Komunikasi: Kunci Kehidupan yang Kerap Kali Jadi Kambing Hitam
Ditulis oleh:
Robby Firliandoko, S.I.Kom., M.Si
(Dosen Sains Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Djuanda)
KO-MU-NI-KA-SI. Apakah itu?
Pertanyaan seperti ini kerap kali muncul dan jadi pembahasan.
Belum lagi, pertanyaan-pertanyaan yang seolah mempertanyakan.
Komunikasi itu belajar apa sih?
Komunikasi itu ilmu apa sih?
Komunikasi lulusnya nanti jadi apa?
Belum lagi, komunikasi terkadang dianggap sederhana atau hanya ilmu remeh-temeh.
"Komunikasi itu mudah, tinggal telepon saja."
"Komunikasi mah gitu aja udah, cukup."
Meskipun demikian, komunikasi kerap kali menjadi kambing hitam bila perseteruan dua sejoli hingga dua negara atau lebih terjadi.
"Ini pasti karena miss komunikasi."
Padahal, komunikasi bukan hanya sekadar berbicara saja, apalagi berbicara di depan umum. Komunikasi telah menjadi proses dan aktivitas untuk membangun kesadaran, menciptakan ketertarikan hingga mengubah perilaku dan kebiasaan.
Dalam rangka Hari Komunikasi Internasional yang selalu dirayakan pada tanggal 17 Mei, mari kita coba bahas lagi sedikit tentang Komunikasi. Jadi apa itu Komunikasi?
Memang, banyak definisi dari para ahli tentang apa itu komunikasi dan yang paling sering dibahas milik Harold D Lasswell yang secara sederhana menjelaskan bahwa komunikasi adalah who, say what, in which channel, to whom, and with what effect.
Bagaimana? Sederhana bukan? Tapi kenapa kerap kali dipersalahkan ya?
Ternyata, komunikasi itu dilakukan oleh dua insan atau lebih dan bisa juga antarorganisasi hingga antarnegara. Tetapi dasarnya tetap manusia yang menjadi sumber maupun komunikan. Dan permasalahannya, jangan pun beda negara dan organisasi, beda orang saja bisa berbeda. Kalau kata pepatah bilang, rambut boleh sama hitam, tapi isi kepala pasti beda.
Budaya, bahasa, pengetahuan, pengalaman, cara berpikir, psikologi dan lain sebagainya lagi menjadi faktor-faktor bagaimana komunikasi bisa diterima atau tidak. Bisa satu frekuensi atau tidak. Sehebat apapun orang, bila ia tidak bisa memahami dan mengenal lawan bicaranya, bisa saja pesan itu tidak sampai, apalagi diterima. Bahkan bisa saja ditolak dan mendapatkan perlawanan, bukan dukungan.
Lalu bagaimana? Selain harus piawai dalam menyampaikan pesan, setiap insan juga sebaiknya bisa mengenal lebih dekat dengan siapa dia berbicara. Sehingga bisa memahami kira-kira pesan apa yang bisa disampaikan, bagaimana menyampaikannya, menggunakan media apa dan kapan waktu yang tepat. Karena beda waktu beda kondisi.
Meskipun kecanggihan teknologi komunikasi sudah berkembang dengan pesat, ternyata kendala-kendala dalam komunikasi bisa saja terjadi. Apalagi kalau kita memahami di dunia teknologi komunikasi sekarang ada beberapa pernyataan untuk seolah menghindari komunikasi dengan menyampaikan, "maaf pesannya tenggelam."
Dan rupanya, kecanggihan teknologi komunikasi juga tidak selama berdampak positif, justru malah bisa dibuat untuk menyebarkan berita palsu hingga mengujar kebencian. Padahal, berkomunikasi di dunia media sosial juga memiliki peraturan yang ketat sehingga setiap insan juga sebaiknya berhati-hati.
Belum lagi, teknologi komunikasi juga memiliki stiga mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat. Jadi, bagaimana? Sudahkah kita berkomunikasi dengan baik? Dan apakah kita masih mengambinghitamkan komunikasi? Semoga, kita tetap bisa berkomunikasi dengan baik bersama orang terkasih dan tetap menjaga hubungan baik dengan kolega-kolega kita.
Salam Komunikasi,
Selamat Hari Komunikasi Internasional.