Generasi Muda Peduli Terhadap Ketersediaan Pangan
Oleh: Wilna
Iznilillah, S.TP., M.TP
(Dosen
Fakultas Ilmu Pangan Halal, Universitas Djuanda)
Indonesia merupakan negara agraris
yang memiliki potensi pertanian sangat melimpah dan memiliki peranan penting
dalam menciptakan kemandirian pangan serta meningkatkan perekonomian Indonesia.
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang bisa dipenuhi langsung
maupun tidak langsung, antara lain, dengan menangkap hasil laut, berburu, atau
bercocok tanam. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan
pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar
untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Melihat begitu pentingnya persoalan
pangan tersebut, berbagai lembaga internasional – seperti FAO (Food and
Agricultural Organization), IFPRI (International Food Policy Research
Institute), EIU (The Economist Intelligent Unit) dan Economic Research Service
(ERS) yang berada di bawah USDA (United State Department of Agriculture) telah
merumuskan definisi ketahanan pangan, indikator-indikator ketahanan pangan,
bahkan mengelompokkan dan membuat ranking ketahanan pangan berbagai negara di
dunia berdasarkan sejumlah indikator ketahanan pangan. Di tingkat nasional
(Indonesia), persoalan pangan juga menjadi isu utama dan selalu menjadi program
prioritas bagi setiap rezim/pemerintahan, bahkan tidak jarang menjadi isu
politik. Mengingat pentingnya persoalan pangan, Pemerintah Indonesia telah
menerbitkan Undang-undang Pangan (UU No. 18/2012) – yang merupakan
penyempurnaan dari UU No. 7/1996 — sebagai landasan hukum bagi kebijakan pangan
dan usaha mewujudkan ketahanan pangan. Namun, dengan banyaknya persoalan
pangan, maka perlu identifikasi persoalan dan perlu penyelesaian secara
komprehensif.
Mungkin sudah terdengar classic
ketika orang bersuara tentang bahaya kelaparan, bahaya kekurangan pangan dan
bencana kemanusiaan lain yang terkait ketersediaan pangan dunia. Mungkin juga
tidak ada dalam bayangan kita tentang kekurangan pangan, ketika setiap hari
kita membeli makanan namun membuang banyak sisa makanan entah karena kurang
enak, kurang selera, kebanyakan pesan makan atau sekedar iseng-iseng. Pada sisi
lain ketika kita mencoba melihat fenomena sosial di pedesaan kita dapati
kenyataan bahwa para petani pangan hampir semuanya orang-orang dengan tingkat
umur banyak atau generasi tua. Sangat sedikit generasi muda yang bersedia
mewarisi dan menggarap lahan pertanian orangtua mereka. dua permasalahan
tersebut menjadi titik tumpu dalam tempa saya kali ini yaitu masalah bahaya
kekurangan pangan dan masalah generasi muda yang tidak lagi mau menjadi
produsen pangan.
Jika sungguh-sungguh kita cermati
ada empat faktor yang menjadi penyebab kunci munculnya bahaya kekurangan pangan
di dunia.
1. Perubahan iklim
Iklim saat ini sudah sangat berbeda, hal ini mengakibatkan
banyak sekali tanaman pangan kehilangan
siklus hidupnya. Misalnya musim penghujan terus-menerus atau kering
berkepanjangan, ini membuat siklus pertanian menjadi tidak terkontrol,
terkadang tanaman yang baru berbunga
menjadi hancur dan rontok karena datang hujan tiba-tiba atau kering
berkepanjangan.
2. Perilaku manusia
Sikap boros bahan pangan dan kurang penghargaan terhadap
bahan pangan menjadi bagian dari sikap negatif generasi muda. Bisa kita lihat
setiap harinya berapa banyak sisa makanan terbuang percuma. Makanan sekarang
bukan lagi menjadi kebutuhan melainkan gaya hidup, sehingga banyak orang
mengunjungi rumah makan bukan sekedar untuk makan melainkan sebagai bagian dari
gaya hidup mereka.
3. Predator makanan
Banyak sekali kasus gagal panen karena hama dan penyakit
tanaman. Sehingga hanya separuh saja yang berhasil diolah jadi bahan pangan, Jadi
adanya predator makanan tersebut, dari bahan pangan yang dihasilkan tersebut
lebih dari separuhnya harus kita berikan pada Predator makanan seperti tikus
dan hewan pengerat dan masih banyak lagi pengganggu bahan makanan kita.
4. Budaya
bumi kita sebenarnya menyediakan banyak sekali variasi bahan
makanan, ada padi, singkong, ubi, sagu, gandum, jagung, dan masih banyak lagi.
Namun budaya kita membatasi dan membentuk kita untuk menjadi terlalu
pilih-pilih, misalnya apabila tidak
memakai nasi disimbolkan belum makan dan mengesampingkan bahan makanan lain.
Ada beberapa langkah yang bisa kita
lakukan untuk turut mengambil bagian dalam menciptakan ketahanan pangan dunia.
1. Bantu bumi menghasilkan bahan pangan
secara lebih optimal, caranya dapat
dengan menanam atau bersihkan rumput-rumput, kemudian tanamlah bahan
pangan di mana saja dengan cara apa saja, Jangan berpikir untuk merasa memiliki
apa yang kita tanam, biarkan saja tumbuh entah siapa nanti akan memanfaatkan
tidak perlu kita pikirkan.
2. Ubah gaya hidup kita, seperti gaya
hidup yang suka pilih-pilih makanan, gaya hidup kita yang suka menyisakan makanan. Hal tersebut perlu kita ubah demi berbagi bahan makanan dengan
orang-orang yang juga membutuhkan makanan.
3. Selain itu mulailah membiasakan diri
untuk mendiversifikasi makanan pokok kita
4. Merawat semaksimal mungkin Ibu Pertiwi, caranya jangan cemari Ibu Pertiwi dengan sampah plastik dan sejenisnya, memanfaatkan bubuk organik, jangan menggoda hama dan penyakit dengan pestisida yang tidak ramah lingkungan
5. Dan yang paling penting adalah Jangan biarkan sejengkal tanah di Negeri ini dibiarkan menganggur dan dikuasai rumput dan Ilalang.
Pangan akan tetap menjadi masalah
mendasar di dunia ini karena pertumbuhan penduduk bergerak lebih cepat dari
ketersediaan pangan, dunia industri pangan juga akan terancam ketika tidak
tersedia bahan dasar untuk industri mereka, yang perlu kita lakukan adalah
membantu ibu pertiwi menjadi produsen yang lebih banyak lagi bahan pangan untuk
kita, yaitu dengan menjaga merawat mengolah dan memanusiakan bumi. Pangan
adalah tanggung jawab bersama. Terima Kasih kepada Pahlawan Pangan yang telah
menumbuhkan, memelihara dan melestarikan pangan, karena setiap orang berhak
atas makanan yang aman, bergizi dan cukup. Setiap orang memiliki peran bersama
membuat perubahan, aksi kita adalah masa depan kita. “soal pangan adalah soal
hidup dan matinya bangsa” Bung Karno.