Kajian Muslimah UNIDA: Batasan Pergaulan Remaja Dalam Islam
Universitas
Djuanda (UNIDA) kembali melaksanakan kegiatan rutin Kajian Muslimah yang pada
kesempatan kali ini diisi oleh Guru SMK Amaliah, Rismayanti, S.E dengan tema “Batasan
Pergaulan Remaja Dalam Islam” pada Jumat, 12 Januari 2024 di Masjid Baitul
Hamdi (MBH) UNIDA.
Pergaulan
remaja makin mengkhawatirkan. Belakangan, linimasa sosial media ramai oleh
pemberitaan ratusan pelajar yang minta dispensasi nikah muda ke departemen
agama karena kedapatan hamil di luar nikah.
Menurut
Rismayanti, S.E yang mengutip dari detikjatim.com, ratusan pelajar SMP dan SMA
di Ponorogo mengajukan permohonan dispensasi menikah dini dengan alasan hamil
di luar nikah. Jumlah permohonan yang dikabulkan PA Ponorogo mencapai 176
kasus. Sedangkan sisanya 8 ditolak, 4 dicabut, 2 tidak diterima, dan 1 gugur.
Bahkan dari banyak kasus di atas sudah ada yang melahirkan.
“Dari
data-data di atas, tanda bahaya
pergaulan remaja harus terus dibunyikan. Kalo perlu kencangkan suaranya,
viralkan di sosial media agar masyarakat sadar bahaya yang tengah mengancam
generasi remaja saat ini. Karena setiap hari kita disodorkan potret buram gaul
bebas remaja yang menghiasi headline media massa. Beritanya berseliweran liar
pada linimasa sosial media. Tak terkendali hingga memancing beragam komentar
dari netizen yang bikin potret itu makin buram,” pungkasnya.
Sebagaimana
diingatkan oleh Imam Ibnul Qayyim, “Tidak diragukan lagi bahwa membiarkan kaum
perempuan bergaul bebas dengan kaum laki-laki adalah biang segala bencana dan
kerusakan, bahkan ini termasuk penyebab (utama) terjadinya berbagai melapetaka
yang merata. Sebagaimana ini juga termasuk penyebab (timbulnya) kerusakan dalam
semua perkara yang umum maupun khusus. Pergaulan bebas merupakan sebab
berkembangpesatnya perbuatan keji dan zina, yang ini termasuk sebab kebinasan
massal (umat manusia) dan wabah penyakit-penyakit menular yang berkepanjangan.”
Rismayanti,
S.E menjelaskan bahwasanya hidup dalam lingkungan yang jauh dari nilai-nilai Islam
bagi remaja muslim itu sebuah tantangan tersendiri.
“Mari
kita lihat, ketika temen-temen sebayanya terbiasa dengan gaul bebas, busana
yang mengumbar aurat, hingga berdua-duaan, remaja muslim yang masih komitmen
dengan keislamannya mesti bisa menjaga diri. Apabila dia pergi, taruhannya
bakal dijauhi. Kalo dia tetap di sana, hatinya gelisah dengan kemaksiatan yang
merajalela di depan matanya,” tuturnya.
“Begitulah
yang terjadi pada keimanan remaja muslim yang hidup dalam lingkungan sekuler.
Awalnya masih bisa bertahan. Kelamaan, akidahnya makin keropos dihantam gaya
hidup hedonis yang menghantam bertubi-tubi keimanannya. Sampai akhirnya
menyerah, dan terjerumus dalam pergaulan bebas,” tambahnya.
Kita
selaku remaja muslim mesti berani katakan tidak pada gaul bebas. Jaga jarak
dengan lawan jenis kecuali dalam interaksi yang diperbolehkan. Bentengi diri
kita dari bisikan setan dan godaan media yang memprovokasi remaja untuk dekat
dengan lawan jenis. Dan jangan sampai lupa, tetap kenali Islam lebih dalam. Biar
benteng akidah tak mudah goyah.