humas@unida.ac.id 0251-8240773
Ketauhidan

Memahami Adanya Beda Hari Antara Lebaran di Arab Saudi dan di Indonesia

Disampaikan pada Kajian Majelis Tasbih

 oleh Dr. Ir. Setyono, M.Si (Dosen Fakultas Pertanian)

Latar Belakang

Pada idul adha tahun ini ada perbedaan hari antara di Indonesia dengan di Arab Saudi. Di Indonesia tanggal 10 Dzulhijah 1443 H jatuh pada hari Minggu 10 Juli 2022, sedangkan di Arab Saudi tanggal 10 Dzulhijah 1443 H jatuh pada hari Sabtu, 9 Juli 2022. Sebenarnya perbedaan itu terjadi pada saat penentuan awal bulan Dzulhijah. Pemerintah Indonesia sudah melakukan perhitungan dan  secara detail dan teliti, namun hasilnya memang berbeda.

Pada tiga hari sebelum lebaran haji, saya mendatangi ruang kerja Bu Arifah dan Pak Dede Kardaya dan menanyakan ikut shalat iedul adha hari apa? Pak Dede menjawab, karena ini lebaran haji dan haji itu di Arab maka saya ikut pemerintah Arab Saudi, yaitu shalat iedul adha hari Sabtu. Bu Arifah menjawab sesuai dengan keputusan Muhammadiyah saya ikut shalat iedul adha hari Sabtu.

Mereka sempat bertanya, “Kenapa ya, keputusan pemerintah Indonesia kok berbeda?” Saya menjawab, “Tetapi sebenarnya baik Indonesia maupun Arab Saudi melaksanakan shalat iedul adha sama-sama pada tanggal 10 Dzulhijah 1443 H, harinya saja yang berbeda”. Mereka berkata lagi, “Indonesia kan posisinya lebih timur, waktu terbit matahari saja 10 jam lebih dulu dari Arab, mestinya masuk 1 Dzhulhijah juga lebih dulu”. Dalam hati saya berkata, “Rasanya ada celah yang dapat dijelaskan secara Matematika, mengapa ini dapat terjadi.”

Saya lalu meninggalkan ruang mereka sambil berpikir, menuju ruang kerja saya, corat-coret sejenak, lalu mendiskusikan hasil coretan saya dengan Pak Mulyana. Pak Mulyana memahami coretan saya dan membenarkan bahwa meskipun waktu Indonesia lebih dulu dibanding Arab Saudi, bisa saja awal bulan terlihat lebih dulu di Arab Saudi sehingga 10 Dzulhijah di Indonesia pada hari berbeda dengan Arab Saudi.

Tidak lama kemudian Pak Yudi Wahyudin datang dan bertanya, “Cak, shalat iedul adha hari apa?” Saya jawab, “Saya ikut keputusan Arab Saudi sehingga melaksanakan shalat iedul adha hari Minggu.” Pak Yudi tercengang. Kalau yang bicara bukan saya mungkin beliau langsung menyimpulkan ngacau ini, tetapi berhubung saya yang bicara, beliau lanjut bertanya, “Bagaimana penjelasannya?” Saya coba menyampaikan hasil diskusi saya dengan Pak Mulyana, lalu beliau berkata, “Wah, ilmu baru ini.”

Peredaran

Sebuah sepeda roda dua ketika diam akan roboh kalau tidak pakai standar (jagrak). Dengan roda dua tidak cukup untuk berdiri tegak. Suatu benda agar dapat berdiri tegak minimal harus memiliki 3 kaki (roda). Ketika sepeda dijalankan sepeda tersebut dapat tegak meskipun tetap dengan 2 roda. Pergerakan dapat mendorong ke arah keseimbangan. Bumi, bulan, dan matahari juga memiliki pergerakan yang membuat kedudukannya seimbang.

