Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor bermitra dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Caringin dan Koordinator Layanan Satuan Pendidikan (Koryandik) Wilayah Caringin menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk workshop dengan tema ?Pendampingan Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Sekolah Dasar Berorientasi Pelajar Pancasila?.

Workshop dilaksanakan di Gedung Sekretariat PGRI Caringin dengan melibatkan 37 peserta yang merupakan perwakilan guru-guru dari 35 sekolah dasar yang ada di Kecamatan Caringin. Workshop dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat selama kegiatan berlangsung.

Pada kesempatan ini, workshop dihadiri dan dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Juanda Dimansyah, SE., MM, dihadiri oleh Ketua Koordinator Layanan Satuan Pendidikan (Koryandik) Wilayah Caringin? Dra. Hj. Euis Rohayati, MM, Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Drs. H. Sudaryat, MM, dan dihadiri pula oleh Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Caringin Engkus Sutisna, S.Pd.

Dalam sambutannya, Kadisdik Kabupaten Bogor menyampaikan bahwa beliau sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini dan siap berkomitmen untuk bekerjasama bersama UNIDA Bogor untuk melakukan kegiatan-kegiatan pengabdian serupa di wilayah-wilayah lain di Kabupaten Bogor.

Workshop ini juga menghadirkan Direktur Eksekutif Yayasan Pusat Studi Pengembangan Islam Amaliyah Indonesia, Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I, dan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Zahra Khusnul Latifah, M.Pd.I sebagai narasumber.

Dalam paparannya, Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I, menegaskan kepada para peserta, bahwa guru harus mengetahui dan memahami konsep dari Profil Pelajar Pancasila yang merupakan penyederhanaan dari konsep Pendidikan Karakter dengan 18 indikator sikap yang telah dirilis sebelumnya.

?Profil Pelajar Pancasila memiliki 6 indikator yaitu Beriman, Berkebinekaan global, Bergotong royong, Mandiri, Bernalar kritis, dan Kreatif, yang semua itu tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024,? ungkap Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I.

Pemateri kedua, Zahra khusnul Latifah, M.Pd.I memaparkan, bahwa dalam rangka mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, Guru perlu melakukan upaya-upaya pengelolaan kelas dari mulai perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian dan evaluasi pembelajaran yang mampu mengintegrasikan enam nilai karakter yang menjadi indikator terbentuknya profil Pelajar Pancasila.

?Salah satu cara yang bisa dilakukan guru di era sekarang adalah menjadi Guru penggerak, yaitu Guru yang menjadi pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada murid atau student center learning,? ujarnya.

Kegiatan ini berdampak cukup signifikan terhadap peningkatan pengetahuan dan pemahaman guru tentang penguatan pendidikan karakter berorientasi Profil Pelajar Pancasila di sekolah. Hal ini dibuktikan dari hasil pre-test dan post-test yang diberikan kepada peserta workshop. Begitu juga dengan antusiasme peserta kegiatan yang terlihat tetap bersemangat dan giat berdiskusi hingga kegiatan berakhir.

Kegiatan ini merupakan bentuk hilirisasi dari kegiatan penelitian unggulan di Prodi Manajemen Pendidikan Islam FKIP UNIDA Bogor dan tindak lanjut dari Program Bantuan Pendanaan Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Hasil Peneltian dan Purwarupa PTS, Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

?Untuk itu ucapan terima kasih disampaikan kepada Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, atas bantuan pendanaan yang diberikan demi terselenggaranya kegiatan ini, semoga kolaborasi dan sinergi yang positif akan berlanjut kepada skema pengabdian masyarakat lainnya demi terwujudnya masyarakat desa yang unggul dan mandiri,? tutur Zahra Khusnul Latifah, M.Pd.I.