Ajak Masyarakat untuk Lebih Peduli Kesehatan, Kelompok 7 KKN-T FIPHAL UNIDA Sosialisasikan Peduli Gizi dan Anemia dalam Mencegah Stunting
Kelompok 7 Kuliah Kerja Nyata Tematik
(KKN-T) Fakultas Ilmu Pangan Halal (FIPHAL) UNIDA selenggarakan Sosialisasi Peduli
Gizi dan Anemia dalam Mencegah Stunting dengan tema Gerakan Masyarakat
Peduli Kesehatan yang digelar secara luring di Aula Kantor Desa Banjarsari
Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor pada Kamis, 10 Agustus 2023. Kegiatan tersebut
diisi oleh Bidan Desa, Ela Nurlaela, S.Tr.Keb dan Staf Lab BMC Mayapada,
Susilawati, A.Md.A.K dan dihadiri oleh Sekretaris Desa Banjarsari, Dede Rahmat
beserta jajaran dan diikuti oleh masyarakat Desa Banjarsari.
Sosialisasi ini dilatarbelakangi oleh
kurangnya kesadaran masyarakat, khususnya ibu-ibu di Desa Banjarsari yang masih
belum menerapkan gizi seimbang dan makanan yang baik pada makanan anak-anaknya.
Kemudian kegiatan ini dilakukan karena, masih ada beberapa masyarakat yang
tidak mengetahui mengenai anemia yang dapat menyebabkan stunting bila anemia
tersebut terjadi pada anak-anak.
Ketua Kelompok 7 KKN-T FIPHAL UNIDA, Sahnur
Mulya dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pemerintah Desa
Banjarsari yang telah memberikan fasilitas serta dukungan kepada Tim KKN-T
kelompok 7 FIPHAL dalam menyelenggarakan kegiatan sosialisasi peduli gizi dan
anemia dalam mencegah stunting ini.
“Kegiatan ini merupakan salah satu program
kerja KKN dan sebagai pengaplikasian rasa cinta dari Tim KKN-T kelompok 7
FIPHAL kepada Masyarakat Desa Banjarsari sebagai upaya pencegahan stunting. Dan
alhamdulilah kelompok 7 KKN-T FIPHAL telah sukses mendatangkan
narasumber yang ahli di bidangnya, seperti ahli di bidang gizi dan anemia yang
telah sesuai dengan kegiatan ini,” ujarnya.
Selanjutnya Sekretaris Desa Banjarsari,
Dede Rahmat dalam sambutannya menyampaikan terimakasih juga kepada Tim KKN-T
kelompok 7 FIPHAL karena telah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi peduli
gizi dan anemia dalam mencegah stunting ini. Masalah stunting saat ini, juga
sedang gencar dikampanyekan oleh pemerintah untuk menurunkan angka stunting
disetiap wiliayah, karena untuk menurunkan stunting pada suatu wilayah perlu
dikerjakan bersama-sama dimulai dari yang terdekat yaitu keluarga dengan cara
memperhatikan gizi seimbang pada anak, kemudian Posyandu dengan cara pengecekan
Kesehatan anak, lalu Masyarakat dengan menjaga kebersihan lingkungan, dan lain
sebagainya.
“Diharapkan ilmu-ilmu yang akan diberikan
dari narumber kepada kader Posyandu bisa terserap dan dapat diimplementasikan
dalam kegiatan Posyandunya masing-masing, karena kader Posyandu sebagai garda
terdepan dalam penanganan masalah gizi, balita, dan ibu hamil,” tuturnya.
Sementara itu, Bidan Desa, Ela Nurlaela,
S.Tr.Keb dalam paparan materinya menyampaikan bahwasanya gizi seimbang
merupakan zat - zat penting yang terkandung di dalam makanan yang kemudian
disesuaikan dengan jumlah dan kebutuhan dengan memerhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan dan aktivitas fisik. Faktor yang
mempengaruhi penyusunan gizi seimbang yaitu ekonomi, sosial budaya, konsdisi
Kesehatan, umur, berat badan, aktivitas, kebiasaan makan, dan ketersediaaan
pangan. Ada pun Kegunaan makanan gizi seimbang, antara lain sebagai sumber
tenaga seperti nasi atau singkong, sebagai seumber pengatur seperti sayur dan
buah, serta sebagai sumber pembangun seperti lauk pauk.
“Banyak manfaat dalam pemenuhan gizi
seimbang, misal pada masa kehamilan, maka akan menciptakan janin yang sehat,
tidak cacat, dan tidak mudah sakit. Pada usia bayi, akan terbentuk anak yang
sehat dan pertumbuhan fisik, psikomotorik, dan intelektual yang optimal. Pada
usia 1-3 tahun, pemenuhan kebutuhan gizi yang optimal sebagai cara untuk
menghindari keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan otak. Pada usia
prasekolah dan sekolah, untuk konsentrasi belajar, beraktivitas,
bersosialisasi, dan untuk kesempurnaan fisik. Pada usia remaja yaitu agar dapat
mencapai kematangan fungsi seksual dan tercapainya bentuk dewasa. Dan pada usia
dewasa diperlukan agar tercapai kematangan fisik, psikomotorik, mental,
spriritual, dan sosial,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Staf Lab BMC
Mayapada, Susilawati, A.Md.A.K menyatakan bahwa anemia secara garis besar
adalah penurunan Hemoglobin (Hb) dalam darah. Hemoglobin ini
berfungsi untuk mngikat dan menyalurkan oksigen untuk sel-sel tubuh. Jika Hb
kita rendah makan akan cepat lelah, pucat dan seseorang bisa di diagnosis
mengidap anemia yaitu setelah diperiksa Hbnya. Anemia dapat diklasifikasi
menjadi beberapa jenis, yaitu thalassemia dan anemia sel sabit (bawaan
lahir), masalah kesehatan kronis (HIV/AIDS, kanker, penyakit ginjal), Anemia
Hemolitik (kanker darah, autoimun, paparan zat kimia beracun, atau efek samping
obat antibiotic), pendarahan (melahirkan, menstruasi), dan masa
kemahamilan.
“Pencegan anemia yang dapat dilakukan,
yaitu memastikan kebutuhan vitamin CA dalam tubuh terpenuhi, mengonsumsi
makanan atau suplemen yang mengandung kalsium, mengurangi minuman berkafein
dan makan makanan tinggi besi seperti
hati sapti, hati ayam, tempe, tahu, kacang-kacangan, makanan laut, sayuran
berdaun hijau, daiging merah, dan buah - buahan kering,” pungkasnya.