Dalam Al Quran Surat Ibrahim ayat 33 disebutkan bahwa:

33. Dan Dia telah menundukkan bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.

Pergerakan terdiri atas 2 jenis, yaitu berputar pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi benda lain (revolusi). Rotasi bumi pada porosnya berlangsung selama 24 jam (sehari) per satu putaran. Dengan keliling bumi sebesar 40.000 km maka kecepatan rotasi di permukaan bumi sebesar 1666.667 km/jam. Revolusi bulan mengelilingi bumi selama 29.5 hari per satu putaran. Oleh sebab itu pada kalender berbasis bulan (qomariah) satu bulan berkisar antara 29 hingga 30 hari. Kalender berbasis bulan antara lain tahun hijriah dan tahun Jawa. Sementara itu satu kali revolusi bumi mengelilingi matahari membutuhkan waktu sekitar 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik atau satu tahun. Kalender masehi berbasis matahari (syamsiah) sehingga satu tahun dibuat 365 hari kecuali tahun kabisat selama 366 hari. Banyaknya hari per bulan pada kalender masehi dibuat tetap, kecuali bulan Februari.

Ibadah dan Peredaran

Ibadah dalam rukun Islam ada yang terkait dengan waktu peredaran alam, ada yang tidak. Waktu membaca syahadat (rukun Islam pertama) tidak terkait pada waktu peredaran bumi, bulan, atau matahari, melainkan hanya terkait pada waktu seseorang bertekad menjadi muslim. Ibadah shalat dipengaruhi rotasi bumi pada porosnya. Karena hanya satu faktor yang mempengaruhi, tidak pernah terjadi keanehan waktu, wilayah yang lebih timur shalat dzhuhurnya pasti lebih dulu dibandingkan wilayah yang lebih barat. Ibadah zakat lebih banyak dipengaruhi faktor kepemilikan dibandingkan faktor waktu. Kalaupun ada faktor waktu yang mempengaruhi, rentangnya cukup lebar sehingga hampir tidak terkait langsung dengan peredaran bumi dan bulan. Zakat fitrah misalnya, rentang membayarnya melalui Pak RT atau panitia DKM biasanya sejak puasa hari ke-21 hingga menjelang takbiran. Ibadah puasa dipengaruhi oleh peredaran bumi dan bulan. Awal puasa Ramadhan, misalnya, dipengaruhi oleh rotasi bumi pada porosnya dan revolusi bulan mengelilingi bumi. Sementara itu awal dan akhir imsak (menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa) hanya dipengaruhi oleh rotasi bumi pada porosnya. Ibadah haji dipengaruhi oleh revolusi bulan mengelilingi bumi. Sebenarnya ibadah haji juga dipengaruhi oleh rotasi bumi pada porosnya, namun karena pelaksanaannya terlokalisasi di Mekah maka tidak ada perbedaan waktu pelaksanaannya.

Urutan Nilai pada Garis Bilangan dan pada Jam

Pada garis yang melingkar seperti pada jam tersebut jam 1 dapat dikatakan lebih dulu 3 jam dibandingkan jam 4, tetapi dapat juga dipandang bahwa jam 4 lebih dulu 9 jam dibandingkan jam 1. Agar dapat menentukan koordinat suatu tempat di belahan bumi, pada bola dunia tersebut dibuat garis lintang dan garis bujur. Garis bujur atau longitude adalah sebuah garis khayal yang menghubungkan bumi dari kutub utara hingga selatan. Garis yang sesuai dengan bentuk bumi ini memiliki besaran 360°. Garis bujur terdiri atas bujur barat dan bujur timur. Garis bujur barat terletak di sebelah barat Greenwich dan garis bujur timur terletak di sebelah timur Greenwich. Sementara itu, garis lintang atau latitude merupakan garis khayal yang melingkari bumi dan ditarik dari barat hingga timur. Garis ini umumnya digunakan untuk menentukan lokasi di bumi terhadap garis khatulistiwa. Garis lintang terbagi menjadi dua, yakni garis lintang utara dan garis lintang selatan. Garis lintang utara (LU) berada di sebelah utara khatulistiwa, sedangkan garis lintang selatan (LS) terletak di sebelah selatan khatulistiwa. Garis lintang memiliki kisaran nilai 0° hingga 90°, dengan catatan garis lintang 0° tepat di khatulistiwa. Berdasarkan koordinat pada garis lintang dan garis bujur dapat ditentukan posisi tempat di bumi. Selain mampu menentukan suatu lokasi, garis lintang dan bujur juga memiliki fungsi lain. Garis bujur berfungsi untuk menentukan pembagian zona waktu, mulai dari tanggal hingga jam di belahan bumi. Lalu, garis lintang memiliki fungsi yang berhubungan dengan zona iklim di bumi. Sebagai contoh daerah iklim tropis itu terletak antara balik utara (23.5 LU) hingga balik selatan (23.5 LS). 

