliki tuntunan agar menjaga keanekaragaman hayati yang Allah berikan sebagai sumber daya yang dapat kita syukuri dan manfaatkan secara bijak. Keanekaragaman hayati yang ada merupakan berkah Allah dan dapat menjaga kesimbangan alam, jika tidak dikelola secara bijak maka akan mendatangkan ketidakbaikan bukan hanya kepada manusia tetapi kepada semua makhluk hidup lainnya. Ketidakbijakan dalam bertindak terhadap lingkungan dapat mengganggu harmoni alam yang akhirnya merusak ekosistem.

 

Allah telah mengingatkan kita semua dalam surat Al Araf:56 ”Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” Ayat ini sebagai pengingat yang melekat di hati kita untuk selalu menjaga diri kita untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati kita. Momentum Hari Keanekaragaman Hayati Internasional 2024 ”Be Part of The Plan” semoga menjadi titik awal kita menjadi bagian dari individu yang ikut berperan menjaga keanekaragaman hayati dan menjadi pertimbangan dalam setiap tindakan. Kita mulai dari diri menjadi salah satu aktor yang ikut melestarikan keanekaragaman hayati, sebagai role model bagi yang lain. Mari berperan walaupun kecil dengan bergabung di kampaye medsos global melalui hashtags: #BiodiversityDay, #PartOfThePlan, #ForNature. Wallahu Alam Bishawab (220424-AKU-ASD).

 

Kata kunci: biodiversity day, biodiversity plan, mangrove, megabiodiversiti, Urolophus javanicus