humas@unida.ac.id 0251-8240773
Pengabdian Masyarakat

Tim Pemberdayaan Desa Binaan UNIDA Gelar FGD, Kembangkan Potensi Hilirisasi Minyak Atsiri di Desa Bojong Murni Ciawi

Tim Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) Universitas Djuanda (UNIDA) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Desa Bojongmurni, Meraih Asa Melalui Harumnya Minyak Atsiri" pada Minggu (21/7/2024). Kegiatan yang berlangsung di KTH Sadar Tani Muda, Desa Bojongmurni, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor ini dihadiri oleh tim PDB UNIDA dan perwakilan masyarakat setempat.

Adapun Tim PDB UNIDA terdiri dari empat dosen UNIDA, antara lain Dr. Ir. Helmi Haris, M.S selaku Ketua tim, beserta Delfitriani, S.T.P., M.Si, Indra Cahya Kusuma, S.E., M.Si dan Apt. Antonius Padua Ratu, M.Farm sebagai anggota tim.

Sementara itu, lima mahasiswa Fakultas Ilmu Pangan Halal (FIPHAL) juga ikut dilibatkan, yakni Farras Fajria Rimadhani, Muhammad Abdiki Wicaksono, Rafika Kumalasari, Neng Siti Khodijah dan Muhammad Husen Afifuddin.

Dr. Ir. Helmi Haris, M.S selaku Ketua Tim PDB UNIDA menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah memberikan nilai tambah pada tanaman atsiri yang banyak dihasilkan di desa tersebut.

"Kami ingin mengolah tanaman seperti cengkeh, jahe, sereh wangi, dan pala menjadi produk bernilai ekonomi lebih tinggi, seperti minyak atsiri dan turunannya. Misalnya menjadi produk sabun cair, shampoo, karbol, hand body, produk aroma teraphy, hair tonik dan produk lainnya," ujarnya.

Lebih dari itu, Dr. Ir. Helmi Haris, M.S menuturkan, program ini berupaya untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan kelompok tani di Desa Bojong Murni tentang budidaya tanaman atsiri, penyulingan minyak atsiri, dan manajemen usaha.

Program ini juga mendukung beberapa Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, termasuk pengalaman mahasiswa di luar kampus dan penerapan inovasi dosen di masyarakat,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Iyan Supriyadi, Ketua KTH Sadar Tani Muda, menyampaikan bahwa tahun ini Desa Bojongmurni mengalami panen raya cengkeh dengan estimasi produksi 40-50 ton.

"Ini peluang bagus untuk menerapkan teknologi penyulingan minyak atsiri, terutama dari daun dan tangkai cengkeh. Sehingga diharapkan program ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendorong pengembangan ekonomi lokal yang berbasis potensi desa," ujarnya.