Bumi berputar pada porosnya membentang dari utara hingga selatan. Matahari secara umum lurus pada khatulistiwa. Dengan berputar pada porosnya maka seolah matahari terbit dari timur ke barat, dengan demikian misalnya saat ini di Indonesia timur matahari terbit, di Indonesia tengah masih gelap, satu jam lagi di Indonesia tengah matahari terbit di Indonesia barat masih gelap, dan seterusnya. Dengan cara ini waktu shalat di bumi sebelah timur selalu lebih dulu dibandingkan di wilayah barat.

Revolusi bumi mengelilingi matahari tidak selalu lurus di garis khatulistiwa, melainkan bergeser dari balik selatan hingga balik utara, dengan rincian:

Tanggal 22 Desember di balik selatan, lalu beranjak ke utara

Tanggal 21 Maret di khatulistiwa, lalu beranjak ke utara

Tanggal 21 Juni di balik utara, lalu beranjak ke selatan

Tanggal 23 September di khatulistiwa, lalu beranjak ke selatan

Dari posisi itu dapat dijelaskan mengapa pada musim kemarau (periode Maret-September) angin bertiup dari selatan ke utara, sedangkan pada musim hujan (periode September-Maret) angin bertiup dari utara ke selatan.

Pergantian Bulan

Pergeseran waktu dari detik, menit, jam, dan hari tergantung pada rotasi bumi pada porosnya, sedangkan pergantian bulan tidak hanya dipengaruhi oleh rotasi bumi pada porosnya, melainkan juga revolusi bulan mengelilingi bumi. Pergantian hari menurut kalender masehi (syamsiah) dipatok diawali jam 12 malam (jam 00) tanpa dipengaruhi jam berapapun terbitnya matahari. Pergantian hari pada kalender hijriah (qomariah) dimulai sejak matahari terbenam atau sejak malam tiba di waktu maghrib. 

Banyaknya hari per bulan pada kalender masehi sudah dipatok sejak awal bahwa Januari, Maret, Mei, Juli, Agustus, Oktober, dan Desember 31 hari, kemudian April, Juni, September, dan November 30 hari, sedangkan Februari 28 atau 29 hari. Pergantian bulan pada kalender hijriah dipengaruhi oleh rotasi bumi pada porosnya dan revolusi bulan mengelilingi bumi. Akibat adanya revolusi bulan mengelilingi bumi, maka posisi bulan, bumi, dan matahari tidak selalu tetap, sehingga pada awal bulan terlihat bulannya kecil, lalu hari kedua besar, hingga hari ke 14 atau 15 bulannya bulat sempurna, kemudian pada hari berikutnya mengecil lagi. Mulai terlihatnya bulan baru atau bulan sabit pertama (disebut hilal) setelah ijtima merupakan awal bulan hijriah. Ijtima adalah kondisi ketika posisi bumi dan bulan berada di bujur yang sama jika diamati dari bumi sesaat setelah matahari terbenam. 

