humas@unida.ac.id 0251-8240773
Ketauhidan

Kajian Muslimah UNIDA: Batasan Pergaulan Remaja Dalam Islam

Universitas Djuanda (UNIDA) kembali melaksanakan kegiatan rutin Kajian Muslimah yang pada kesempatan kali ini diisi oleh Guru SMK Amaliah, Rismayanti, S.E dengan tema “Batasan Pergaulan Remaja Dalam Islam” pada Jumat, 12 Januari 2024 di Masjid Baitul Hamdi (MBH) UNIDA.

Pergaulan remaja makin mengkhawatirkan. Belakangan, linimasa sosial media ramai oleh pemberitaan ratusan pelajar yang minta dispensasi nikah muda ke departemen agama karena kedapatan hamil di luar nikah.

Menurut Rismayanti, S.E yang mengutip dari detikjatim.com, ratusan pelajar SMP dan SMA di Ponorogo mengajukan permohonan dispensasi menikah dini dengan alasan hamil di luar nikah. Jumlah permohonan yang dikabulkan PA Ponorogo mencapai 176 kasus. Sedangkan sisanya 8 ditolak, 4 dicabut, 2 tidak diterima, dan 1 gugur. Bahkan dari banyak kasus di atas sudah ada yang melahirkan.

“Dari data-data di atas,  tanda bahaya pergaulan remaja harus terus dibunyikan. Kalo perlu kencangkan suaranya, viralkan di sosial media agar masyarakat sadar bahaya yang tengah mengancam generasi remaja saat ini. Karena setiap hari kita disodorkan potret buram gaul bebas remaja yang menghiasi headline media massa. Beritanya berseliweran liar pada linimasa sosial media. Tak terkendali hingga memancing beragam komentar dari netizen yang bikin potret itu makin buram,” pungkasnya.

Sebagaimana diingatkan oleh Imam Ibnul Qayyim, “Tidak diragukan lagi bahwa membiarkan kaum perempuan bergaul bebas dengan kaum laki-laki adalah biang segala bencana dan kerusakan, bahkan ini termasuk penyebab (utama) terjadinya berbagai melapetaka yang merata. Sebagaimana ini juga termasuk penyebab (timbulnya) kerusakan dalam semua perkara yang umum maupun khusus. Pergaulan bebas merupakan sebab berkembangpesatnya perbuatan keji dan zina, yang ini termasuk sebab kebinasan massal (umat manusia) dan wabah penyakit-penyakit menular yang berkepanjangan.”

Rismayanti, S.E menjelaskan bahwasanya hidup dalam lingkungan yang jauh dari nilai-nilai Islam bagi remaja muslim itu sebuah tantangan tersendiri.

“Mari kita lihat, ketika temen-temen sebayanya terbiasa dengan gaul bebas, busana yang mengumbar aurat, hingga berdua-duaan, remaja muslim yang masih komitmen dengan keislamannya mesti bisa menjaga diri. Apabila dia pergi, taruhannya bakal dijauhi. Kalo dia tetap di sana, hatinya gelisah dengan kemaksiatan yang merajalela di depan matanya,” tuturnya.

“Begitulah yang terjadi pada keimanan remaja muslim yang hidup dalam lingkungan sekuler. Awalnya masih bisa bertahan. Kelamaan, akidahnya makin keropos dihantam gaya hidup hedonis yang menghantam bertubi-tubi keimanannya. Sampai akhirnya menyerah, dan terjerumus dalam pergaulan bebas,” tambahnya.

Kita selaku remaja muslim mesti berani katakan tidak pada gaul bebas. Jaga jarak dengan lawan jenis kecuali dalam interaksi yang diperbolehkan. Bentengi diri kita dari bisikan setan dan godaan media yang memprovokasi remaja untuk dekat dengan lawan jenis. Dan jangan sampai lupa, tetap kenali Islam lebih dalam. Biar benteng akidah tak mudah goyah.