humas@unida.ac.id 0251-8240773
Informasi

Promoting Multilingual Education: Literacy for Mutual Understanding and Peace (Hari Literasi Internasional

Ditulis oleh: Ruhimat, S.Sos., M.I.Kom (Kepala Biro Perpustakaan UNIDA/Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIDA)

UNESCO, "Organisasi Pendidikan, Sains, dan Budaya Perserikatan Bangsa-Bangsa," mengatakan bahwa literasi ialah seperangkat kemampuan nyata, terutama kemampuan membaca dan menulis, terlepas dari situasi di mana kemampuan itu diperoleh dan siapa yang memperolehnya, 8 September adalah Hari Literasi Internasional Ini adalah peringatan untuk mengingatkan para pembuat kebijakan, praktisi, dan komunitas tentang pentingnya literasi untuk membangun masyarakat yang lebih terpelajar, adil, damai, dan berkelanjutan. Peringatan Literasi internasional tahun ini mengambil tema "Promoting Multilingual Education: Literacy for Mutual Understanding and Peace, (Mempromosikan Pendidikan Multi Bahasa : Literasi untuk Saling Pengertian dan Perdamaian).

Salah satu Hak asasi manusia yang paling penting bagi setiap orang adalah akses ke literasi. Literasi berfungsi sebagai landasan bagi masyarakat untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan, nilai, sikap, dan perilaku yang lebih luas untuk membangun budaya perdamaian yang berkelanjutan yang didasarkan pada penghormatan terhadap kesetaraan, nondiskriminasi, keadilan, solidaritas, keberagaman, dan toleransi. Selain itu, budaya ini membantu membangun hubungan yang harmonis dengan diri sendiri, orang lain, dan Bumi.

Hari Literasi Internasional tahun ini membahas masalah literasi dalam konteks multibahasa untuk mencapai perdamaian abadi dan solusi untuk kebijakan dan sistem pembelajaran seumur hidup. Hari Literasi Internasional tahun ini dirayakan secara nasional, regional, lokal, dan global secara langsung maupun online, Indonesia mendapat skor 359 dari Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) tahun 2022 dan berada di peringkat 71 dari 81 negara, menunjukkan bahwa masih ada PR besar untuk meningkatkan literasi.

Sejarah singkat Literasi Internasional

UNESCO menyatakan bahwa sekitar 774 juta orang dewasa tidak melek huruf yang memadai, satu dari lima orang dewasa masih belum melek huruf, dan dua pertiga dari mereka adalah perempuan. Sekitar 75 juta anak tidak pergi ke sekolah, dan lebih banyak lagi putus sekolah atau tidak pergi ke sekolah secara teratur. Namun, karena hampir empat miliar orang di seluruh dunia melek huruf, literasi juga merupakan alasan untuk dirayakan pada hari itu.

Pada tahun 1966, UNESCO memimpin dan mendeklarasikan 8 September sebagai Hari Literasi Internasional, juga dikenal sebagai Hari Aksara Internasional. Tujuannya adalah untuk mengingatkan betapa pentingnya literasi bagi setiap orang, komunitas, dan masyarakat, dan betapa pentingnya melakukan upaya keras untuk membuat masyarakat yang bisa dan senang membaca.

Hari Literasi Internasional diperingati untuk mengingatkan semua orang tentang pentingnya literasi sebagai hak asasi manusia dan martabat manusia. Mereka juga berusaha untuk membangun agenda literasi untuk membuat masyarakat lebih terpelajar dan lebih cerdas secara berkelanjutan.

Hari Literasi Internasional adalah kesempatan untuk mengingat pentingnya literasi bagi setiap orang dan bagaimana literasi dapat membantu pendidikan.