Mari Bercocok Tanam sebagai Bagian dari Amalan Kebaikan dan Investasi Sedekah
Oleh: Nani Yulianti, SP.,
M.Si
(Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Djuanda)
Bercocok tanam merupakan
salah satu perbuatan mulia yang bisa dilakukan oleh umat manusia di muka bumi.
Bercocok tanam menjadi bagian dari menjaga kelestarian alam, bercock tanam juga
mampu menghidupi banyak makhluk ciptaan Allah. Sayangnya, bertani dan bercocok
tanam di zaman modern seperti tidak begitu digemari oleh banyak kalangan.
Padahal kebaikan dari bercocok tanam sangat banyak dan anjuran bercocok tanam
juga jelas diperintahkan oleh Allah SWT. Berikut hadis yang menjelaskan tentang
bercocok tanam;
Dari Anas bin Malik ra (ia berkata): Rasulullah saw bersabda: Tak seorang pun muslim yang menanam pohon atau menabur benih tanaman, lalu (setelah ia tumbuh) dimakan oleh burung, manusia, atau hewan lainnya, kecuali akan menjadi sedekah baginya [HR. Bukhari].
Pentingnya bercocok tanam juga diperlihatkan dalam peristiwa pada 622 ketika Nabi Muhammad dan kaum Muhajirin meninggalkan Mekkah untuk hijrah ke Madinah. Sesampainya di Madinah, kedatangan Nabi Muhammad dan para sahabat disambut dengan sangat baik oleh penduduk di sana. Mereka disebut sebagai Kaum Anshar, yaitu kaum yang berbaik hati dan menerima Nabi Muhammad dan kaum Muhajirin, di Madinah.
Hal pertama yang dilakukan oleh Nabi Muhammad adalah menyatukan kaum Anshar dengan kaum Muhajirin dalam ikatan persaudaraan. Yang menjadi dasar dalam persaudaraan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar adalah persamaan iman, yakni iman kepada Allah SWT. Berbagai hal dilakukan oleh kaum Anshar untuk membantu kaum Muhajirin yang baru tiba di Madinah, salah satunya menghibahkan tanah mereka. Tanah itu kemudian oleh Rasulullah dibangun tempat tinggal untuk kaum Muhajirin sebagian lagi dijadikan lahan produktif. Sehingga Madinah menjadi kota yang kaya sumber mata air dan dikenal sebagai kota pertanian, penghasil kurma dan anggur. Rasulullah memberi perhatian yang cukup besar terhadap sektor pertanian dan mendorong umatnya untuk bertani atau bercocok tanam.
Allah berfirman dalam surah ar-Rahman ayat 10-13:
Artinya: Dan Allah telah
meratakan bumi untuk makhlukNya (10) Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon
kurma yang mempunyai kelopak mayang (11) Dan biji-bijian yang berkulit dan
bunga-bunga yang harum baunya (12) Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang
kamu dustakan (13).
Allah swt telah memberikan fasilitas bumi juga fasilitas dari langit kepada manusia untuk bertani/ bercocok tanam. Di antara fasilitas tersebut adalah diturunkannya hujan dari langit yang airnya kemudian mengalir di sungai-sungai, dan bisa menghidupkan berbagai tanaman di bumi.
Seperti firman Allah swt surah al-An’am ayat 99:
Artinya: Dan Dialah yang
menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala
macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak;
dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan
pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
Setelah Allah swt memberikan fasilitas penting berupa tanah dan air untuk bertani. Allah swt juga memberikan fasilitas lainnya, yaitu angin sebagai kabar gembira yang mampu menggiring awan dan mengawinkan tumbuh-tumbuhan. Sebagaimana firman Allah swt dalam surah al-Hijr ayat 19-22;
Artinya: Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran (19) Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya (20) Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu (21) Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh- tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya (22).
Ayat-ayat di atas merupakan peringatan dan petunjuk dari Allah untuk manusia atas nikmat bercocok tanam. Bahkan, Allah swt memudahkankan dengan membekali berbagai alat atau keperluan yang dibutuhkan. Al-Qurthubi dalam tafsirnya bahkan menjelaskan jika bertani merupakan bagian dari fardhu kifayah, sehingga pemerintah harus menganjurkan manusia untuk melakukannya.