Perkembangan kehidupan manusia saat ini ternyata dipengaruhi oleh perjalanan kehidupan manusia pada masa lampau dengan terjadinya beberapa revolusi. Dampak revolusi tersebut bagi kehidupan masyarakat pada masa itu seringkali memakan banyak korban jiwa. Terjadinya ketidakpuasan dan adanya dendam seringkali menjadi pemicu orang untuk menempuh jalan kekerasan demi mengakhiri hal tersebut.
Revolusi sering diartikan dengan perubahan yang cepat. Namun dalam hal ini, revolusi diartikan sebagai perubahan mendasar (radical change). Hal ini dikarenakan revolusi akan menghantarkan suatu negara kepada perubahan-perubahan mendasar di segala bidang, seperti kebudayaan, ekonomi, sosial, ideologi, dan lain sebagainya
Salah satu revolusi sebagai
peristiwa bersejarah di Eropa yang menyebabkan terjadinya perkembangan
demokrasi dan perubahan ekonomi secara besar-besaran adalah Revolusi Perancis. Revolusi tersebut terjadi dalam rentang tahun 1789 – 1799 yang
ditandai dengan penyerangan Penjara Bastille pada 14 Juli 1789. Selain bidang
ekonomi, adanya Revolusi Perancis
juga menyebabkan perubahan besar–besaran pada struktur politik Perancis. Sistem
monarki absolut yang berdiri selama ratusan tahun runtuh hanya dalam waktu
hitungan tahun. Stratifikasi sosial yang didasarkan feodalisme, aristokrasi dan
monarki runtuh akibat gerakan kelompok sayap kiri, oleh kaum proletar, oleh
massa dan oleh petani pedesaan.
Revolusi Perancis merupakan salah satu peristiwa paling terkenal dalam sejarah Perancis. Beberapa karakteristik kunci akibat revolusi Perancis menentukan jalannya politik Perancis modern dan nilai-nilai yang dipegang oleh rakyat Perancis. Saat ini, Perancis adalah bangsa merdeka di Eropa Barat dan pusat pemerintahan yang besar dengan bentuk pemerintahan sebagai negara Republik semi-presidensial, dan mengadopsi nilai-nilai "Liberty, Equality, Fraternity" yang berarti kebebasan, persamaan, persaudaraan. Dampak revolusi Perancis tidak hanya dinikmati oleh bangsa Perancis, tetapi juga oleh bangsa lain, khususnya bangsa Indonesia.
Faktor-Faktor Penyebab Revolusi Perancis
Hari Nasional Perancis diperingati setiap tanggal 14 Juli atau dikenal dengan nama Bastille Day (Hari Bastille). Bastille adalah penjara bersejarah yang telah dirobohkan atas perintah pemerintahan revolusioner Perancis beberapa hari setelah penyerbuan penjara tersebut. Dengan penyerbuan penjara tersebut mendorong terjadinya revolusi Perancis. Faktor-faktor penyebab terjadinya revolusi Perancis dapat dibedakan secara umum dan khusus.
A. Sebab-sebab umum
1.
Ketidakadilan dalam bidang
politik dan ekonomi. Adanya perlakuan yang berbeda pada masyarakat Perancis yang dibagi atas tiga golongan, khususnya yang
berkaitan dengan pajak, kesempatan berusaha, dan jabatan-jabatan penting. Secara
umum masyarakat Perancis sebelum Revolusi Perancis terjadi dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu : a. Kaum bangsawan (aristokrat), b. Pendeta dan biarawan (kaum
rohaniawan) dan c. Kaum borjuis (pedagang dan pengusaha) dan rakyat jelata
(petani dan buruh)
2.
Kekuasaan absolut raja.
Pemerintahan Louis XIV bersifat monarki absolut, di mana raja dianggap selalu
benar. Semboyan Louis XIV adalah letat cest moi (negara adalah saya). Untuk
mempertahankan keabsolutannya itu, ia mendirikan penjara Bastille. Penjara ini
diperuntukkan bagi siapa saja yang berani menentang keinginan raja
3.
Timbul
paham baru. Muncul ide-ide atau paham-paham baru yang pada intinya adalah
memperjuangkan kebebasan dan pemenuhan hak- hak asasi manusia. Paham-paham ini
muncul akibat berbagai tekanan yang menyengsarakan rakyat mulai menimbulkan
keinginan-keinginan untuk 3 mencapai kebebasan
4.
Negara
mengalami krisis ekonomi. Perancis
mengalami kemerosotan ekonomi dan keuangan pada masa pemerintahan Louis XVI.
5.
Pengaruh
perang kemerdekaan Amerika. Nilai-nilai perjuangan kemerdekaan Amerika seperti
adanya pengakuan atas hak-hak manusia menjadi paham baru di Perancis. Gerakan kebebasan ini
berhasil menggerakkan Revolusi Perancis
dengan mengusung jargon “liberty,
egality, fraternity”
B.
Sebab-sebab Khusus
Dalam upaya mengangani krisis
ekonomi, Dewan Perwakilan Rakyat (Etats Generaux) tidak mampu mengatasi masalah
ekonomi yang terjadi pada saat itu (https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_6TIPS5191205.pdf
diunduh hari Rabu, 13 juli 2022).
Dampak Revolusi Perancis
Revolusi
Perancis memberikan banyak dampak terhadap pemerintah Perancis sendiri maupun
negara lain, salah satunya Indonesia. Dampak revolusi Perancis di dalam negeri (Perancis) bisa dibedakan dalam beberapa bidang, yaitu
bidang politik dan bidang ekonomi serta sosial, seperti diuraikan berikut ini.
