humas@unida.ac.id 0251-8240773
Ketauhidan

Majelis Tasbih UNIDA: Implementasi Karakter Manusia Berdasarkan Karakter dalam Al-Quran

Badan Pengkajian dan Penerapan Tauhid (BPPT) Universitas Djuanda (UNIDA) kembali selenggarakan kegiatan rutin mingguan Majelis Tasbih pada Jumat, 11 Oktober 2024 di Majelis Baitul Hamdi (MBH) UNIDA. Kegiatan Majelis Tasbih kali ini diisi oleh Rektor UNIDA, Assoc. Prof. Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, S.Pd.I., M.Pd.I yang menyampaikan materi berjudul "Implementasi Karakter Manusia Berdasarkan Kisah dalam Al-Quran".

Assoc. Prof. Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, S.Pd.I., M.Pd.I dalam paparannya menyampaikan bahwa banyaknya kisah-kisah dalam Al-Quran dan biografi tokoh yang dibukukan, menunjukan betapa pentingnya mengingat sejarah yang terjadi di masa lalu. Ayat Al-Quran sendiri banyak mengisahkan kejadian-kejadian yang telah lalu agar dapat menjadi pelajaran bagi umar berikutnya. Bahkan Allah SWT sendiri bersumpah di dalam surat Al-Ashr dengan kata “demi masa”. Menandakan bahwa begitu pentingnya waktu sekarang untuk menjadi pelajaran di masa yang akan datang.

Jika kita lihat secara keseluruhan, kisah dalam Al-Quran dapat kita kelompokan ke dalam beberapa kategori. Ketegori ini menyangkut kejadian yang telah terjadi di masa lalu bukan kejadian yang akan datang seperti kisah para Nabi terdahulu, kisah orang pilihan bukan Nabi, kisah yang terjadi pada masa Rasulullah dan kisah para pembangkang.

Seperti halnya kisah Mariam yang merupakan wanita suci yang tidak pernah disentuh lelaki lalu hamil yang kemudian melahirkan Nabi Isa AS namun jangan berharap kejadian itu akan terjadi pada masa kini. Kalau ada saat ini, dijamin itu bukan seperti Mariam yang dimana dalam kisah tersebut yang Allah tonjolkan tokohnya, tidak banyak diceritakan bagaimana karakter Mariam dan yang diketahui Ia merupakan tokoh yang sholehah.

“Tetapi lain halnya cerita Nabi Musa, Nabi Ayyub, Nabi Yusuf, Nabi Ibrahim hingga Nabi Yunus. Dalam kisah-kisah tersebut diceritakan adalah kesulitannya. Seperti kisah Nabi Yunus yang kesulitan karena dimakan ikan paus. Nah dalam kondisi ini Nabi Yunus tentunya merasakan kesulitan, putus asa, hingga sulit mencari solusi dan itu semua bisa dialami oleh kita yang ada pada masa sekarang seperti ketakutan, putus asa, semua jalan seakan-akan buntu. Kemudian dalam kisahnya Nabi Yunus meminta pertolongan Allah dan berzikir dalam ikan paus hingga bisa terlepas dari masalah tersebut. Itu merupakan contoh untuk kita semua sebagai manusia dan seringkali terjadi pada saat ini yang dimana kita kerap kali mendapatkan kesulitan, masalah dan lain-lain yang seringkali dianggap sulit untuk mencari solusinya,” ungkapnya.

Pemaparan lebih lanjut mengenai "Implementasi Karakter Manusia Berdasarkan Karakter dalam Al-Quran" yang disampaikan oleh Assoc. Prof. Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, S.Pd.I., M.Pd.I ini dapat disimak kembali secara online melalui tautan berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=TRQCvDboCa0