humas@unida.ac.id 0251-8240773
Riset

Tim Peneliti Katalis UNIDA Gelar FGD Tentang Dampak Pengembangan Desa Wisata Halal Berkelanjutan Terhadap Aspek Sosial Ekonomi

Tim peneliti Kolaborasi Penelitian Strategis (Katalis) Dosen Universitas Djuanda (UNIDA) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Dampak Pengembangan Desa Wisata Benteng Terhadap Aspek Sosial Ekonomi”. Diskusi ini berlangsung di Ruang Smart Class Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNIDA dan dihadiri oleh berbagai narasumber yang memiliki peran penting dalam pengembangan desa wisata.

Penelitian yang dipimpin oleh Prof. Dr. Sri Harini, M.Si, dengan anggota tim Dr. Rita Rahmawati, M.Si dan Endang Silaningsih, SE., MM, bertujuan untuk mengkaji dampak pengembangan Desa Wisata Benteng, Kabupaten Bogor, terhadap aspek sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Penelitian ini merupakan implementasi hibah Katalis yang dibiayai oleh Dirjendikti Kemdikbudristek RI dengan nomor Kontrak 059/E5/PG.02.00/PL.BATCH.2/2024, sebagai bagian dari upaya mengembangkan desa wisata halal berkelanjutan di Indonesia.

Ketua Tim Peneliti, Prof. Dr. Sri Harini, M.Si menuturkan bahwa penelitian yang dilakukan mencakup beberapa aspek penting, termasuk peningkatan pendapatan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pelestarian budaya dan lingkungan, pembangunan infrastruktur, serta pemberdayaan sosial masyarakat.

“Tujuan utama penelitian adalah untuk menganalisis dampak pengembangan pariwisata terhadap perubahan sosial, budaya, lingkungan, dan ekonomi masyarakat Desa Wisata Benteng. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi dasar evaluasi dan pengambilan kebijakan bagi pemerintah daerah, pelaku bisnis, serta komunitas masyarakat, sekaligus menjadi referensi bagi desa wisata lain di Indonesia,” tuturnya.

Prof. Dr. Sri Harini, M.Si kemudian menyampaikan kesimpulan dan rekomenasi dari penelitian yang dilakukan, yakni adanya perubahan signifikan pada aspek sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan sebelum dan sesudah pengembangan desa wisata. Selain itu, pentingnya edukasi bagi masyarakat untuk tetap menjaga budaya lokal bersamaan dengan menerima wisatawan yang juga menjadi sorotan, serta perlunya peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi desa. Aturan keterlibatan masyarakat dalam menjaga lingkungan, terutama terkait polusi udara, air, dan suara, juga perlu ditekankan.

“Penelitian ini diharapkan dapat mendorong Desa Wisata Benteng untuk berkembang lebih maju dengan tetap menjaga prinsip-prinsip keberlanjutan, serta menjadi model bagi desa wisata lainnya di Indonesia,” ungkapnya.

Adapun dalam FGD yang dimoderatori oleh Muhammad irfan S.ST.Par., M.Par ini, berbagai narasumber dihadirkan untuk memberikan perspektif terkait pengembangan desa wisata. Wahyu Syarif Hidayat, Ketua Pengelola Desa Wisata Benteng, menjelaskan strategi yang diterapkan dalam pengembangan desa wisata. Sementara itu, H. Faka Harika, S.AP, Kepala Desa Benteng, memaparkan bagaimana pengembangan desa wisata berdampak langsung pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa.

Perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Dani Ahmad Mubaraok, S.Par, juga hadir untuk membahas dampak pengembangan pariwisata terhadap sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan di wilayah Kabupaten Bogor, termasuk Desa Wisata Benteng. Kemudian, Abas Helmy, Ketua Asosiasi Desa Wisata, menambahkan bahwa pengembangan desa wisata ini turut membawa dampak signifikan bagi para pelaku usaha dan pemangku kepentingan. Ia menekankan pentingnya kerjasama semua pihak dalam menjaga keberlanjutan dan kelestarian desa wisata.

Dari sisi akademisi, Bambang Hengky Ranianto, Ph.D, turut menyampaikan pandangannya mengenai tren penelitian terkait pariwisata dan pengembangan desa wisata. Menurutnya, penting untuk terus mengkaji dampak jangka panjang dari pariwisata terhadap ekonomi, sosial, dan budaya desa, agar pengembangan wisata tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga berkelanjutan.