A.
Bidang
Politik
Dampak revolusi Perancis dalam bidang politik, antara lain:
1.
Undang–undang dianggap sebagai kekuasaan tertinggi sebagai
pengawasan jalannya kekuasaan eksekutif
2.
Munculnya sistem republik sebagai bentuk pemerintahan baru
3.
Paham demokrasi modern timbul secara lebih nyata
4.
Berkembangnya Nasionalisme
5.
Munculnya ide untuk aksi revolusioner menentang pemerintahan
kekuasaan absolut
B.
Bidang
Ekonomi
Dampak
revolusi Prancis dalam bidang ekonomi, antara lain:
1.
Penghapusan sistem feodalisme dan penguasaan tanah
2.
Petani memiliki hak atas tanah dan lahan pertanian
3.
Penghapusan gilda (perkumpulan dari pengusaha yang mendapat
monopoli dan perlindungan usaha dari pemerintah) karena bertentangan dengan
sistem liberalisme
4.
Industrialisasi
C.
Bidang
Sosial
Dampak revolusi Perancis dalam bidang sosial, antara
lain:
1.
Terbentuknya tatanan sosial baru
2.
Pendidikan yang sebelumnya hanya didapatkan oleh bangsawan
dihapuskan dan dapat dirasakan oleh setiap golongan masyarakat.
(https://idsejarah.net/2020/10/sejarah-revolusi-perancis.html diunduh hari Rabu, 13 Juli 2022
jam 20.09)
Adapun dampak positif bagi bangsa
Indonesia dari revolusi Perancis
adalah:
1.
Paham Nasionalisme. Paham ini mula-mula muncul
di daratan Eropa dan menyebar dengan cepat ke Asia dan Afrika, khususnya di
Indonesia.
2.
Paham Demokrasi. Paham ini mendorong bangsa
Indonesia untuk mendirikan parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat, khususnya
pada masa pemerintahan Belanda yang saat itu berkuasan di Indonesia. .
3.
Persatuan. Keberhasilan revolusi Perancis dalam membangun persatuan dari rakyat-rakyatnya, secara tidak langsung memberikan inspirasi
bagi Indonesia untuk menumbuhkan sikap persatuan dalam perjuangan merebut
kemerdekaan. Salah satu bukti awal lahirnya persatuan di Indonesia adalah
digunakannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Revolusi
Perancis
memberikan implikasi dalam segala aspek kehidupan, namun yang paling menonjol
adalah revolusi ilmu pengetahuan dan lahirnya faham-faham baru yang sangat
signifikan, seperti liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme sebagai perkembangan
dari semboyan yang digaung-gaungkan ketika revolusi, yakni Liberte (kebebasan), egaliter (kesamaan), dan fraternette (persaudaraan).
Salah satu implikasi revolusi Perancis adalah lahirnya paham
liberalisme. Paham liberalisme
mulai berkembang pada abad ke-18 dan 19 di Perancis serta Inggris. Munculnya paham liberalisme di Perancis tidak terlepas dari
sejarah revolusi Perancis. Kaum liberalis menentang adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama.
Perkembangan
liberalism di Perancis berawal dari pergerakan kaum borjuis pada abad 18 yang
berjuang menentang kekuasaan dan kepemimpinan Raja
Louis XVI yang hidup bermewah-mewah sementara rakyatnya kelaparan. Rakyat Paris
melakukan penyerangan terhadap penjara Bastille, yang sering digunakan untuk
memenjarakan para tahanan politik yang tidak sejalan dengan kerajaan dianggap
sebagai simbol kekuasaan absolut yang dimiliki oleh kaum bangsawan dan keluarga
kerajaan.
Pada
akhirnya Perancis bertransformasi dari kerajaan ke republik yang diperintah
oleh rakyatnya. Perancis telah menjadi negara yang terlibat dalam
beberapa peristiwa paling penting dalam sejarah Eropa, bahkan menjadi salah
satu negara yang turut menjadi sejarah penting lahirnya paham liberalisme di
Eropa. Dalam Bahasa Perancis, liberalisme mempunyai makna bebas.
Liberalisme adalah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi
politik yang berdasar pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak
merupakan nilai utama (https://www.kompas.com/stori/read/2022/03/27/120000879 diunduh pada hari Rabu, 13 juli 2022).
Menurut Arif
(2008) paham Liberalisme mencakup tiga hal:
1.
Kebebasan berfikir tanpa
batas alias free thinking
2.
Senantiasa meragukan dan
menolak kebenaran alias sophisme
3.
Sikap longgar dan semena-mena
dalam beragama (loose adherence to and
free exercise of religion)
Salah satu bukti perkembangan liberalisme di Pe
Cegah Stunting dan Tingkatkan Kehatan Ibu Hamil di Kabupaten Sumedang, Delegasi Mahasiswa UNIDA pada KKN-T LLDIKTI Wilayah 4 Ikut Serta dalam Kegiatan Posyandu
Tingkatkan Kebersihan dan Keindahan Lingkungan di Kabupaten Sumedang, Delegasi Mahasiswa UNIDA pada KKN-T LLDIKTI Wilayah 4 Adakan Pengabdian Kepada Masyarakat
Keren! UNIDA Kini Punya Komunitas DSB Sebagai Wadah untuk Pecinta Olah Raga Skateboard
UNIDA Matangkan Persiapan Pembukaan Program Studi Pendidikan Agama Islam
Mahasiswa FAIPG UNIDA Kembali Raih Prestasi, Kali Ini Raih Juara Kategori Tata Gerak Terbaik di Festival Permainan dan Olahraga Tradisional Jawa Barat 2024