humas@unida.ac.id 0251-8240773
Kegiatan Kemahasiswaan

Ajak Masyarakat untuk Lebih Peduli Kesehatan, Kelompok 7 KKN-T FIPHAL UNIDA Sosialisasikan Peduli Gizi dan Anemia dalam Mencegah Stunting

Kelompok 7 Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Fakultas Ilmu Pangan Halal (FIPHAL) UNIDA selenggarakan Sosialisasi Peduli Gizi dan Anemia dalam Mencegah Stunting dengan tema Gerakan Masyarakat Peduli Kesehatan yang digelar secara luring di Aula Kantor Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor pada Kamis, 10 Agustus 2023. Kegiatan tersebut diisi oleh Bidan Desa, Ela Nurlaela, S.Tr.Keb dan Staf Lab BMC Mayapada, Susilawati, A.Md.A.K dan dihadiri oleh Sekretaris Desa Banjarsari, Dede Rahmat beserta jajaran dan diikuti oleh masyarakat Desa Banjarsari.

Sosialisasi ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kesadaran masyarakat, khususnya ibu-ibu di Desa Banjarsari yang masih belum menerapkan gizi seimbang dan makanan yang baik pada makanan anak-anaknya. Kemudian kegiatan ini dilakukan karena, masih ada beberapa masyarakat yang tidak mengetahui mengenai anemia yang dapat menyebabkan stunting bila anemia tersebut terjadi pada anak-anak.

Ketua Kelompok 7 KKN-T FIPHAL UNIDA, Sahnur Mulya dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Pemerintah Desa Banjarsari yang telah memberikan fasilitas serta dukungan kepada Tim KKN-T kelompok 7 FIPHAL dalam menyelenggarakan kegiatan sosialisasi peduli gizi dan anemia dalam mencegah stunting ini.

“Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja KKN dan sebagai pengaplikasian rasa cinta dari Tim KKN-T kelompok 7 FIPHAL kepada Masyarakat Desa Banjarsari sebagai upaya pencegahan stunting. Dan alhamdulilah kelompok 7 KKN-T FIPHAL telah sukses mendatangkan narasumber yang ahli di bidangnya, seperti ahli di bidang gizi dan anemia yang telah sesuai dengan kegiatan ini,” ujarnya.

Selanjutnya Sekretaris Desa Banjarsari, Dede Rahmat dalam sambutannya menyampaikan terimakasih juga kepada Tim KKN-T kelompok 7 FIPHAL karena telah menyelenggarakan kegiatan sosialisasi peduli gizi dan anemia dalam mencegah stunting ini. Masalah stunting saat ini, juga sedang gencar dikampanyekan oleh pemerintah untuk menurunkan angka stunting disetiap wiliayah, karena untuk menurunkan stunting pada suatu wilayah perlu dikerjakan bersama-sama dimulai dari yang terdekat yaitu keluarga dengan cara memperhatikan gizi seimbang pada anak, kemudian Posyandu dengan cara pengecekan Kesehatan anak, lalu Masyarakat dengan menjaga kebersihan lingkungan, dan lain sebagainya.

“Diharapkan ilmu-ilmu yang akan diberikan dari narumber kepada kader Posyandu bisa terserap dan dapat diimplementasikan dalam kegiatan Posyandunya masing-masing, karena kader Posyandu sebagai garda terdepan dalam penanganan masalah gizi, balita, dan ibu hamil,” tuturnya.

Sementara itu, Bidan Desa, Ela Nurlaela, S.Tr.Keb dalam paparan materinya menyampaikan bahwasanya gizi seimbang merupakan zat - zat penting yang terkandung di dalam makanan yang kemudian disesuaikan dengan jumlah dan kebutuhan dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan dan aktivitas fisik. Faktor yang mempengaruhi penyusunan gizi seimbang yaitu ekonomi, sosial budaya, konsdisi Kesehatan, umur, berat badan, aktivitas, kebiasaan makan, dan ketersediaaan pangan. Ada pun Kegunaan makanan gizi seimbang, antara lain sebagai sumber tenaga seperti nasi atau singkong, sebagai seumber pengatur seperti sayur dan buah, serta sebagai sumber pembangun seperti lauk pauk.

“Banyak manfaat dalam pemenuhan gizi seimbang, misal pada masa kehamilan, maka akan menciptakan janin yang sehat, tidak cacat, dan tidak mudah sakit. Pada usia bayi, akan terbentuk anak yang sehat dan pertumbuhan fisik, psikomotorik, dan intelektual yang optimal. Pada usia 1-3 tahun, pemenuhan kebutuhan gizi yang optimal sebagai cara untuk menghindari keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan otak. Pada usia prasekolah dan sekolah, untuk konsentrasi belajar, beraktivitas, bersosialisasi, dan untuk kesempurnaan fisik. Pada usia remaja yaitu agar dapat mencapai kematangan fungsi seksual dan tercapainya bentuk dewasa. Dan pada usia dewasa diperlukan agar tercapai kematangan fisik, psikomotorik, mental, spriritual, dan sosial,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Staf Lab BMC Mayapada, Susilawati, A.Md.A.K menyatakan bahwa anemia secara garis besar adalah penurunan Hemoglobin (Hb) dalam darah. Hemoglobin ini berfungsi untuk mngikat dan menyalurkan oksigen untuk sel-sel tubuh. Jika Hb kita rendah makan akan cepat lelah, pucat dan seseorang bisa di diagnosis mengidap anemia yaitu setelah diperiksa Hbnya. Anemia dapat diklasifikasi menjadi beberapa jenis, yaitu thalassemia dan anemia sel sabit (bawaan lahir), masalah kesehatan kronis (HIV/AIDS, kanker, penyakit ginjal), Anemia Hemolitik (kanker darah, autoimun, paparan zat kimia beracun, atau efek samping obat antibiotic), pendarahan (melahirkan, menstruasi), dan masa kemahamilan.

“Pencegan anemia yang dapat dilakukan, yaitu memastikan kebutuhan vitamin CA dalam tubuh terpenuhi, mengonsumsi makanan atau suplemen yang mengandung kalsium, mengurangi minuman berkafein dan  makan makanan tinggi besi seperti hati sapti, hati ayam, tempe, tahu, kacang-kacangan, makanan laut, sayuran berdaun hijau, daiging merah, dan buah - buahan kering,” pungkasnya.