Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor
selenggarakan Peringatan 10 Muharram 1443 H bertema ?Muharram Momentum Mawas
Diri di Tengah Pandemi untuk Menjadi Insan yang Berkarakter Tauhidi? yang
diselenggarakan secara hybrid dengan daring menggunakan aplikasi Zoom Cloud
Meetings dan live straming via Youtube serta secara luring di Mesjid Baitul
Hamdi UNIDA Bogor dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat (19/08).
Peringatan 10 Muharram ini diikuti oleh Chancellor UNIDA Bogor, Dr. H. Martin
Roestamy, SH., MH. beserta jajaran, Rektor UNIDA Bogor, Dr. Dede Kardaya, M.Si.
beserta jajaran, Ketua Yayasan Pusat Studi Pengembangan Islam Amaliyah
Indonesia (YPSPIAI), Dr. Bambang Widjojanto, M.Sc. beserta jajaran serta
diikuti juga oleh insan UNIDA Bogor dan Yayasan PSPIAI.
Rektor UNIDA Bogor, Dr. Ir. Dede
Kardaya, M.Si. dalam pemaparan materinya menyatakan bahwa dengan nikmati hidup
yang diberikan oleh Allah SWT, insan UNIDA Bogor dan Yayasan PSPIAI dapat
merasakan bulan Muharram pada tahun ini. Pada setiap tanggal 10 Muharram, UNIDA
Bogor selalu mengadakan peringatan 10 Muharram yang bertujuan untuk lebih mendekatkan
diri dengan Allah SWT.
?Sebagaimana kita ketahui dalam Muharram
ini banyak peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi, sehingga di bulan ini
oleh Nabi Muhammad SAW diharamkan untuk berperang dan disarankan untuk
memperbanyak pahala seperti UNIDA Bogor selalu mengadakan santunan anak yatim
dan lainnya. Muharram adalah bulan yang dimana Nabi Muhammad selalu menjalankan
ibadah puasa. Mudah-mudahahan kita semua dapat selalu menjalankan ibadah puasa
seperti ajaran Nabi Muhammad SAW, dan semoga kita selalu mawas diri sehingga
kita dapat menjadi lebih baik dan lebih baik lagi, jika kita ingin menjadi
manusia beruntung maka kita harus menjadi lebih baik di tiap harinya. Dalam
suasana pandemi ini, tentunya kita harus lebih kreatif dan inovatif,? tutur Dr.
Ir. Dede Kardaya, M.Si.
Ketua Yayasan PSPIAI, Dr. Bambang
Widjojanto, M.Sc. dalam pemaparan sambutannya menyatakan bahwa dalam
perkembangan perjuangan bangsa Indonesia dalam kemerdekaan di dalamnya sudah
jelas ada jejak digital banyaknya peran Islam dalam perjuangan kemerdekaan
Republik Indonesia seperti dalam resolusi jihad untuk mempertahankan
kemerdekaan Indonesia yang dicetuskan oleh KH. Hasyim Asyari maka terjadilah
peristiwa 10 November di Surabaya yang luar biasa yang menjadi cikal bakal Hari
Pahlawan. Jadi bisa pahami bahwa yang menjaga negeri Indonesia itu adanya orang
hebat seperti ustad dan Kiyai. Pada saat Indonesia mengalami titik kritis
karena Indonesia dipaksa menyerahkan kedaulatannya, ada seorang tokoh yaitu
Sudirman di Jogjakarta yang berjuang mempertahankan kedaulatan dan memberikan
berita pada dunia bahwa Indonesia tidak bertekuk lutut pada kolonialisme. Jadi
bisa disimpulkan bahwa dihampir setiap perjuangan dalam kemerdekaan, jelas
adanya jejak digital perjuangan islam ada disitu.
?dan ini menjadi menarik jika
kita hubungkan antara perjuangan Indonesia dalam kemerdekaan dengan Muharram
karena pada dasarnya banyak perjuangan yang dilakukan oleh pada Nabi terutama
Nabi Muhammad di bulan Muharram terutama hijrah dari Mekah ke Madinah dan
perjuangan bangsa Indonesia atau hijrahnya bangsa Indonesia dari tidak merdeka
menjadi merdeka dan keduanya sangat membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Pada
bulan Muharram ini dilebihkan dengan bulan-bulan lainnya karena Allah
menjadikan langit dan bumi di bulan ini, menjadikan laut dan bukit di bulan
ini, dan menjadikan nabi Adam dan Hawa dibulan ini, Allah melahirkan Nabi
Ibrahim dan menyelamatkannya juga dari api di bulan ini juga, Allah
meneggelamkan Firaun di bulan ini, Allah menyembuhkan Nabi Ayub di bulan ini
dan masih banyak peristiwa penting di bulan Muharram ini. Dan ini menjadi
penting karena kita harus selalu menjadi lebih baik lagi dan memperbanyak amal
shaleh terutama di bulan Muharram ini,? tutur?
Dr. Bambang Widjojanto, M.Sc.
Kepala Lembaga Penerapan dan
Pengembangan Tauhid (LP2T), Dr. Amir Mahrudin, M.Pd.I. dalam sambutannys
menyatakan bahwa kegiatan Peringatan 10 Muharram ini merupakan kegiatan rutin
yang diselenggarakan oleh UNIDA Bogor.
"Ada pun acara dalam
Peringatan 10 Muharram ini diantaranya shalat-shalat sunah, doa dan dzikir,
tausiyah muharram, santunan anal yatim serta pembagian hadiah dari lomba
peringatan HUT RI ke-76 yang diadakan oleh UNIDA Bogor," tutur Dr. Amir
Mahrudin, M.Pd.I.
Chancellor UNIDA Bogor, Dr. H.
Martin Roestamy, SH., MH. dalam pemaparan tausiyahnya yang berjudul ?Pedang Waktu?
menyatakan bahwa ingat 5 perkara sebelum 5 perkara yang diantaranya sehat
sebelum sakit, lapang sebelum sempit, kaya sebelum miskin, muda sebelum tua dan
hidup sebelum mati. Dalam bulan Muharram ini hendaknya kita selalu mawas dan
menghindari apa yang disebut rugi. Dalam hadistnya yang disebut rugi ada dalam
hadist riwayat Al Hakim yang berbunyi barangsiapa yang harinya sekarang lebih
baik daripada kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang
harinya sama dengan kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang
harinya sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.
?Oleh karena itu mari kita
hindari apa yang disebut merugi dalam Islam dan kita selalu mawas diri sehingga
kita selalu memperbaiki diri kita dari hari ke hari sehingga kita dapat disebut
dengan orang yang beruntung. Tentunya kita harus senantiasa beramal saleh
dengan saling menasehati dalam kebenaran dan sabar. Untuk menjadi orang yang
beruntung tentu kita harus pandai dalam memanajemen waktu sehingga banyak waktu
yang digunakan untuk beramal shaleh, memanaj waktu bisa kita lakukan dengan
cara yang diantaranya kita harus tahu skala prioritas, hal penting tak
mendesak, hal penting mendesak, tak penting tapi mendesak dan tak penting dan
tak mendesak, itu adalah manajemen waktu dan jika kita dapat memanajemen waktu
dengan baik kita akan menjadi orang yang beruntung dan dijauhkan dari orang
yang merugi,? ungkap Dr. Martin Roestamy, SH., MH.