Menentukan awal bulan dapat melalui perhitungan (hisab), dapat pula melalui pengamatan (rukyat). Awal bulan menurut definisi adalah melalui rukyat. Kata-kata terlihat hilal berarti perlu pengamatan tidak hanya perhitungan.Seiring dengan perkembangan teknologi, pengamatan tidak hanya menggunakan mata telanjang tetapi dapat menggunakan alat. Penggunaan hisab saja punya kelemahan yaitu alam itu memiliki keragaman, sehingga kalau menurut perhitungan sudah ada sedikit belum tentu secara empirik terlihat. Penggunaan pengamatan saja punya kelemahan yaitu cuaca tidak selamanya mendukung dapat dilakukannya pengamatan.

Mungkinkan Arab Lebaran Lebih Dulu Dibanding Indonesia?

Perbedaan pendekatan hisab dan rukyat tidak dibahas di sini. Pada bahasan ini diasumsikan terlihat tidaknya hilal dilakukan secara tepat menggunakan metode yang sama. Terbitnya matahari  selalu terlihat lebih dulu di wilayah yang lebih timur, karena hanya terpengaruh faktor rotasi bumi pada porosnya. Awal bulan selain dipengaruhi oleh rotasi bumi pada porosnya juga dipengaruhi oleh revolusi bulan mengelilingi bumi. Terlihatnya hilal pertama kali tidak selalu terjadi di wilayah yang lebih timur. Prinsipnya adalah jika pada malam ini hilal terlihat pertama kali di wilayah A, maka hilal pasti terlihat pula di wilayah yang lebih barat dari A, sedangkan di wilayah yang lebih timur dari A belum terlihat karena jika terlihat di wilayah yang lebih timur dari A berarti pertama kali hilal terlihat bukan di wilayah A melainkan di wilayah yang lebih timur dari A tadi.

Jika kita melakukan perjalanan dari Indonesia ke arah barat menggunakan kendaraan super canggih, kita akan melewati Arab. Lalu kalau diteruskan perjalanannya ke barat akan melalui wilayah yang menurut perjanjian terletak paling barat, kemudian melalui garis bujur pergantian hari, lalu setelah tempat itu terlewati akan berada pada tempat yang menurut perjanjian adalah paling timur, dan jika diteruskan lagi akan sampai di Indonesia Kembali.

Misalkan hilal pertama kali terlihat di sebelah timur Indonesia, maka hilal akan terlihat di Indonesia kemudian juga terlihat di Arab Saudi masih pada hari yang sama. Sebaliknya jika hilal mulai terlihat di sebelah barat Indonesia, maka hilal akan terlihat di Arab Saudi pada hari yang sama, kemudian hilal terlihat di garis bujur tempat pergantian hari, dan akhirnya terlihat juga di Indonesia pada hari berikutnya. Atas dasar itu 1 Dzulhijah di Indonesia dan di Arab bisa terjadi pada hari yang sama bisa terjadi pada hari yang berbeda. Oleh sebab itu ketika pemerintah Indonesia menetapkan 10 Dzulhijah hari Minggu, sedangkan pemerintah arab Saudi menetapkan 10 Dzulhijah pada hari Sabtu, kemudian kita ikut shalat iedul adha hari Sabtu, maka pada prinsipnya bukan mengikuti Arab melainkan mendahului Arab.

Kesimpulan

  1. Waktu ibadah shalat dipengaruhi oleh rotasi bumi pada porosnya
  2. Waktu ibadah shalat ied dipengaruhi oleh rotasi bumi pada porosnya dan revolusi bulan mengelilingi bumi
  3. Jika hilal pertama kali terlihat di sebelah timur Indonesia maka tanggal 1 di Indonesia dan di Arab Saudi terjadi pada hari yang sama
  4. Jika hilal pertama kali terlihat di sebelah barat Indonesia maka tanggal 1 di Indonesia terjadi pada hari berikutnya dibandingka tanggal 1 di Arab Saudi