humas@unida.ac.id 0251-8240773
Informasi

Generasi Muda Peduli Terhadap Ketersediaan Pangan

Oleh: Wilna Iznilillah, S.TP., M.TP

(Dosen Fakultas Ilmu Pangan Halal, Universitas Djuanda)

Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi pertanian sangat melimpah dan memiliki peranan penting dalam menciptakan kemandirian pangan serta meningkatkan perekonomian Indonesia. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang bisa dipenuhi langsung maupun tidak langsung, antara lain, dengan menangkap hasil laut, berburu, atau bercocok tanam. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Melihat begitu pentingnya persoalan pangan tersebut, berbagai lembaga internasional – seperti FAO (Food and Agricultural Organization), IFPRI (International Food Policy Research Institute), EIU (The Economist Intelligent Unit) dan Economic Research Service (ERS) yang berada di bawah USDA (United State Department of Agriculture) telah merumuskan definisi ketahanan pangan, indikator-indikator ketahanan pangan, bahkan mengelompokkan dan membuat ranking ketahanan pangan berbagai negara di dunia berdasarkan sejumlah indikator ketahanan pangan. Di tingkat nasional (Indonesia), persoalan pangan juga menjadi isu utama dan selalu menjadi program prioritas bagi setiap rezim/pemerintahan, bahkan tidak jarang menjadi isu politik. Mengingat pentingnya persoalan pangan, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan Undang-undang Pangan (UU No. 18/2012) – yang merupakan penyempurnaan dari UU No. 7/1996 — sebagai landasan hukum bagi kebijakan pangan dan usaha mewujudkan ketahanan pangan. Namun, dengan banyaknya persoalan pangan, maka perlu identifikasi persoalan dan perlu penyelesaian secara komprehensif.

Mungkin sudah terdengar classic ketika orang bersuara tentang bahaya kelaparan, bahaya kekurangan pangan dan bencana kemanusiaan lain yang terkait ketersediaan pangan dunia. Mungkin juga tidak ada dalam bayangan kita tentang kekurangan pangan, ketika setiap hari kita membeli makanan namun membuang banyak sisa makanan entah karena kurang enak, kurang selera, kebanyakan pesan makan atau sekedar iseng-iseng. Pada sisi lain ketika kita mencoba melihat fenomena sosial di pedesaan kita dapati kenyataan bahwa para petani pangan hampir semuanya orang-orang dengan tingkat umur banyak atau generasi tua. Sangat sedikit generasi muda yang bersedia mewarisi dan menggarap lahan pertanian orangtua mereka. dua permasalahan tersebut menjadi titik tumpu dalam tempa saya kali ini yaitu masalah bahaya kekurangan pangan dan masalah generasi muda yang tidak lagi mau menjadi produsen pangan.

Jika sungguh-sungguh kita cermati ada empat faktor yang menjadi penyebab kunci munculnya bahaya kekurangan pangan di dunia.

1.     Perubahan iklim

Iklim saat ini sudah sangat berbeda, hal ini mengakibatkan banyak sekali tanaman pangan  kehilangan siklus hidupnya. Misalnya musim penghujan terus-menerus atau kering berkepanjangan, ini membuat siklus pertanian menjadi tidak terkontrol, terkadang  tanaman yang baru berbunga menjadi hancur dan rontok karena datang hujan tiba-tiba atau kering berkepanjangan.

2.     Perilaku manusia

Sikap boros bahan pangan dan kurang penghargaan terhadap bahan pangan menjadi bagian dari sikap negatif generasi muda. Bisa kita lihat setiap harinya berapa banyak sisa makanan terbuang percuma. Makanan sekarang bukan lagi menjadi kebutuhan melainkan gaya hidup, sehingga banyak orang mengunjungi rumah makan bukan sekedar untuk makan melainkan sebagai bagian dari gaya hidup mereka.

3.     Predator makanan

Banyak sekali kasus gagal panen karena hama dan penyakit tanaman. Sehingga hanya separuh saja yang berhasil diolah jadi bahan pangan, Jadi adanya predator makanan tersebut, dari bahan pangan yang dihasilkan tersebut lebih dari separuhnya harus kita berikan pada Predator makanan seperti tikus dan hewan pengerat dan masih banyak lagi pengganggu bahan makanan kita.

4.     Budaya

bumi kita sebenarnya menyediakan banyak sekali variasi bahan makanan, ada padi, singkong, ubi, sagu, gandum, jagung, dan masih banyak lagi. Namun budaya kita membatasi dan membentuk kita untuk menjadi terlalu pilih-pilih, misalnya apabila  tidak memakai nasi disimbolkan belum makan dan mengesampingkan bahan makanan lain.

Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk turut mengambil bagian dalam menciptakan ketahanan pangan dunia.

1.     Bantu bumi menghasilkan bahan pangan secara lebih optimal, caranya dapat  dengan menanam atau bersihkan rumput-rumput, kemudian tanamlah bahan pangan di mana saja dengan cara apa saja, Jangan berpikir untuk merasa memiliki apa yang kita tanam, biarkan saja tumbuh entah siapa nanti akan memanfaatkan tidak perlu kita pikirkan.

2.  Ubah gaya hidup kita, seperti gaya hidup yang suka pilih-pilih makanan, gaya hidup kita yang suka menyisakan makanan. Hal tersebut perlu kita ubah demi berbagi bahan makanan dengan orang-orang yang juga membutuhkan makanan.

3.     Selain itu mulailah membiasakan diri untuk mendiversifikasi makanan pokok kita

4.  Merawat semaksimal mungkin Ibu Pertiwi, caranya jangan cemari Ibu Pertiwi dengan sampah plastik dan sejenisnya, memanfaatkan bubuk organik, jangan menggoda hama dan penyakit dengan pestisida yang tidak ramah lingkungan

5. Dan yang paling penting adalah Jangan biarkan sejengkal tanah di Negeri ini dibiarkan menganggur dan dikuasai rumput dan Ilalang.

Pangan akan tetap menjadi masalah mendasar di dunia ini karena pertumbuhan penduduk bergerak lebih cepat dari ketersediaan pangan, dunia industri pangan juga akan terancam ketika tidak tersedia bahan dasar untuk industri mereka, yang perlu kita lakukan adalah membantu ibu pertiwi menjadi produsen yang lebih banyak lagi bahan pangan untuk kita, yaitu dengan menjaga merawat mengolah dan memanusiakan bumi. Pangan adalah tanggung jawab bersama. Terima Kasih kepada Pahlawan Pangan yang telah menumbuhkan, memelihara dan melestarikan pangan, karena setiap orang berhak atas makanan yang aman, bergizi dan cukup. Setiap orang memiliki peran bersama membuat perubahan, aksi kita adalah masa depan kita. “soal pangan adalah soal hidup dan matinya bangsa” Bung Karno.