humas@unida.ac.id 0251-8240773
Ketauhidan

Kajian Muslimah UNIDA: Menjadi Muslimah Pembangun Peradaban

Universitas Djuanda (UNIDA) kembali gelar kegiatan rutin Kajian Muslimah yang pada kesempatan kali ini diisi oleh Dosen Fakultas Hukum (FH) UNIDA, Dr. Hj. Endeh Suhartini, S.H., M.H dengan tema “Menjadi Muslimah Pembangun Peradaban” di Masjid Baitul Hamdi (MBH) UNIDA pada Jumat, 11 Oktober 2024.

Dr. Hj. Endeh Suhartini, S.H., M.H dalam pemaparannya menyampaikan bahwa seorang Muslimah diharapkan dapat berkontribusi dalam membangun peradaban yang merupakan peran yang sangat mulia dan strategis dalam Islam.  Peradaban yang dimaksud tidak hanya mencakup pembangunan fisik, tetapi juga mencakup aspek idiologi,politik, ekonomi sosial budaya,spiritual, intelektual hingga moral.

Peradaban adalah hasil dari kompleksitas interaksi antar manusia, lingkungan nilai-nilai budaya dan zaman yang membentuk pola kehidupan sebuah masyarakat. Ketika berbicara ilmu maka harus juga memiliki adab dan akhlak mulia. Pepatah Arab mengatakan bahwasanya adab lebih tinggi dari ilmu, karena adab adalah salah satu perkara yang diperhatikan dalam Islam, adab akan menentukan kebahagiaan yang hakiki di dunia maupun di akhirat. Jika seseorang memilki ilmu tetapi tidak memiliki adab artinya ilmu tidak ada gunanya jika tidak memiliki adab yang baik.

Adab sangat berkaitan dengan pendidikan, pendidikan merupakan elemen penting dalam membangun peradaban. Muslimah memiliki peran utama dalam mendidik generasi penerus. Sebagai ibu, Muslimah memiliki kesempatan emas untuk mendidik anak-anaknya, menanamkan nilai-nilai Islam dan memberikan bekal ilmu yang baik. Dalam Islam, peran ibu sangat ditekankan. Selain itu, Muslimah yang terdidik juga mampu berkontribusi langsung dalam bidang pendidikan formal, mengajar, dan menyebarkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat luas saat ini banyak juga yang ke terjun politik.

Sejarah mencatat banyak Muslimah yang berperan penting dalam membangun masyarakat, seperti Khadijah binti Khuwailid yang sukses dalam bisnis dan mendukung dakwah Rasulullah saw serta Aisyah binti Abu Bakar yang dikenal sebagai perawi hadis dan sumber ilmu. Muslimah dapat terlibat dalam berbagai aktivitas sosial yang membawa manfaat bagi komunitas, baik melalui kegiatan filantropi, kesehatan, atau ekonomi.

Dalam membangun peradaban, seorang Muslimah harus terus mengembangkan diri, baik secara spiritual maupun intelektual. Dalam Islam, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, seorang Muslimah harus aktif mencari ilmu, baik dalam hal agama maupun pengetahuan umum, agar dapat berkontribusi lebih maksimal dalam masyarakat.

Islam tidak membatasi Muslimah dalam penguasaan ilmu pengetahuan. Bahkan, dalam sejarah Islam, ada banyak ilmuwan Muslimah yang berkontribusi di berbagai bidang ilmu seperti kedokteran, matematika, dan sastra.

Kekuatan utama seorang Muslimah dalam membangun peradaban terletak pada akhlak mulia yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak yang baik menjadi cerminan ajaran Islam dan menjadi contoh bagi orang lain. Seorang Muslimah yang menjalankan akhlak yang baik mampu menjadi teladan dan membawa perubahan positif di lingkungannya.

Wanita disamping perannya dalam keluarga, ia juga bisa mempunyai peran lainnya di dalam masyarakat dan Negara. Wanita itu adalah tiang negara. Jika wanita itu kuat, maka negaranya akan kuat. Itu artinya peran wanita sangat strategis dan dominan sekali dalam masyarakat dan negara.

“Selain hal-hal tersebut, dalam ajaran Islam juga telah menetapkan, bahwa kedudukan utama wanita adalah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Karena itu, syariat Islam telah menetapkan sejumlah hukum yang berkaitan khusus dengan fitrah kewanitaannya, seperti kehamilan, kelahiran, pemeliharaan bayi, penyusuan, dan iddah. Syariat Islam juga telah memberikan tanggung jawab kepada wanita terhadap anaknya sejak dini, dimulai dari masa kehamilan, kelahiran, pengasuhan hingga masa penyusuan. Aktivitas ini dapat dikatakan sebagai aktivitas wanita yang paling utama dan mulia, dalam kapasitas kewanitaannya,” ungkapnya.